Happy reading guys....
***
Sekarang Ziovan bisa tidur dengan tenang. Meskipun tadi dia tidak bisa melihat wajah Reyna, tapi setidaknya rasa rindunya pada gadisnya itu bisa sedikit terobati.Jika dipikirkan, dia memang lelah setelah seharian sibuk di kantor dan langsung ke rumah gadisnya itu.
Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah tidak bisa membendung rasa rindunya ini. Meski usahanya tadi bisa dibilang nekat tapi dia tak peduli karena semua itu terbayar sudah dengan apa yang didapatkannya.
Sedangkan di sisi lain, Reyna baru selesai mandi. Gara-gara kedatangan Ziovan, dia jadi lupa dengan tujuan awalnya kembali ke kamar setelah membantu Sofia di dapur. Bahkan sekarang perutnya juga minta jatah akibat tidak jadi makan malam.
Reyna turun menuju dapur. Hampir saja ia terlonjak kaget karena panggilan Jason dari ruang keluarga.
Kenapa malam ini semua orang membuat kesehatan jantungku memburuk? Batin Reyna, tadi Ziovan dan sekarang kakaknya.
Reyna berbalik dan menemukan Jason sedang menghampirinya. "Mau kemana dek?"
"Ke dapur kak, mau cari makanan. Aku lapar."
"Belum sampai sejam saat kamu bilang tidak lapar. Kenapa sekarang bisa berubah secepat ini?"
"Ya... ya mana aku tahu, yang pasti sekarang aku lapar dan itu kenyataannya," kata Reyna lalu menuju dapur meninggalkan kakaknya.
"Ada yang kamu sembunyikan dari kakak ya?" Jason menyusul Reyna ke dapur.
"Nggak ada."
"Kakak tahu ada yang sedang kamu sembunyikan," kata Jason, itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan.
"Nggak ada kak. Aku tidak sedang menyembunyikan apapun," sangkal Reyna sambil membawa makanan ke meja makan dan duduk di sana.
Jason menyusul duduk tepat di hadapan Reyna. Baru saja Reyna makan sesuap saat Jason kembali bicara. "Benarkah? Tapi kakak tahu Ziovan tadi ke sini," katanya sukses membuat Reyna tersedak.
Dengan santai Jason memberikan segelas air untuk Reyna. Dia tahu adiknya akan bereaksi seperti itu, makanya dia sempat membawa segelas air yang ia letakkan di depannya.
Reyna langsung meminum air itu. Setelah merasa lebih baik, Reyna menatap kakaknya dengan tatapan horor.
Darimana kakak tahu soal itu, pasti dia cuma nebak kan? Tapi melihat reaksiku, pasti membuatnya yakin jika tebakannya tadi terbukti benar. Cepat-cepat Reyna mengubah ekspresinya jadi biasa.
"Zio ke sini? Kapan?" kata Reyna pura-pura tidak tahu.
"Kenapa tanya kakak? Kamu kan yang lebih tahu, kapan dia datang dan kapan dia pergi dari sini."
"Apa maksud kakak? Rey benar-benar nggak ngerti," kata Reyna dan akan kembali makan. Tapi dia melihat Jason akan bicara lagi dan untuk mencegah kemungkinan dia tersedak lagi, Reyna tidak jadi makan.
"Kakak tahu alasanmu tidak jadi ikut makan malam tadi. Bukan karena kamu tidak lapar, melainkan karena ada Ziovan di kamarmu. Kakak benar kan? Jadi jangan berusaha menyembunyikan kenyataan itu dari kakak!" kata Jason sambil mengelus rambut Reyna sekilas sebelum pergi.
Tuh kan benar, andai tadi Reyna jadi makan pasti dia akan tersedak lagi. Lihat saja buktinya saat ini, dia terdiam mencerna ucapan Jason barusan.
Darimana kakak tahu soal itu? Apa dia juga nebak, tapi apa itu mungkin? Apapun itu, yang jelas kak Jason sudah tahu dan tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan hal seperti tadi, membuat Zio sibuk seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...