Happy reading guys...
***
"Tapi, Van-" kata Jason belum selesai tapi Ziovan sudah memutuskan sambungan."Van," Panggil Jason meski sudah terdengar bunyi tut-tut.
"Hallo, Van!" Tapi seolah tak mendengarnya, Jason masih memanggil Ziovan berharap mendapat sahutan dari seberang sana.
"Van!!" Namun tetap saja. Seberapa banyak pun Jason memanggil Ziovan, tidak akan pernah ada jawaban.
"Sial!" Umpat Jason dengan kasar menurunkan ponsel dari telinganya. Menutup wajahnya dengan tangan dan mengusapnya kasar. Jason dibuat khawatir dengan keadaan Ziovan.
Harusnya dia tahu akan seperti ini jadinya. Karena dia tahu Reyna tidak akan melewatkan untuk bisa melihat hamparan bunga kesukaannya dan Ziovan tidak akan mampu menolaknya.
Harusnya Jason lebih berusaha lagi menghentikan Ziovan, saat sahabatnya itu mengungkapkan keinginannya untuk memberikan Reyna mahar berupa taman mawar. Karena dia cukup tahu bagaimana hal itu masih begitu mempengaruhi Ziovan.
Satu hal yang Jason tak pernah habis pikir dari Ziovan adalah kenyataan sahabatnya itu selalu total memberikan apapun yang menjadi keinginan atau kesukaan orang yang ia sayang tanpa perlu pikir panjang. Bagi sahabatnya, kebahagiaan orang yang dia sayang berada di atas yang utama mengalahkan kebahagiaannya sendiri.
'Tidak peduli bagaimana itu berpengaruh padaku, yang terpenting Reyna menyukainya dan bahagia. Aku akan memberikannya.' Kata-kata Ziovan yang digunakan untuk membalas larangannya waktu itu, masih terngiang-ngiang jelas di benaknya.
Meski Jason tak yakin dengan ucapan Ziovan waktu itu tapi akhirnya dia membiarkannya saja, tahu akan pecuma membujuknya jika keputusan Ziovan sudah bulat.
Dan lihat! Apa akibatnya karena tidak mendengar ucapanku? Apa yang akan terjadi padanya di sana, sekarang? Aku tidak bisa memikirkannya.
Dalam kekhawatirannya pada Ziovan, lagi-lagi Jason mengusap wajahnya kasar. Hingga sentuhan tangan seseorang di pundaknya membuatnya menoleh dan menemukan Sandra. "Apa yang terjadi?"
Tadi Sandra sibuk melihat-lihat gaun di toko setelah Jason kabur dari serangannya karena telah mengatakan hal-hal yang tidak pantas di tempat umum.
Setelah lama Jason tak juga kembali, Sandra putuskan mencarinya dan menemukan pria itu di depan toko sedang mengusap wajahnya kasar.
Terlihat kekhawatiran, kebingungan serta frustrasi di wajah Jason. Itu membuat Sandra khawatir apalagi itu terjadi setelah Jason selesai bicara dengan Ziovan. Tanpa pikir panjang, dia bergegas menghampiri Jason dan menanyakan apa yang terjadi.
"Sepertinya kita yang harus menyusul mereka ke taman, San," kata Jason dengan kegusaran di wajahnya.
"Taman? Kenapa ke taman? Dan ada apa dengan mereka? Kenapa kau terlihat gusar dan khawatir seperti ini?"
"San, please! Ayo kita pergi ke sana sekarang!" Jason mengabaikan pertanyaan Sandra dan meraih tangan wanita itu untuk secepatnya pergi.
Tapi Sandra bergeming dan menahan tangan Jason yang menariknya hingga pria itu menoleh. "San, ayolah! Aku khawatir dengan keadaan Ziovan."
"Ada apa dengannya?" sergah Sandra ikut khawatir.
"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya sekarang," kata Jason dan akan berbalik pergi.
"Jas, ada apa dengan Ziovan?" tuntut Sandra dengan menghadang langkah Jason. "Jangan membuatku menjadi panik sepertimu tanpa tahu apa yang sedang terjadi!" Lanjut Sandra saat Jason tak juga menjawab dan hanya melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...