Happy reading guys....
***
Membuka pintu kamar Reyna, Ziovan mempersilahkan istrinya masuk lebih dulu dengan mengangsurkan tangan.Reyna dibuat tersenyum karena sikap manis suaminya, dia lalu masuk diikuti Ziovan yang lantas menutup pintu. Malam ini mereka memang akan tidur di rumah Reyna, hal yang sudah disepakati dengan anggota keluarga.
Sementara Reyna sibuk melepas hiasan rambut dan sepasang antingnya di depan meja rias, Ziovan pilih menjatuhkan diri di tempat tidur dengan menarik napas dalam-dalam dan menghelanya.
"Haaahhhh... akhirnya aku bisa tidur di tempat ini juga denganmu," kata Ziovan dengan kelegaan di wajahnya. Setelah sekian lama dia begitu mengimpikan bagaimana rasanya tidur bersama Reyna di tempat tidur gadis itu dan bukannya tidur di kamar Jason.
Reyna tersenyum dan menggelengkan kepalanya, melihat Ziovan yang kini memejamkan mata.
"Aromamu bahkan masih tertinggal di sini dan masih terasa hingga sekarang."
Tersenyum kecil, Reyna beralih mengambil piyama dari lemari. "Bagaimana mungkin bisa hilang secepat itu? Baru kemarin malam aku masih tidur di sana sebelum seseorang membawaku pergi dan mengharuskanku berpisah dengannya."
Menutup pintu lemari, Reyna mendapati Ziovan tersenyum dengan mata masih terpejam karena ucapannya.
Baru beberapa langkah Reyna berjalan, langkahnya sudah terhenti karena panggilan Ziovan. Menoleh, dia mendapati Ziovan berbaring miring, menyanggah kepalanya dengan tangan. "Kau mau kemana?"
"Ke kamar mandi," jawab Reyna santai dan Ziovan mengernyitkan dahinya.
"Aku akan mandi dulu, baru setelah itu kau."
"Oh...." gumam Ziovan.
Reyna akan berbalik tapi ucapan Ziovan menghentikannya. "Apa kau tidak melupakan sesuatu?" tanya Ziovan dan kini giliran Reyna yang dibuat mengernyitkan dahi.
"Kurasa tidak. Aku sudah bawa baju gantiku," balas Reyna saat berhasil menangkap maksud Ziovan sambil menunjukkan piyamanya. "Sedangkan peralatan mandi dan handuk, sudah di dalam."
Reyna lantas kembali berjalan menuju kamar mandi.
"Tapi kau lupa tentang bagaimana melepas gaunmu." Ucapan Ziovan tak hanya sukses menghentikan langkah Reyna tapi juga membuat gadis itu terpaku.
Detik itu juga Reyna langsung menyentuh bagian belakang gaunnya. Membulatkan matanya shock mendapati deretan kancing yang sama di sepanjang tulang belakangnya.
Mati aku!!
Haruskah kejadian itu terulang lagi sekarang? Bisakah aku melalui saat itu sekali lagi?Memejamkan mata rapat-rapat, Reyna tak bisa mengulangi kejadian itu. Sorot mata Ziovan, sentuhan tangan pria itu di punggungnya, detak jantung tak karuan dan ketegangan pada otot-ototnya, itu sama sekali bukan hal yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...