Posting lagi nihh....
Baca ceritaku yang satunya juga guys! "CRUSH IS NEVER ENOUGH"
Oke, happy reading guys!!Maaf banyak typo!!
***
REYNA POV
Selesai bicara dengan Ziovan di balkon, aku dan dia kembali turun menemui orang tua kami.
"Bagaimana??" tanya daddynya langsung.
"Oke, kami setuju," katanya sambil melihatku.
Ya, dia berhasil meyakinkanku setelah aku mengungkapkan keraguan dalam diriku mengenai hal ini. Meskipun dia sempat menawarkan akan bicara dengan daddy-nya, tapi entah kenapa aku mengatakan kesediaanku akan semua rencana yang telah disusun oleh para orang tua.
Tapi jujur, sedikit banyak itu tidak lepas dari ucapannya yang meyakinkanku akan hubungan ini yang akan berjalan semestinya.
Dad lantas menghampiri dan memelukku. "Selamat, sayang!" katanya, aku hanya mengangguk dan disusul dengan mom. "Makasih sayang, mom bahagia banget."
"Sama-sama, mom."
Lalu momnya Ziovan menghampiriku. "Selamat, sayang! Semoga anak mom bisa bahagiain kamu. Kalo dia nakal, jewer aja telinganya!" katanya yang membuatku tersenyum.
"Iya, tante."
"Sudah malam, kami pulang dulu, James," kata Mr. Russell.
"Oh iya, aku antar sampai pintu depan!"
"Lo juga pulang, Van? Nggak nginep sini aja? Tapi tidurnya sama gue!" Goda kak Jason dan disambut tawa semua orang.
"Sialan lo!" Umpatnya.
"Eits... inget gue kakak ipar lo, yang sopan dong!" kata kak Jason yang masih disambut tawa semua orang.
***
Aku baru keluar dari kamar mandi saat ponselku berbunyi. Aku melihat dari siapa tapi nomernya tidak kukenal.Angkat aja deh, siapa tahu penting.
"Hallo... siapa ya?"
"Rey, ini aku." Itu seperti suara Zio, benarkah?
"Rey, kamu masih di sana kan?" tanyanya menyadarkanku.
"Ehh... iya, ada apa Zio?"
"Soal yang tadi, kamu benar nggak papa kan?"
"Enggak."
"Ya udah kalo gitu. Sudah malam, tidur gih! Good night, sayang!"
"Night!" kataku lalu menutup sambungan.
Dia menghubungiku cuma buat tanya itu?? Apa dia mengkhawatirkanku? Ahh... sudahlah lebih baik aku tidur, besok ada kelas pagi juga. Dan tak lama, aku pun terlelap.
___∞∞∞___
ZIOVAN POV
Di rumah, aku masih saja memikirkan Reyna. Apa dia benar tidak masalah dengan keputusan itu? Akan ku telpon saja dia untuk memastikannya.
Aku menepuk jidatku sendiri. Betapa bodohnya aku ini, aku tidak punya nomor ponselnya.
Ahh... aku tanyakan saja pada Regina, sepertinya aku punya nomornya.
Jangan heran jika aku punya nomor Regina tapi tidak dengan Reyna, karena dia sendiri yang memberikannya kemarin. Katanya 'Kalo butuh bantuan untuk jaga Rey, telpon gue aja!' konyol memang tapi sekarang ada manfaatnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...