Berharap kalian menyukainya...
Happy reading guys...Komentar=Mood booster author dalam menulis, tinggalkan meski hanya satu.
***
Matahari sudah menampakkan dirinya, sinarnya menyusup masuk melalui tirai pembatas kaca penthouse Ziovan yang tidak tertutup sempurna. Sedangkan sang empunya sudah terjaga dari beberapa menit lalu, sedang menikmati melihat bidadari yang masih terlelap di sampingnya.Terhitung baru 4 jam semenjak Ziovan menutup matanya, terbangun dan tidak bisa memejamkan matanya lagi saat mendapati wajah cantik Reyna yang terlelap, begitu damai dalam tidurnya.
Memperhatikan wajah gadisnya yang begitu dekat dengannya. Entah bagaimana gadis itu bisa berakhir tertidur di lengannya, padahal dia masih ingat semalam tangannya ada di atas kepala Reyna, mengelus rambutnya sebelum dia ikut terlelap bersama gadis itu.
Mungkin itu terjadi karena Reyna bergerak dalam tidurnya, mencari posisi nyaman dan gadis itu menemukan kenyamanan di lengannya.
Tersenyum dengan kenyataan itu, apalagi Reyna juga masih menggenggam tangan kirinya yang kini ada di depan mereka dengan posisi gadis itu yang menghadapnya.
Mencium tangan Reyna yang menggenggam tangannya. Ziovan begitu mengimpikan saat-saat seperti ini, saat-saat dimana ia membuka mata dan hal pertama yang ia lihat adalah Reyna, gadis yang menjadi segalanya untuknya kini. Rasanya begitu luar biasa hingga jika bisa Ziovan tidak akan keberatan jika harus berada dalam keadaan ini selamanya.
Ziovan mampu hanya memandang Reyna yang terlelap sepanjang hari. Dia tidak akan pernah bosan, karena melihat gadis itu sudah seperti candu buatnya yang tak akan pernah cukup meski telah melihatnya puluhan bahkan ratusan kali sekalipun.
Beberapa saat hanya melihat gadisnya membuat Ziovan begitu ingin menjalankan jarinya menyentuh setiap inci wajah Reyna. Tapi itu tidak bisa ia lakukan karena tangannya yang jadi bantalan gadis itu tak cukup bisa diandalkan untuk melakukannya. Sedangkan tangannya yang lain, tak begitu rela jika harus melepasnya dari genggaman Reyna.
Sampai akhirnya Ziovan tidak bisa menahan diri untuk bisa merasakan kulit selembut sutra itu di bawah sentuhannya.
Melepaskan tangannya perlahan dari genggaman gadis itu, Ziovan harus ekstra hati-hati dan berusaha tak kala beberapa kali Reyna mulai bergerak dalam tidurnya dan semakin mempererat genggamannya, seolah tak ingin melepasnya.
Tapi akhirnya Ziovan berhasil. Mengulurkan tangannya menyentuh wajah istrinya dengan sentuhan seringan bulu, mulai dari dahi gadis itu yang selalu menjadi sasaran setiap ciumannya.
Tersenyum, Ziovan masih ingat saat untuk pertama kalinya dia mencium kening Reyna. Gadis itu hanya diam tanpa memprotes tindakannya dan pilih keluar dari mobil secepatnya.
Padahal saat itu Reyna belum menyetujui perjodohan ini dan menilik dari sikapnya sebelumnya yang seolah begitu tidak suka padanya, seharusnya gadis itu melakukan sesuatu. Seperti menamparnya misalnya tapi tidak, Reyna tidak melakukannya.
Ya, Ziovan tahu saat itu Reyna terkejut hingga tidak bisa menentukan sikap yang semacam itu. Tapi akhirnya dia sadar jika hal itu tak selamanya karena terkejut. Karena setelah itu, Reyna juga hanya diam saja saat beberapa kali Ziovan kembali melakukannya.
Kembali menjalankan jarinya pada alis gadis itu yang terbentuk sempurna tanpa bantuan pensil alis atau semacamnya, yang terkadang saling bertaut saat tak mengerti maksudnya. Entah kenapa terlihat begitu menggemaskan saat gadis itu yang melakukannya.
Kelopak matanya yang tengah menyembunyikan sepasang mata indah yang selalu terlihat menakjubkan saat gadis itu menatapnya, membuatnya begitu menyukai saat Reyna menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomansSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...