Chapter 47 - Pingit

4.3K 243 57
                                    

Happy reading guys...

***
Waktu sudah menunjukkan jam 1 dini hari tapi Reyna masih terjaga di kamarnya, bersandar pada sandaran ranjang dan baca novel.

Entah bagaimana, tadi dia sudah sangat mengantuk. Tapi sekarang rasa kantuk itu hilang tak berbekas, mungkin karena efek minum kopi.

Dia membaca novel romantis yang menceritakan seorang pria sedang mempersiapkan kejutan untuk kekasihnya, seketika Reyna telah berhenti membaca dan mulai mengingat apa yang Ziovan lakukan untuknya malam ini.

Tanpa sadar dia tersenyum mengingat hal itu. Lamunannya buyar saat ponselnya berbunyi, Reyna berusaha menggapai ponsel yang berada cukup jauh darinya.

Baru saja Reyna memikirkannya, kini orang itu telah menghubunginya.

"Kamu sudah sampai rumah?" tanya Reyna langsung.

Ziovan tersenyum mendengar Reyna langsung menanyakan itu padanya. "Sudah."

Untuk beberapa saat mereka hanya diam. Reyna menunggu maksud Ziovan menghubunginya, tapi pria itu tidak juga mengatakan apapun.

"Lalu, ada apa?" tanya Reyna akhirnya.

"Aku merindukanmu," jawab Ziovan yang membuat Reyna tersenyum.

"Belum sampai setengah jam Zio, kau meninggalkan rumahku. Dan sekarang kamu bilang sudah merindukanku?"

"Aku tidak peduli tentang itu dan memang itulah kenyataannya."

"Lalu?"

"Bisakah kita bertemu besok?"

"Zio... kamu tahu kan__"

"Aku tahu. Makanya kita ketemu secara diam-diam aja, biar keluarga kita nggak tahu."

"Nggak ada, aku nggak mau bahas soal ini lagi," putus Reyna.

"Tapi Rey__"

"Cukup Zio! Jika kau masih membahasnya, aku akan tutup telponnya," tegas Reyna.

"Oke... tapi bisakah kau pikirkan lagi permintaanku ini?" kata Ziovan mulai lagi.

"Ziooo...."

"Baiklah, jika itu tidak bisa. Setidaknya bisakah kau janji untuk selalu menerima panggilanku?" bujuk Ziovan mengubah taktik.

"Akan aku usahakan."

"Jawaban apa itu?" sergah Ziovan tidak puas.

"Apa yang salah dengan itu, aku hanya bilang akan aku usahakan dan bukan menolaknya. Apa jangan-jangan kamu mau aku langsung menolaknya ya?"

"Baiklah-baiklah. Tapi usahakan untuk tidak menolaknya!"

"Hemm... selamat malam."

"Rey!" panggil Ziovan yang menghentikan Reyna memutuskan sambungan.

"Apa lagi?"

"Tidak bisakah kita bicara lebih lama lagi?" bujuk Ziovan masih tidak ingin mengakhiri sambungannya dengan Reyna.

"Zio...." protes Reyna.

"Oke, baiklah. Nice dream sayang."

"Ya, kamu juga."

Ziovan lalu memutuskan sambungan sedangkan Reyna hanya bisa menggelengkan kepala heran dengan sikap tunangannya itu. Ralat sekarang dia sudah jadi calon suaminya, bukan?

Hanya karena tidak bisa bertemu dengannya selama seminggu saja sudah membuatnya jadi kekanak-kanakkan seperti itu. Semoga saja hanya untuk kali ini dia bersikap seperti itu.

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang