Berharap kalian menyukainya..
Happy reading guys...***
Bersandar di pundak Ziovan yang mengelus rambutnya membuat Reyna akhirnya memejamkan mata akibat kenyamanan yang ditimbulkan."Rey... kau kenapa sayang?" Tiba-tiba suara Sofia menyadarkan mereka.
Reyna mambuka matanya dan mengikuti arah pandang Ziovan, mendapati Sofia berdiri bersama Melly dengan kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah mereka.
"Kau baik-baik saja kan, sayang?" Kini giliran Melly yang bertanya.
Mengangkat kepalanya dari pundak Ziovan, Reyna dibuat bingung dengan yang dibicarakan kedua mommy-nya. Dia lantas melihat Ziovan, pria itu juga menunjukkan ketidaktahuannya akan hal ini.
"Aku baik-baik saja, mom. Memangnya apa yang terjadi?" Reyna melihat Sofia dan Melly bergantian.
Kelegaan terlihat jelas di wajah Sofia dan Melly mendengar itu. "Tidak ada. Hanya saja saat melihatmu bersandar pada Ziovan tadi, kami jadi berpikir jika kau sedang kurang sehat. Benar kan, Mel?"
"Ya, apalagi kalian duduk di sini saat yang lain masih sibuk berdansa. Kau benar baik-baik saja kan, sayang?" kata Melly menambahkan.
"Ya, mom. Tadi aku hanya sedikit lelah, itu saja."
"Oh yaudah kalo gitu, kami akan pergi menyapa para tamu lagi. Ayo, Mel!" kata Sofia.
"Jaga Rey baik-baik, Van!" Titah Melly sebelum pergi bersama Sofia.
"Pasti, mom," balas Ziovan.
"Huhhh... para orang tua itu, ganggu," kata Ziovan setelah kepergiaan Melly dan Sofia.
"Zio... kau tidak boleh begitu, mereka hanya khawatir tadi," tegur Reyna.
"Iya deh, iya. Yaudah, sini lagi gih!" Ziovan menepuk pelan pundaknya, menyuruh Reyna untuk bersandar lagi.
"Enggak ah, nanti kayak tadi lagi."
"Tuh kan! Beneran ganggu jadinya." Kesal Ziovan yang malah membuat Reyna terkikik geli melihat sikap Ziovan yang begitu kekanak-kanakkan itu.
Reyna dibuat memekik kaget saat Ziovan menariknya dan membawanya bersandar di pundaknya. "Apa yang kau lakukan? Bukankah tadi sudah ku bilang tidak?"
"Kenapa? Itu bukan masalah. Apa kau lupa jika sebelumnya aku bisa membuatmu bersandar padaku meski kau tidak ingin? Jadi kenapa sekarang tidak?"
"Tapi bagaimana jika ada yang kamu sebut 'pengganggu' itu, datang lagi nanti? Orang lain mungkin?"
"Sebelum mereka mengganggu kita, akan kuusir mereka."
"Benarkah?" tanya Reyna sambil mendongak menatap Ziovan.
"Tentu saja. Kau tidak percaya padaku?"
Reyna baru akan menjawab tapi urung karena suara Laura yang memanggilnya. "Aunty...."
Seketika Ziovan dan Reyna melihat ke sumber suara dan menemukan Laura sedang berlari menghampiri mereka, di belakangnya Daniel dan Lana berjalan santai. Refleks Ziovan melepaskan rangkulannya pada Reyna, bahkan sedikit bergeser agar terdapat jarak di antara mereka hingga Reyna langsung melihat Ziovan dan lagi-lagi dibuat terkikik geli karena sikap pria itu.
"Apa ini? Katanya tadi mau diusir?" Goda Reyna masih dengan nada geli.
Lucu memang, tadi Ziovan bilang akan mengusir siapapun yang akan mengganggu mereka. Tapi kenyataannya, malah pria itu yang langsung menjauhkan diri darinya.
Memasang wajah kesal sekaligus kecewa, Ziovan baru akan mengatakan sesuatu tapi urung karena Laura sudah sampai di hadapan mereka.
"Aunty kenapa?" tanya Laura saat melihat Reyna masih berusaha menahan rasa gelinya. Reyna lantas beralih pada gadis kecil itu, mengangkat dan membawanya duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...