Happy reading guys......
***
"Kejar aku! Jika kau bisa menangkapku maka kau akan mendapatkannya." Lanjut Reyna dengan melangkah mundur kemudian berlari menjauh sambil tertawa.Ziovan tersenyum geli lalu mengejar gadis itu yang telah masuk taman. "Rey..."
"Ayo, Zio! Tangkap aku!" kata Reyna sambil tertawa dan berlari semakin menjauh.
"Rey...." Terdapat senyuman di bibir Ziovan saat berusaha mengejar Reyna yang terlihat bahagia. Sampai akhirnya bayangan yang baru saja dilewati Reyna memudarkan senyum Ziovan, seketika membuat langkahnya terhenti.
Wanita berparas cantik dengan rambut panjangnya dan senyuman itu. Memakai dress hitam yang begitu kontras dengan sekitarnya, dress yang sama yang dikenakannya waktu itu.
Wanita itu terus berlari dan sesekali menoleh ke belakang dengan senyuman ke arahnya. Bukan, bukan ke arahnya tapi ke arah pria yang baru saja berlari melewatinya mengejar gadis itu.
Ziovan tak mampu mengalihkan pandangannya bahkan sampai saat pria itu berhasil mengejar si wanita dan menangkapnya. Terlihat kebahagiaan yang tergambar jelas dari wajah dan tawa mereka yang menggema di telinganya hingga menimbulkan rasa sakit dan sesak itu kembali datang.
"Tangkap aku dan kau akan mendapatkannya!" Suara Reyna masih bisa ia dengar tapi matanya tak mau beralih dari mereka meski dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Masih larut dalam tawa mereka, pria itu akhirnya melepas si wanita yang berbalik menghadapnya. Cukup, Ziovan tak lagi bisa melihat ini. Rasa sakit itu kian menjadi, dia tak bisa melihat kelanjutannya yang bisa menghancurkannya seperti dulu.
Tapi seolah hati dan pikirannya tak sejalan, matanya tak bisa lepas dari mereka meski dia ingin mengalihkannya pada apapun itu kecuali mereka.
Senyuman kedua orang itu bagaikan belati yang menyayat hati dan jiwanya, semakin dalam hingga terasa sakit tak tertahankan saat darah perlahan keluar bersamaan dengan mereka yang mulai mendekatkan wajah pada satu sama lain.
Ziovan ingin mengalihkan pandangannya atau sekedar menunduk tapi tidak bisa. Bahkan untuk memejamkan matanya.
Tak ada yang bisa dilakukan agar tidak melihat hal itu meski Ziovan sungguh tak ingin melihatnya. Karena selain rasa sakit yang semakin menjadi, Ziovan masih sadar jika itu hanya bayangan dari apa yang terjadi dulu dan tidaklah mungkin bagi Ziovan menyerangnya seperti dulu karena itu akan sia-sia saja.
Keputus-asaan akan ketidakmampuannya untuk tidak melihat hal itu, membawa rasa sakit tersendiri dan menambah kesakitan yang telah dirasakannya.
"Kau akan mendapatkannya, Zio. Tapi setelah menangkapku." Lagi-lagi ucapan Reyna tertangkap jelas oleh indra pendengarannya yang membuatnya kembali sadar jika Reyna bersamanya.
"Rey!!" Panggil Ziovan seperti jeritan dalam keputus-asaan. Berharap itu bisa membantunya mengalihkan pandangan. Tapi sia-sia saja karena matanya masih terpaku melihat hal itu.
"Apa Zio? Kau tidak bisa mengejarku?" balas Reyna dengan senyuman geli mendengar Ziovan memanggilnya seperti itu.
Berhenti berlari, Reyna ingin melihat bagaimana ekspresi pria itu saat tak bisa mengejar bahkan menangkapnya. Ngos-ngosan kah dia sekarang?
"Kejar dan tang...." Reyna menoleh tapi tak bisa melanjutkan ucapannya saat menemukan Ziovan berada cukup jauh darinya. Berdiri terpaku dengan pandangan yang tertuju pada satu tempat.
Sorot mata penuh kepedihan pada iris mata hijau itu yang tak asing lagi bagi Reyna sempat ia lihat sebelum Ziovan menghalaunya dengan tangan dan menunduk seolah tak ingin melihat apa yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...