Berharap kalian menyukainya..
Happy reading guys...***
"Kenapa kau takut? Kau memilikiku di sini yang selalu mengawasimu. Aku memang tidak bisa terbang dan membawamu lagi ke bumi tapi aku bisa menangkapmu dari sini saat kau jatuh. Hingga kau tidak akan terluka dan hancur." Yakin Ziovan dengan menatap mata Reyna. Tepat di saat itu lagu telah berakhir.Reyna tertegun mendengar kata-kata Ziovan. Ya, dia tahu Ziovan akan selalu ada untuknya bahkan jika pria itu tidak mengatakannya. Dia tahu karena sikap Ziovan telah mengatakan segalanya. Tapi mendengar Ziovan mengatakannya langsung, terasa berbeda dan membuatnya semakin yakin.
Tepuk tangan kembali menyadarkan mereka hingga saling melepaskan diri dan memberikan senyuman terima kasih pada semuanya.
"Astaga... kalian membuatku iri saja," kata Cristy antusias menghampiri mereka.
"Makanya cari pasangan sana! Katanya udah cukup umur untuk menikah," balas Ziovan sambil mengacak rambut Cristy gemas.
"Kakak nyebelin banget sih! Nggak tahu apa? Berapa lama waktu yang kubutuhkan hanya untuk membuat rambut ini jadi mempesona. Dan sekarang dengan mudahnya kakak sudah merusaknya." Kesal Cristy sambil merapikan rambutnya.
"Sini Cristy biar aku bantu merapikannya!" kata Reyna dan Cristy menurut dengan menghampirinya.
"Emm... takut nggak bisa menarik perhatian pria malam ini ya, dengan rambut seperti itu," Ejek Ziovan.
"Ihhh... kakak nyebelin banget sih!!" Cristy memukul lengan kakak sepupunya itu dengan kesal. Reyna yang membantu merapikan rambutnya hanya bisa tersenyum melihat pemandangan itu.
"Rey, kalo kakak melakukan ini padamu, kau jangan diam saja! Balas pukul dia, jika perlu beritahu aku dan dengan senang hati aku akan membantumu memukulinya seperti ini," kata Cristy belum puas memukul Ziovan.
"Hey... hey... kau tidak perlu mengatakan itu padanya!" kata Ziovan sambil menghindari pukulan Cristy.
"Kenapa? Kakak tidak berani melakukan itu pada Reyna?" sergah Cristy, berhenti memukul Ziovan.
"Kakak bukannya tidak berani, dia hanya tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu," balas Ziovan yang membuat Reyna mendegus sinis di belakang Cristy.
Tidak pantas katanya? Lalu apa yang terjadi dulu, saat dia juga sering mengacak rambutku? Ckkk... apa mendadak dia jadi amnesia dan melupakan kejadian itu sekarang?
"Perlakuan yang pantas untuknya adalah seperti ini," Reyna memekik kaget saat tiba-tiba Ziovan menariknya dan mencium sekilas rambutnya.
"Ihhhh... Kakak sudah membuat mataku ternoda malam ini," kata Cristy dan berlalu dari hadapan mereka dengan menggerakan tangannya seolah mengusir apa yang baru saja dilihatnya.
"Zio...." Kesal Reyna tersadar dan melepaskan diri dari Ziovan. Saat itulah Jason datang menghampiri mereka.
"Wooow... hebat Van, kau bisa membuat Reyna seperti melupakan keberadaan kami di sini. Bagaimana kau melakukannya?" kata Jason takjub.
"Haaaahhh... berada di sini, kalian benar-benar membuatku kesal." Reyna berlalu dari sana, meninggalkan Ziovan yang tersenyum geli melihat kepergiannya.
Dan Jason, pria itu seperti orang bodoh dengan melihat Reyna yang telah menjauh dan melihat Ziovan yang tersenyum geli secara bergantian.
"Hey, ada apa dengannya?" Komentar Jason heran melihat reaksi adiknya itu.
***
Menjauh dari 2 sahabat itu jauh-jauh, Reyna sangat kesal dengan sikap Ziovan. Bagaimana mungkin dengan seenaknya pria itu menariknya dan mencium... ya, memang hanya rambut. Tapi jika itu dilakukan di depan Cristy dan dengan reaksi gadis itu, Reyna jadi malu setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...