Chapter 8 - The First Stage In Relationship

8.9K 484 22
                                    

Hai guys... posting lagi nih, meskipun yang vomment belum memenuhi target hhhh
Author baik kan kan?? *LOL*

Maaf banyak typo bertebaran. .

***

ZIOVAN POV

"Bisakah kita berteman?" kataku kembali melihatnya dan dia masih melihatku. "Hemm...."

"Berteman sebagai langkah awal hubungan kita. Tidak mungkinkan, kita nanti menikah dan tidak ada hubungan baik satu sama lain? Setidaknya kita bisa memulainya dengan menjadi teman sekarang agar nanti kita merasa nyaman."

Langkah awal dari sebuah hubungan adalah pertemanan dan pelan-pelan kita akan jadi dekat dengan itu dan pada akhirnya kita sampai pada tahap hubungan yang sebenarnya.

Untuk beberapa lama dia hanya diam, mungkin mempertimbangkan kata-kataku tadi. Sampai akhirnya aku mengguncang lengannya pelan. "Rey, kok malah nglamun?!"

"Oke, kita berteman!" katanya tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya.

Dalam hati aku benar-benar tidak menyangka gadisku itu akan langsung menyetujuinya. Keraguan apa yang aku miliki tadi, benar-benar tidak beralasan.

"Oke, teman!" kataku sambil membalas uluran tangannya.

"Ya udah, pulang yuk, udah siang!" katanya sambil melepaskan jabatan tangan kami.

"Ayo!" kataku sambil berdiri lalu mengulurkan tanganku untuk membantunya dan dia menerimanya.

***
Setelah mengantar Reyna, aku langsung pulang. Saat tiba di rumah, aku baru ingat belum memberitahu dad dan mom kalau orang tua Reyna mengundang kami dinner nanti.

"Mom... Dad...." panggilku saat memasuki rumah.

"Apa son?" jawab dad yang sibuk dengan laptopnya.

"Nanti malam kita diundang dinner di rumah Rey."

"Kok baru bilang sekarang, Van?" Mom menghampiri kami.

"Hehe... maaf, mom! Semalam aku lupa."

Mom hanya menggelengkan kepala mendengar penjelasanku itu.

"Ya udah, sana gih siap-siap! Mom dan dad juga mau siap-siap," kata dad setelah menutup laptopnya.

"Oke," kataku singkat dan berlalu menuju kamar.

___∞∞∞___

REYNA POV

Setelah aku menerima tawarannya untuk berteman, dia lalu mengantarku pulang. Tapi anehnya, biasanya jika dia akan pergi, dia akan mencium keningku dulu tapi ini tidak.

Ehh... tunggu! Apa aku berharap dia menciumku?? Ahh... ini tidak benar. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?? Apa sekarang aku sudah mulai menerimanya?? Berbagai pertanyaan terlintas di benakku.

Aku memasuki rumah dan menemukan mom duduk di ruang tamu sedang membaca majalah. Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Ehh... sayang, udah pulang?"

"Udah mom."

"Oh iya, tadi Ziovan bilang nggak, kalo nanti malam dia dan keluarganya akan ke sini?"

"Enggak tuh mom. Memangnya ngapain mereka ke sini?"

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang