Happy reading guys...
***
Reyna sibuk menata sarapan di meja saat Ziovan turun. "Selamat pagi.""Kau sudah mengatakannya 2 kali," balas Reyna tanpa mengalihkan pandangannya pada Ziovan, sibuk menata beberapa tangkup roti.
"Dan aku juga menginginkan 2 kali untuk yang lain," balas Ziovan dan duduk kursi.
Reyna tersenyum kecil, berjalan mengambil orange juice dan gelas. "Terserah! Kau bisa berenang 2 kali, mandi 2 kali bahkan sarapan 2 kali," balas Reyna, berhenti di samping Ziovan dan menuangkan orange juice pada gelas tersebut.
"Dan menciummu 2 kali?" Tambah Ziovan dengan mendongak melihat Reyna yang berdiri menjulang di sampingnya hingga gadis itu mendegus.
"Kau sudah lebih dari 2 kali melakukannya hanya untuk pagi ini saja," sanggah Reyna dengan meletakkan gelas berisi orange juice itu di depan Ziovan dan berlalu untuk mengerjakan hal lain.
"Apa itu artinya bisa dilakukan?" Kejar Ziovan dengan seringaian.
"Apa? Melakukannya lagi?" Reyna melihat sekilas Ziovan di sela-sela kesibukannya mengeluarkan pancake juga sandwich dan menatanya di meja.
Ziovan membalasnya dengan anggukan tanpa melepaskan pandangannya dari Reyna.
"Sejak kapan kau membutuhkan izinku untuk melakukannya?" Lanjut Reyna yang kini mengeluarkan 2 macam selai dari dalam kantong.
"Bukan aku tapi kamu," balas Ziovan santai lalu meminum orange juice-nya, dia mendapati Reyna langsung menghentikan kesibukan dan melihatnya.
"Aku yang melakukan?" tanya Reyna dengan menunjuk dirinya sendiri yang dibalas anggukan Ziovan.
"Oh astaga... ternyata masih berlanjut?" keluh Reyna sambil memutar matanya malas dan Ziovan tersenyum kecil.
"Kau yang mengizinkanku untuk melanjutkannya," balas Ziovan santai.
"Oke, sekarang katakan! Sarapan apa yang kau mau?" Reyna pilih mengalihkan pembicaraan setelah selesai menata semua makanan dan minuman di meja.
"Kita belum selesai dengan__"
"Ohh... sepertinya aku tahu sarapan apa yang kau mau," sela Reyna dan berlalu menuju dapur. Ziovan hanya tersenyum kecil melihat Reyna yang begitu inginnya mengakhiri pembahasan itu.
Reyna kembali dengan sebuah piring dan hendak mengisinya dengan nasi goreng, sarapan kesukaan Ziovan.
"Tidak, kali ini aku tidak menginginkannya," cegah Ziovan.
Reyna tak jadi mengambil nasi goreng dan menatap heran pria itu. "Omelet, please!!" Dan dibuat semakin heran saja karena Ziovan malah minta omelet, makanan yang sepengetahuannya tidak disukai pria itu.
"Apa??"
Sekuat tenaga Ziovan menahan senyuman gelinya melihat reaksi terkejut Reyna, meski begitu dia tak mampu mencegah senyuman kecil lolos dari bibirnya. "Shut your mouth, dear! If you don't want something to go into it."
Cepat-cepat Reyna menutup mulutnya, berusaha menguasai dirinya dan menatap Ziovan dengan penuh selidik. "Tapi... Mom pernah bilang jika kau tidak menyukainya dan kau tidak akan sarapan jika hanya ada itu di meja makan."
"Ya, meski kau memakannya pagi itu. Tapi aku tahu, itu hanya karena tidak adanya pilihan." Lanjut Reyna teringat saat Ziovan memakan omelet buatnya waktu itu.
"Justru itulah alasan yang membuatku menginginkannya sekarang."
Ziovan meletakkan tangannya di meja dan menyanggah dagunya, tak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Reyna. "Aku ingin tahu bagaimana rasa omelet buatan mom dibandingkan dengan buatan putrinya." Lanjutnya dengan seringaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...