Happy reading guys....
***
"Mau kemana Van?" tanya Om Robert pagi ini saat melihat Ziovan turun dengan berpakaian rapi.Mendengar itu, hampir semua orang yang berkumpul di ruang keluarga mengalihkan pandangan ke arah Ziovan. Untuk beberapa hari ke depan, om Robert beserta keluarganya memang akan tinggal di rumah Ziovan. Dan itu sudah jadi keputusan Thomas yang tidak bisa diganggu gugat.
"Mau keluar bentar, om."
"Jangan izinin om, tante! Pasti dia keluar untuk bertemu Reyna," kata Nensy pada Thomas juga Melly dan itu sukses membuatnya mendapat tatapan membunuh dari Ziovan.
"Benar begitu, Van?" tanya Melly dengan pandangan penuh selidik.
"Tidak, mom. Jangan dengarkan dia!"
"Jika bukan itu, lalu ada perlu apa kamu di luar?" kejar Melly.
"Ada seseorang yang harus aku temui, mom."
"Dan ini sangat penting," tambah Ziovan.
"Tuh kan, tante! Apa aku bilang, dia mau bertemu Reyna," sahut Nensy.
"Sayang, diamlah!" tegur Devan.
"Tuh dengerin kata Kak Devan! Jangan nyaut muluh jadi orang," kata Ziovan kesal dengan sikap sepupunya yang satu itu.
"Jadi siapa yang ingin kamu temui itu?" tanya Melly mengembalikan arah pembicaraan.
"Ada mom, seorang teman lama."
"Kamu tidak akan pergi kemana-mana!" tegas Thomas.
"Tapi dad__"
"Baik itu teman lama atau Reyna, tetap saja kamu tidak boleh pergi."
"Tapi dad, aku sudah janji akan menemuinya saat dia kembali," kata Ziovan tidak menyerah.
"Kamu bisa menemuinya lain kali. Dia tidak akan pergi lagi secepat itu, bukan?"
Kalah. Ziovan telah kalah, selalu seperti ini jika dia berdebat dengan daddy-nya. Menjatuhkan dirinya di sofa single dan menghela napas berat karena usahanya untuk menemui Reyna telah gagal.
Di sofa lain, Nensy tidak bisa menyembunyikan senyumnya melihat Ziovan dengan rencananya yang telah gagal itu.
"Oh iya Thom, jam berapa kira-kira mom dan daddymu tiba di bandara?" tanya grandma.
"Jam 12 siang, mom. Astaga... aku lupa belum nyuruh seseorang untuk jemput mereka."
"Tapi dimana semua orang?" Thomas celingukan mencari para pegawainya yang tidak terlihat dimana-mana.
Diam-diam Ziovan tersenyum melihat itu dan mengirim pesan kepada seseorang.
"Jalankan rencana B!"
Tidak lama kemudian, Darren masuk rumah dan melewati ruang keluarga. Thomas yang melihat itu langsung memanggilnya.
"Ya, sir?"
"Tolong jemput keluarga saya di bandara!" perintah Thomas tegas.
"Baik, sir." Darren lalu melirik Ziovan seolah minta persetujuan, yang dibalas anggukan Ziovan. Pemandangan itu tak lepas dari penglihatan Devan dan ayah mertuanya, Robert.
"Ada lagi, sir?" lanjut Darren sebelum pergi.
"Ahh... ya, dan bawa seseorang bersamamu karena nanti tidak akan muat jika hanya satu mobil!"
"Maaf, sir. Tapi semua orang telah pergi untuk mengurus keperluan pesta dan tinggal saya sendiri di sini untuk membantu tuan muda jika memerlukan sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...