Chapter 102 - Excessive

2.2K 104 108
                                    

Author mau berterima kasih untuk kritikan, saran dan masukan pada chap sebelumnya. Itu membangun banget dan bikin author tahu kesalahan yang harus diperbaiki.

Dan yang udah memberikan tanggapan dengan nulis kesannya setelah baca cerita ini juga makasih banget, karena dengan itu kalian bikin cerita ini serasa hidup...

Berharap kalian selalu meninggalkan jejak! Entah itu kesan, kritik, saran dan masukan apapun itu.

Akhir kata,
Happy reading guys...

***
Dengan langkah cepat terkesan buru-buru, Ziovan menaiki undakan tangga bahkan beberapa kali melangkahi 2 undakan sekaligus karena khawatir.

Di belakang Ziovan, Jason berusaha menyusul sahabatnya itu. Tapi masih tertinggal cukup jauh dikarenakan pergerakan Ziovan yang terlampau cepat.

Sampai di lantai atas, Ziovan berlari menuju kamarnya. "Ada apa?" tanya Ziovan di sela-sela napasnya yang memburu dengan satu tangan menyanggah tubuhnya di sisi ambang pintu.

Ziovan tak mempedulikan napasnya yang sempat ngos-ngosan juga kakinya yang serasa mau copot karena berlari ke sini. Perhatiannya hanya tertuju pada Reyna yang duduk di tempat tidur dengan tertunduk sambil menyanggah kepalanya.

Tanpa pikir panjang, Ziovan langsung menghampiri istrinya dan berjongkok di depannya agar bisa melihat wajah Reyna.

"Rey, ada apa?" tanya Ziovan dengan kekhawatiran di wajahnya.

Tapi Reyna tak menjawab bahkan hanya mengangkat pandangannya saja pun tidak.

"Kau tidak mencoba gaun-gaunnya, Rey?" Suara Jason membuat Ziovan beralih pada Jason yang berdiri di ambang pintu lalu kembali pada Reyna.

Ziovan baru sadar Reyna memang tidak mencoba gaun-gaunnya bahkan gadis itu sudah tidak mengenakan gaun biru lagi.

"Dia nggak mau, Jas," jawab Sandra mewakili Reyna.

"Kenapa?" Kejar Jason.

"Entahlah, dia hanya bilang nggak mau."

"Apa tidak ada yang kau suka dari gaun-gaun itu, Rey?" tanya Ziovan dan akhirnya gadis itu mengangkat pandangan.

"Ya, aku tidak suka semuanya. Tapi bukan karena gaun-gaun itu tapi karena kakak," jawab Reyna dengan nada kesal melihat Ziovan dan beralih pada Jason.

"Loh, kok kakak sih, Rey?" kata Jason heran sekaligus terkejut. "Memangnya apa yang sudah kakak lakukan?"

"Apa yang sudah kakak lakukan?" Ulang Reyna dan mendegus sinis. "Kakak beli semua gaun itu untuk apa?"

"Memangnya adikmu ini akan menikah setiap harinya hingga butuh gaun pengantin sebanyak itu?" Seloroh Reyna kesal saat mengingat berapa gaun yang ada dalam beberapa paper bag tadi. Lebih dari lima dan itu semua gaun pengantin dari warna putih sampai ivory.

"Ya, nggaklah," bantah Jason langsung.

"Terus apa gunanya beli gaun sebanyak itu?" sergah Reyna.

Sampai beberapa lama, Jason tak bisa menjawab adiknya. Karena satu-satunya alasannya membeli gaun-gaun itu hanya untuk membalas Ziovan.

"Kakak tidak bisa jawab kan?"

"Jadi sekarang, kembali kan semua gaun itu!" tegas Reyna. "Jika tidak, aku akan sangat marah pada kakak." Lanjut Reyna lalu membuang muka sambil melipat tangannya.

"Mana bisa, Rey? Kau tahu kan kakak sudah membelinya? Jadi mana bisa dikembali kan," sanggah Jason menghampiri Reyna.

Ziovan lantas beranjak berdiri, memberikan ruang untuk Jason.

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang