Happy Reading....
Semoga kalian suka ceritanya..***
Hari sudah pagi saat Reyna membuka mata dan mendapati Jason tertidur di sofa kamarnya.Dia masih menguap beberapa kali, sebelum beranjak bangun dan menghampiri kakaknya.
Reyna mengguncang bahu Jason pelan, membangunkannya.
"Kak... Kak Jason, ngapain tidur di sini?" tanya Reyna saat Jason membuka mata.
Jason mengubah posisinya menjadi duduk. "Nunggu kamu bangun," katanya lalu melihat jam tangan. "Kakak heran sama kamu, betah banget sih tidur? Padahal udah dari rumah Ziovan nyampe' rumah dan sekarang udah pagi, baru kamu bangun."
Reyna tertegun menyadari ada yang tidak beres di sini. "Rumah Zio?? Terus kenapa sekarang aku bisa di rumah?"
"Itu yang mau kakak tanyakan ke kamu. Kenapa kamu bisa tidur saat Ziovan membawamu pulang semalam?" sergah Jason.
Reyna memutar otaknya mengingat kejadian kemarin. Terakhir yang dia ingat adalah saat membuatkan Ziovan secangkir kopi dan menunggunya menyelesaikan pekerjaan lalu karena kelelahan dia pun tertidur.
Sebuah jitakan di kepalanya membuat Reyna kembali ke saat ini.
"Jelasin! Kenapa bisa begitu?" tuntut Jason dan Reyna jadi kalang kabut dibuatnya.
Tidak mungkin kan, kalau dia bilang Ziovan menyuruhnya mengerjakan pekerjaan rumah sampai membuatnya kelelahan dan tertidur. Bisa-bisa kakaknya yang satu ini akan menertawakannya.
Kembali sebuah jitakan mendarat di kepalanya hingga Reyna meringis.
"Apa-apaan sih kak? Sakit tahu," keluh Reyna dan mengelus kepalanya yang jadi sasaran jitakan Jason.
"Siapa suruh bukannya jawab pertanyaan kakaknya, malah enak-enakkan nglamun."
"Aku kan hanya-" Reyna tidak jadi melanjutkan ucapannya karena tatapan tajam Jason yang diarahkan kepadanya.
"Kemarin aku nungguin Zio nyelesain pekerjaannya. Tapi karena lama, aku jadi ketiduran."
"Terus soal baju itu??" kejar Jason.
"Baju???" tanya Reyna heran.
"Baju yang sekarang kamu pakai, Reyna...." kata Jason kesal dengan sikap adiknya yang nggak langsung connect.
Refleks Reyna melihat baju yang ia kenakan. "I... i... ini... ini...." katanya bingung mau menjelaskannya bagaimana.
"Ini-ini... ini apa?" sergah Jason sengit mulai kesal menghadapi adiknya.
"Ini semua gara-gara kakak. Kenapa kemarin nggak nyuruh aku buat ganti baju dulu sebelum pergi?" tuduh Reyna hingga Jason terdiam, mencerna kata-kata adiknya dan sedetik kemudian membuat tawanya meledak.
"Terus aja ketawa sampe puas!" kesal Reyna. Dia lalu meninggalkan Jason menuju kamar mandi.
"Jadi, karena itu kamu pake bajunya Ziovan?" kata Jason setelah berhasil menghentikan tawanya.
Reyna menoleh kilat dan melepas baju Ziovan lalu melemparnya ke muka kakaknya yang menyebalkan itu. "Ambil tuh baju sahabat kakak! Rey nggak butuh," katanya lalu masuk kamar mandi dan membanting pintu cukup keras.
"Yaaa... Kakak pikir kalian udah ngelakuin yang iya-iya kemarin!" teriak Jason menggoda adiknya.
"Bodohh... ngantor sana! Nggak usah ributin urusan orang!" teriak Reyna kesal yang membuat tawa Jason meledak lagi.
***
Saat Reyna keluar, sudah tidak ada Jason di kamarnya. Udah ke kantor mungkin. Pikirnya."Kenapa aku bisa nggak bangun ya, waktu dia bawa aku pulang? Astaga... jangan bilang kalo semalam dia menggendongku?!" gumam Reyna lalu menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...