Happy reading guys....
***
Seperti biasa, pagi ini Ziovan juga menjemput Reyna di rumahnya dan mengantarnya ke kampus sebelum ke kantor.Lelah, ya tentu saja. Tapi itu semua terbayar sudah saat ia bisa melihat wajah gadisnya setiap hari. Dan lagi, dia tidak akan membiarkan gadisnya itu pergi sendiri. Cukup kebodohannya di masa lalu saat ia terlalu sibuk dan mengabaikan gadisnya yang membuatnya harus kehilangannya dan menyesalinya sampai sekarang.
Saat Ziovan sampai di rumah Reyna, entah ada angin apa hari ini sampai gadisnya itu telah menunggunya di depan rumah.
"Pagi," kata Ziovan setelah keluar dari mobil.
"Pagi."
Ziovan lalu mengitari mobilnya guna membukakan pintu penumpang untuk gadisnya itu, sedangkan Reyna mengikuti di belakangnya.
"Zio," panggil Reyna membuat Ziovan urung membuka pintu mobil dan berbalik.
"Apa?" Ziovan memandang dengan seksama wajah gadisnya yang terlihat sarat akan penyesalan. Tapi karena apa?
"Ada apa?" tanya Ziovan lagi, kali ini dengan meraih dagu Reyna agar melihatnya.
"Aku minta maaf untuk tadi pagi. Seharusnya aku tidak berkata seperti itu."
"Hey... untuk apa kamu minta maaf, harusnya aku yang minta maaf karena tanpa sengaja aku telah mengganggumu saat sedang belajar. Jadi jangan dipikirkan lagi, mengerti?" kata Ziovan sambil menyentuh wajah Reyna.
Reyna mengangguk, tanda mengerti. "Dan terima kasih karena rela bangun jam 3 pagi hanya untuk membangunkanku," kata Reyna sambil tersenyum.
"Sama-sama, sayang," kata Ziovan dan menunggu Reyna untuk mengatakan atau melakukan sesuatu. Tapi sampai beberapa saat Reyna hanya diam saja.
"Apa aku tidak akan dapat imbalan yang seperti semalam?" goda Ziovan membuat pipi Reyna merona seketika.
"Aku sudah terlambat," kata Reyna menghindar dan langsung membuka pintu mobil lalu masuk.
Reyna hendak menutup pintu tapi ditahan Ziovan. "Benarkah? Aku tidak akan mendapatkannya?"
"Zio... aku sudah terlambat," kata Reyna masih dengan tersipu.
"Baiklah." Ziovan lalu menutup pintu dan mengitari badan mobil.
Saat Ziovan masuk, Reyna berusaha sibuk dengan ponselnya. Ziovan tersenyum kecil mendapati gadisnya itu sedang berusaha mengabaikannya.
Bahkan selama perjalanan ke kampus, ada saja usaha Reyna untuk mengabaikannya. Mulai dari sibuk dengan ponsel sampai sibuk membaca buku.
Ziovan hanya diam dan sesekali tersenyum kecil melihat tingkah gadisnya itu. Dia tidak berusaha mengajak bicara Reyna karena dia ingin tahu sampai mana gadisnya itu akan mengabaikannya.
Reyna hendak keluar saat tiba di kampus. Tapi tangannya ditahan Ziovan.
"Zio... kamu serius masih ingin aku melakukannya, aku sudah terlambat," kata Reyna sambil melepaskan tangannya dari genggaman Ziovan.
"Apa?? Aku cuma mau bilang semoga berhasil dan melakukan ini," kata Ziovan lalu mencium tangan Reyna.
Reyna terpaku di tempat, tidak menyangka Ziovan menghentikannya hanya untuk itu. Tadi dia pikir Ziovan masih akan mengungkit soal imbalan itu.
"Katanya sudah terlambat, kenapa masih belum keluar juga?" kata Ziovan menyadarkan Reyna.
"Aku keluar," kata Reyna sambil menarik tangannya dari genggaman Ziovan dan buru-buru keluar dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...