Maaf banyak typo..
Happy Reading guys!!!
***
Tiga hari belakangan merupakan hari tersibuk bagi seorang Ziovan Albert Russell. Bagaimana tidak, jangankan untuk menemui gadisnya, untuk sekedar menghubunginya saja dia tidak sempat. Karena setelah seharian bekerja di kantor dan larut malam baru pulang, dia langsung tertidur karena kelelahan.Atau suatu waktu, dia berniat menghubungi Reyna setelah selesai dengan pekerjaan. Tapi nyatanya, pekerjaannya baru selesai hampir dini hari yang membuatnya terpaksa mengurungkan niat.
Ingin sekali dia kabur sebentar di sela-sela rapat hanya untuk sekedar melihat gadisnya, tapi lagi-lagi terhalang dengan jadwalnya yang super padat.
Bahkan di hari ini pun, hari dimana nanti malam akan diadakan pesta pertunangannya. Dia masih harus memimpin rapat penting.
Berbeda halnya dengan seorang Reyna Stephanie Miller yang menganggap tiga hari ini merupakan hari kebebasannya. Bagaimana tidak, setelah pulang kampus dia selalu pergi hang out dengan Gina. Baik itu sekedar nongkrong di cafe atau berbelanja juga nonton di bioskop.
Dan hal terbaiknya adalah tidak harus bertatap muka dengan Ziovan setiap hari, tidak perlu diantar jemput olehnya. Ya, memang dia masih harus rela diantar kakaknya setiap ke kampus karena dia tidak berani merusak harinya hanya untuk mengambil mobilnya di rumah Ziovan. Menyuruh kakaknya juga pecuma saja.
Entah kemana orang itu? Ditelan bumikah? Atau tenggelam di dasar lautan hingga yang biasa menghubunginya setiap hari, kini tidak ada satu panggilan maupun pesan masuk darinya.
Dan tibalah Reyna di hari terakhir masa kebebasannya, dimana nanti malam adalah pesta pertunangannya. Itu berarti cepat atau lambat dia akan bertemu lagi dengan Ziovan.
Sofia juga tidak mengizinkannya keluar hari ini. Katanya dia harus perawatan lah, apalah yang akan dilakukan di rumah. Hampir saja Reyna mati kebosanan jika Gina tidak datang.
"Rey," panggil Gina di ambang pintu saat Reyna melakukan perawatan body spa dengan pegawai salon kecantikan yang disuruh Sofia ke rumah.
"Gina...." seru Reyna antusias akan bangun dari posisi tengkurapnya.
"Mbak, jangan bangun dulu! Saya belum selesai," imbuh mbak pegawai salkan(salon kecantikan), hingga Reyna urung menyambut sahabatnya dan menghembuskan napas kesal.
"Biar gue aja yang ke sana!" kata Gina lalu menarik kursi mendekat ke tempat Reyna.
"Gin, kasih gue saran dong! Biar terbebas dari perawatan yang nggak gue banget ini," keluh Reyna yang membuat Gina dan mbak salkan terkikik geli mendengarnya.
"Kasih saran apa, Rey? Ini buat kebaikan elo kok, biar nanti malam lo kinclong saat ketemu Ziovan. Pasti dia nggak akan bisa memalingkan pandangannya dari lo. Benar begitu kan, mbak?" jelas Gina lalu menanyakan pendapat mbak salkan.
"Bener itu mbak," sahut mbak salkan.
"Kinclong-kinclong pala lo peyang, emang gue kaca bisa kinclong," gerutu Reyna kesal.
"Ehh... Gina ada di sini?" sapa Sofia saat masuk kamar Reyna.
"Iya tante, tadi baru aja," kata Gina sopan.
"Mbak, udah selesai belum? Yang mau make up Rey udah datang soalnya," tanya Sofia pada mbak salkan.
"Tinggal sebentar lagi, bu," jawab mbak salkan lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Yaudah kalo gitu. Gina temenin Rey ya, jangan biarin dia kabur! " canda Sofia.
"Emang aku tahanan pake acara kabur segala," gerutu Reyna kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...