Sebelumnya aku mau minta maaf karena udah ngaret lama up-nya dan bikin kalian menunggu, tapi tenang! Sebagai gantinya aku kasih next chap-nya lumayan panjang dari kemarin. Yeeeaaaaaahhhhh.....
Isi chapnya masih nano-nano thor atau bikin nyesek kayak kemarin? Entahlah, authornya nggak mau kasih tahu... biar kalian baca dan nyimpulin sendiri nano-nano/ nyesek/kembali sweet😂😂
Happy reading guys......
***
Untuk beberapa saat Reyna membiarkan Ziovan menenggelamkan wajah pada rambutnya, tahu jika taman itu pasti mempengaruhi Ziovan begitu banyak hingga seperti ini.Sampai akhirnya Reyna mengusap sisa air matanya dan perlahan melepas pelukannya. Manangkup wajah Ziovan agar melihatnya. "Zio, lihat dan dengar kan aku!"
Begitu menyesakkan dada saat Ziovan melihatnya dan menemukan sisa-sisa kesakitan pada iris mata hijau itu.
"Aku memang tidak tahu pasti bagaimana kejadian itu. Tapi dengan apa yang aku tahu dan lihat sekarang, pasti itu begitu buruk." Reyna berusaha membuat suaranya agar tak terpengaruh dengan rasa sesak di dadanya yang semakin menjadi saat dia mempertahankan kontak matanya dengan Ziovan.
"Tapi apapun kenangan buruk yang kau miliki tentang taman mawar bersama seseorang, itu hanya masa lalu. Jadi, jangan berikan tempat dan jangan biarkan kenangan masa lalu itu mengusikmu," kata Reyna meyakinkan dengan menatap lekat iris mata hijau itu yang masih menyisakan kepedihan.
Diam-diam Reyna menarik napas dalam, mengisi paru-parunya dengan udara sebanyak-banyaknya dan mengusir rasa sesak yang memenuhi rongga dadanya.
"Karena sekarang, kau akan membuat kenangan baru tentang taman mawar bersamaku." Lanjut Reyna yang membawa sinar baru pada iris mata hijau itu yang semula redup dan tertutupi kabut kesedihan mendalam.
Reyna menurunkan tangannya dari wajah pria itu lalu mengambil kedua tangan Ziovan dan menggenggamnya.
"Dan untuk itu, aku akan pastikan tidak akan ada kesakitan bahkan luka seperti kenangan lamamu," kata Reyna dengan keyakinan penuh dan semakin mengeratkan genggamannya, seolah ingin lebih meyakinkan pria itu. Yang entah kenapa itu malah meredupkan sinar pada iris mata hijau Ziovan.
"Hanya kenangan manis dan kebahagiaan tentang taman mawar ini yang akan kau ingat." Reyna berusaha memunculkan senyumnya meski hatinya benar-benar ingin menangis melihat Ziovan seperti ini.
"Yang akan membuatmu tersenyum saat mengingatnya hingga kau merasa tak pernah punya kenangan buruk tentangnya," lanjut Reyna meski jelas melihat keraguan pada iris mata hijau itu.
Reyna melepas genggamannya hingga refleks Ziovan melihat tangannya. kosong, hampa, bahkan kehilangan juga kebingungan begitu kental dirasakan Ziovan saat itu.
"Zio..." kata Reyna lagi hingga Ziovan mengangkat pandangannya dan menemukan tangan Reyna yang terulur.
"Mari ciptakan kenangan baru yang indah bersamaku!" kata Reyna dengan memunculkan senyuman terbaik di bibirnya meski matanya berkaca-kaca akan air mata yang telah memenuhi pelupuk matanya.
"Maukah kau melakukannya?" Lanjut Reyna dengan penuh harap saat Ziovan hanya melihatnya tanpa menerima tangannya yang terulur.
Ziovan mengangguk sebagai jawaban, seketika membuat air mata Reyna yang sudah tak terbendung akhirnya mengalir membasahi pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomansaSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...