Chapter 82 - Moment dag-dig-dug

4.7K 182 55
                                    

Berharap kalian menyukainya...
Happy reading guys....

1 komentar lebih berarti dari 10 bintang *kode keras*

***
Selesai menerima panggilan, Ziovan baru sadar jika dia belum mendengar suara air yang mengalir dari dalam kamar mandi.

Ziovan lantas berjalan ke kamar mandi dan mengetuk pintu. "Rey, kau tidak apa?"

"Tidak, memangnya ada apa?" sahut Reyna.

"Tidak ada. Hanya saja, kenapa dari tadi aku tidak mendengar suara air yang mengalir, yang menandakan kau sedang mandi sekarang?"

Reyna yang tengah berusaha membuka kancing gaunnya seketika berhenti, menyadari dia belum menyalakan air untuk mandi.

"Apa ada masalah?" tanya Ziovan saat Reyna tak juga menyahut.

"Ehh... ti... tidak, tidak ada."

"Dari suaramu, aku tahu ada sesuatu. Jadi katakan apa masalahnya?!"

"Kau salah, tidak ada masalah apapun di sini," sahut Reyna dengan suara yang bagi Ziovan tak begitu meyakinkan.

"Katakan padaku atau buka pintunya sekarang!" tuntut Ziovan.

"Zio, tidak ada apapun. Percayalah!"

"Rey, katakan padaku! Jika tidak, aku tidak akan ragu untuk mendobrak pintunya sekarang juga." Ancam Ziovan kehilangan kesabaran.

"Tidak!!" cegah Reyna terlambat karena Ziovan telah berhasil membuka pintunya.

Ziovan terkejut saat mendapati pintu kamar mandi tidak dikunci. Tadi dia baru memutar sedikit gagang pintu untuk bersiap mendobraknya, jika Reyna tak juga mengatakan yang sebenarnya tapi pintu itu sudah terbuka dengan mudah. Sama halnya dengan Ziovan, Reyna juga terkejut menyadari dia tak pernah mengunci pintu itu karena sibuk menenangkan detak jantungnya tadi.

"Kau masih memakai gaunmu, Rey?" kata Ziovan saat menemukan Reyna masih memakai gaun pengantinnya.

"Sudah kubilang kan, jika tidak ada apapun dan tidak ada masalah di sini," kata Reyna setelah mampu menguasai dirinya dan mendorong Ziovan untuk keluar. "Jadi sekarang, keluar dan biarkan aku mulai mandi dengan tenang!"

"Tidak, aku tahu ada sesuatu yang membuatmu masih bertahan dengan gaun itu. Padahal kau sudah cukup lama di sini," kata Ziovan dengan mempertahankan posisinya. "Jadi katakan apa itu dan aku akan keluar!"

"Tidak ada. Jadi keluarlah!" tegas Reyna dengan mendorong Ziovan tapi Ziovan masih bertahan pada posisinya.

"Ahhh... sepertinya aku tahu apa itu. Terakhir kali kau mendorongku keluar seperti ini saat di butik itu. Apa jangan-jangan ini penyebabnya juga sama?" kata Ziovan saat tiba-tiba pemikiran itu datang padanya.

"Tidak, bukan. Ini hanya masalah kecil dan aku.... bisa mengatasinya sendiri," sangkal Reyna dan sempat menggantung di tengah kalimatnya, seolah tak tahu kelanjutannya.

"Kau tidak mengatakan yang sebenarnya," sanggah Ziovan tahu bukan itu kenyataannya. Karena jika itu hanya masalah kecil dan gadis itu bisa mengatasinya sendiri, maka tidak akan ada kesulitan untuk mengatakannya.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku dan itu kebenarannya," kata Ziovan lagi dengan menatap tepat di mata Reyna.

Menghela napas berat, Reyna tahu dia tidak bisa menghindar lagi jika sudah begini dan jalan satu-satunya adalah mengatakan yang sebenarnya. "Baiklah, akan kukatakan."

"Katakanlah!" kata Ziovan dan menutup pintu di belakangnya hingga Reyna terkejut dan refleks mundur beberapa langkah membuat jarak dengan Ziovan.

My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang