Happy reading guys...
***
Memakai high heels putih bertabur kristal di bagian sambil menggerutu, Reyna kesal dengan sikap Ziovan. Akibat ulah pria itu, dia harus menghadapi situasi yang tidak nyaman selama Metha dan Lena mengatur rambutnya tadi.Reyna yang merasa tak enak dengan kejadian tadi dan tak tahu apa yang harus ia bicarakan, membuatnya hanya diam. Begitu halnya dengan Lena dan Metha yang menyebabkan tak ada pembicaraan di antara mereka seperti yang terjadi sebelumnya.
"Sudah siap, sayang?" Tiba-tiba suara Melly menyadarkannya.
Reyna beranjak berdiri dan berbalik, menemukan Melly di ambang pintu. "Ya, mom."
Melly lantas menghampiri Reyna. "Kau sangat cantik sayang dan mom sangatlah beruntung punya menantu secantik dirimu."
"Terima kasih, mom! Aku juga sangat beruntung punya mertua sebaik mom," balas Reyna lalu mereka berpelukan.
"Oh iya, sayang. Mom bawakan buket bunga pengantin untukmu." Melly melepaskan pelukannya dan memberikan sebuket mawar yang terdiri dari 3 warna. Merah muda, putih dan merah yang dirangkai dengan sangat cantik.
"Terima kasih, mom!" Reyna menerima bunga itu sambil tersenyum bahagia.
"Sama-sama, sayang," balas Melly dengan senyuman. "Ayo, sayang! Semua sudah menunggumu di bawah."
"Baiklah." Reyna lalu menerima uluran tangan Melly dan keluar dari kamar Ziovan.
"Acaranya dimana mom?" Penasaran, Reyna akhirnya bertanya. Karena saat mereka melewati koridor menuju tangga, Reyna tidak mendengar suara apapun yang menandakan adanya pesta di sini. Apalagi saat ia datang tadi, tidak ada persiapan apapun. Baik itu di luar mansion maupun di dalam.
"Ikuti mom saja, sayang! Kau nanti juga akan tahu dimana tempatnya," jawab Melly dengan senyum penuh rahasia.
"Emm... baiklah." Reyna tersenyum kecil dan kembali berjalan, meskipun dia tak bisa menyembunyikan rasa penasaran dari wajahnya.
Setelah menuruni puluhan anak tangga, Melly membawa Reyna berjalan berlawanan arah dari pintu masuk. Sepertinya menuju ke bagian belakang mansion. Entahlah Reyna juga tidak tahu karena sejauh yang pernah ia jelajahi, dia tidak pernah benar-benar sampai ke bagian belakang mansion.
Terlalu panjang dan banyaknya koridor juga ruangan, membuat kepalanya pening. Tapi lebih dari itu, Reyna lebih sayang kakinya daripada rasa penasarannya akan mansion ini. Cukup untuknya merasa kelelahan waktu mencari ruang kerja Ziovan saat itu, dia tidak mau lagi.
Sejauh ini Reyna cukup mengenal koridor yang dilaluinya. Tidak asing dengan beberapa lukisan yang tergantung di sisi kanan kirinya. Jelas saja, Reyna pernah melewatinya dengan Ziovan saat mereka akan menemui Melly di taman waktu itu.
Tidak sampai di situ, Melly membawanya berbelok ke kiri menuju koridor lain berlawanan arah dari taman. Tentu saja, tidak mungkin pesta akan diadakan di sana saat baru saja ia melihat taman itu dari atas kamar Ziovan.
Saat melewati lorong itulah, dari balik beberapa jendela kaca besar yang menyentuh langit-langit mansion di sisi kanannya, Reyna bisa melihat pesta itu. Tidak begitu jelas karena ia melihatnya sambil mengikuti Melly tapi ada beberapa hal yang tertangkap penglihatan Reyna dengan baik.
Banyak tamu yang sudah berdatangan, sibuk berkumpul dan berbincang. Terdapat puluhan kursi dengan penutup putih berderet di beberapa meja panjang dengan penutup meja yang juga putih.
Beberapa rangkaian mawar putih ditata berderet menghiasi sepanjang meja bersama puluhan pijar lilin putih.
"Rey..." Panggilan Melly menyadarkannya dari memperhatikan pesta di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...