Chapter 44 - Kebersamaan

4.5K 255 65
                                    

Happy Reading guys...

***
Ziovan berhenti makan dan melihat Reyna, saat sadar gadis itu hanya terpaku tidak lanjut makan.

"Ada apa? Apa makanannya tidak enak?" Ziovan menyentuh tangan Reyna, membuat gadis itu hampir terlonjak kaget.

"Emm... tidak, bukan itu. Aku hanya sudah kenyang."

Reyna lalu beranjak berdiri. "Aku akan mencucinya. Jika kamu sudah selesai, bawalah ke dalam!" katanya lalu masuk penthouse menuju dapur.

Tidak berselang lama, Ziovan pun menyusul Reyna saat gadis itu mulai mencuci piring kotor.

"Apa setelah ini, kamu akan langsung pulang?" tanya Ziovan sambil memberikan piring bekas makannya kepada Reyna untuk dicuci.

"Ya," jawab Reyna singkat, sibuk mencuci piring.

Ziovan bersandar pada dinding dengan melipat kedua tangannya sambil memperhatikan Reyna.

"Tinggallah untuk beberapa saat lagi!" bujuk Ziovan saat Reyna mengeringkan piring.

Meletakkan piring yang sudah ia keringkan. Reyna berjalan ke arah Ziovan dan menarik satu tangan Ziovan yang terlipat di depan dada.

"Apa?" tanya Ziovan heran. Ternyata Reyna menarik tangan Ziovan yang sedang memakai jam tangan untuk melihat jam berapa sekarang.

Dan jam baru menunjukkan pukul 9. "Baiklah, aku akan tinggal untuk beberapa saat," kata Reyna yang membuat Ziovan tersenyum.

Reyna berjalan kembali menuju ruangan terbuka dan duduk di sofa.

"Kenapa ke sini? Di sini sangat dingin, Rey. Kamu bisa masuk angin nanti. Ayo kita masuk!" kata Ziovan setelah berhasil menyusul Reyna.

"Tidak, aku lebih suka di sini," kata Reyna lalu menengadahkan wajahnya ke arah langit, melihat bintang.

Tanpa kata Ziovan masuk penthouse meninggalkan Reyna. Gadis itu menoleh melihat Ziovan yang telah pergi. Apa dia marah?

Tapi ternyata Ziovan kembali dengan sesuatu di tangannya. "Kamu bawa apa?" tanya Reyna.

Dan ternyata Ziovan membawa sehelai kain yang cukup tebal kemudian meletakkannya di kaki Reyna, menyelimuti gadis itu yang hanya mengenakan gaun selutut.

"Kamu tidak mau masuk, kan? Maka pakai ini!" kata Ziovan sambil merapikan kain itu agar menutupi kaki Reyna seluruhnya.

"Zio, ini tidak perlu. Aku tidak akan masuk angin hanya karena duduk di sini untuk beberapa saat."

Bukannya mendengar perkataan Reyna, Ziovan malah kembali berdiri dan melepaskan jasnya lalu menyuruh Reyna untuk memakainya.

Reyna akan membantah tapi kalah cepat dari Ziovan. "Pakai atau kita masuk?!" tegasnya.

Mau tidak mau, akhirnya Reyna memakainya juga dengan dibantu Ziovan. Ziovan lalu duduk di samping Reyna.

Reyna masih sibuk dengan jas Ziovan yang tentu saja kebesaran untuk dipakai olehnya dan itu membuatnya tidak nyaman.

Reyna tersentak kaget saat Ziovan menariknya mendekat dan mengarahkan kepala Reyna untuk bersandar di pundaknya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Reyna, jantungnya masih berdetak cepat. Entah karena kaget atau karena dia sedang berada cukup dekat dengan Ziovan. Entahlah, dia juga tidak tahu.

"Melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," jawab Ziovan santai.

Untuk beberapa saat mereka hanya diam sambil menatap bintang di langit. Reyna masih bersandar pada Ziovan dan Ziovan merangkul bahu Reyna untuk menahannya agar tetap di posisi itu.

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang