Chapter 26 - Menyesal

5.1K 290 28
                                    

Happy Reading guys...

***
Dokter telah selesai memeriksa Ziovan tapi dari tadi Ziovan tidak melihat Reyna, yang ada malah Nensy yang menemaninya saat dokter memeriksanya.

"Mbak, Rey udah pergi ya?"

"Belum, dia di luar lagi nidurin Sena."

"Ishh... mbak sih bawa Sena ke sini, jadinya kan Rey malah sibuk sama Sena," gerutu Ziovan.

"Yaudah, nanti biar mbak suruh dia ke sini. Sekarang minum obatnya!" Nensy lalu menyodorkan obat yang diberikan dokter tadi.

"Enggak. Suruh dia ke sini, baru aku minum obatnya."

"Yaudah, sebentar mbak panggilin," kata Nensy lalu keluar menuju kamar tamu.

"Rey," panggil Nensy dengan suara pelan karena melihat Reyna sudah berhasil menidurkan Sena.

Reyna menoleh dan bergegas menghampiri Nensy di ambang pintu. "Gimana mbak, Zio nggak papa kan?" tanyanya khawatir.

"Nggak papa kok, tapi dia bersikeras nggak mau minum obat sebelum kamu ke sana. Temenin dia gih! Mbak juga mau pulang, udah sore."

Nensy lantas berjalan menuju tempat tidur dan menggendong anaknya.

"Mbak pulangnya naik apa?"

"Diantar Darren kok, kamu jagain Ziovan ya?!"

"Iya mbak, hati-hati di jalan!"

"Oke."

Setelah Nensy pergi, Reyna lalu menuju kamar Ziovan. Membuka pintu dan melihat Ziovan sudah memejamkan mata. Apa dia sudah tidur?

"Zio, bangun! Minum obat dulu."

Ziovan membuka matanya dan berusaha duduk tapi tidak bisa.

"Biar aku bantu." Reyna lalu membantu Ziovan.

"Kamu udah makan?" tanya Reyna, dibalas gelengan oleh Ziovan.

"Yaudah, aku ambilin makanan dulu biar kamu bisa minum obatnya."

Reyna hendak pergi tapi tangannya ditahan Ziovan. "Jangan kemana-mana!!"

Melihat Ziovan seperti ini membuat Reyna merasa bersalah. "Aku cuma mau minta maid buat anterin makanan ke sini kok, sebentar aja!" bujuknya hingga perlahan Ziovan melepaskan tangannya.

Tidak berapa lama Reyna kembali bersama 2 maid yang membawa makanan.

"Kamu mau makan apa? Bubur atau sup?" tanya Reyna yang dibalas gelengan Ziovan.

Reyna lantas menyentuh tangan Ziovan, membujuknya. "Makan ya!! Biar nanti bisa minum obat."

"Nggak Rey, aku lagi nggak berselera makan."

"Sedikit aja, nggak papa kok. Aku suapin ya?!" bujuk Reyna lalu mengambil bubur yang masih panas, meniupnya lalu menyuapkannya pada Ziovan.

"Udah, Rey!" kata Ziovan setelah beberapa suapan.

"Sedikit lagi ya?!" bujuk Reyna lalu menyuapkan sesendok lagi.

"Cukup!"

"Yaudah, sekarang minum obatnya!" Reyna lalu meletakkan mangko bubur yang masih separuh, mengambil obat dan menyerahkan beberapa butir kepada Ziovan.

Setelah Ziovan meminum obatnya, Reyna mengambilkan air untuknya.

"Maaf, karena aku mengunci pintu dari dalam, kamu jadi kelamaan di luar dan jadi sakit lagi kayak gini," kata Reyna menyesal sambil menunduk tidak berani melihat Ziovan.

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang