Part 11

4.2K 334 1
                                    

Naura bangun untuk melaksanakan sholat subuh,saat ia bangun dar tidurnya melihat jorji dan fitriani sudah tidak ditempatnya.

"Kebisaan tiap aku melek udah ngilang" sahut naura.

Setelah sholat subuh,naura bergegas untuk menghampiri ihsan untuk melihat keadaannya.

Baru saja ia ingin melangkah keluar dari kamarnya,handphone nya berbunyi membuat naura berhenti dan mengangkat panggilang telefonnya.

Naura melihat ke layar handphone nya,dan ternyata kay yang menelfon.

"Woi buset lo gak ada kabarnya sama sekali nau,mentang mentang lagi sama bebeb rian" ujar kay sontak membuat naura kaget.
"Aduh pelan pelan kenapasih ngomongnya,kaget gue" sahutnya.
"Lo apakabar? Gak kenapa kenapa kan disana?" Kali ini rachel yang bersuara.
"Gak apa apa chel,kalian apakabar? Gimana kuliahnya?" Tanya naura.
"Hmm gak usah ditanya deh,gue ngerasa kehilangan otak gue kalo lo gak ada nau" ujar kay.
"Iya nau,gue auto jadi bego tau gak si" samber rachel.
Naura tertawa mendengar jawaban dari sahabatnya.
"Makanya belajar" jawab naura.
"Ya gue mah udah belajar tapi otak gue gapernah bisa sepinter elo nau,lo emang the best deh" sahut kay.
Mereka tertawa bersama.
"Eh nau,gimana rian? Gagal ikut turnamen dia pulang dong ke jakarta?" Tanya rachel.
"Enggak,lagi ngurus buat gak ikut tanding juga di prancis" jawabnya.
"Yee iye tau deh yang sekarang gebetannya rian ardianto mah,diikutin terus riannya" ujar kay.
"Apasih lo pada,biasa aja kali" jawabnya.
"Lo biasa,ini para fans nya klo ampe kesebar gimana ya?" Tanya kay.
"Gak tau deh,gue dibully kayaknya" jawab naura.
"Orang kaya lo aja dibully,apalagi misalnya rian deket sama gue,bagaikan tong sampah ingin menggapai bintang" sahut rachel.
"Lebay" jawab naura.
"Lo balik kapan nau?" Tanya rachel.
"Entah,a ican juga lagi sakit disini,mungkin nunggu mendingan dulu deh" jawab naura.
"Ooohh gitu,yaudah nau kalo lo baik baik aja disana,gue tutup ya? Mau ada kelas lagi nih" ujar kay.
"Iyaa,semangat ya kalian" ujar naura.

Rachel dan kay menutup telfonnya,lalu naura keluar dari kamarnya untuk menghampiri ihsan.

Baru saja keluar dari kamar,naura sudah didatangi kesialan. Bertemu dengan makhluk bernama kevin membuatnya jengkel setengah mati.

Naura yang melihatnya langsung berjalan dengan cepat menuju lift untuk ke lantai 3,dimana ia akan ke kamar ihsan.

Namun sial,langkah kaki naura kalah cepat dengan kevin,kini kevin berada disebelahnya.

"Mandi dulu baru pacaran" sahut kevin.
"Diem vin" ujar naura jengkel.
"Tak kasi tahu kok yo ngeyel bocahnya,biar wangi kalo ketemu pacar nau" sahut kevin lagi.
"Gue bukan mau ketemu rian vin,lagi juga rian belom jadi pacar gue" ujar naura.
"Wetttsss iya belom nau,tapi akan" ledek kevin.

Kevin memang suka sekali membuat orang yang berada disekitarnya naik darah.

Naura mengabaikan kevin lalu sampai di depan lift,kevin masih mengikutinya.

"Ngapain sih lo ngikutin?" Tanya naura.
"Dih ge-er banget,gue mau jogging kali" sahutnya.

Naura tak bergeming,meluruskan pandangannya.

"Mau ketemu siapa sih?" Tanya kevin.
"Ihsan" sahut naura jutek.
"Ihsan dikamar nya jojo sama ginting" ujarnya lagi.
"Makasih infonya,tapi gue udah tau" sahut naura. Lalu lift berhenti dilantai 3 dimana naura akan keluar dari lift.

Kevin yang melihat naura tersenyum jahil,kemenangan bagi kevin setelah melihat naura bete terhadapnya.

Naura melangkah sangat cepat menuju kamar no 501.

Ia menekan bel kamar 501,sudah beberapa kali ia menekannya namun tak ada orang yang membukakan pintu untuknya.

Naura mencoba membuka pintu,dan ternyata pintu nya tidak dikunci.

Terlihat ihsan masih tergeletak diatas kasur,naura menghampirinya.

Naura memegang dahi milik ihsan,suhu badannya makin terasa panas.

Naura mengambil air hangat dari dispenser untuk megompres ihsan.

Tiba-tiba kak ela masuk kekamar ihsan.

"Eh nau?" Sahutnya.
"Eh kak ela,ihsan makin panas kak,gimana dong?" Tanya naura.

Kak ela pun memeriksa ihsan yang masih pulas tertidur. Dilihat termometer menunjukan angka 38,6. Sangat tinggi.

"Semalam aku kesini panasnya 37,sekarang naik lagi" sahut kak ela.
"Terus gimana? Apa dibawa kerumah sakit aja ya ka?" Tanya naura panik.
"Gausah naura,ihsan cuma demam. Mungkin badannya kaget sama suhu cuaca disini" sahut kak ela.
"Serius gapapa nih ka?" Tanya naura lagi.
"Iya naura,serahkan semua sama kak ela" sahut kak ela sambil tersenyum.
"Aku juga bikin bubur tadi buat ihsan,udah kalo kamu mau ikut jogging sama anak-anak yang lain gapapa tinggal aja. Ihsan biar aku yang jagain" sahut kak ela.
"Enggak kak aku disini aja temenin kak ela" jawab naura.
"Yakin? Tadi mas jom nyariin kamu loh" sahut kak ela.
"Eh yaudah kak ela tolong jagain ihsan ya kak" naura langsung kabur dari kamar ihsan.
Kak ela menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil melihat kelakuan naura yang selalu unik.

Naura kembali kekamarnya untuk berganti pakaian. Ia memakai celana joger yang dipadukan dengan kaos nya.

Naura sudah berada di lobby hotel,dan melihat rian sedang duduk sendirian.
Naura menghampiri rian dengan penuh senyuman.

"Nyariin aku ya?" Tanya naura.

Rian langsung tersenyum lebar, "iya,aku kira kamu belum bangun,aku telfon kamu gak diangkat"

"Aku abis dari kamarnya a ican" ujar naura.
"Dia gimana? Udah mendingan?" Tanya rian.
Naura menggeleng. "Belum,tapi udah dijagain kak ela" sahutnya.
"Kak ela emang the best nau,kalah dokter dokter diluar negeri mah" ujarnya dan membuat naura tertawa.

Rian menarik tangan naura untuk jogging bersama nya.

Pagi hadi dikota paris, naura tidak pernah membayangkan ia akan disini,ditambah lagi saat ini ia bersama dengan orang yang ia sayangi. Ya walaupun belum dikasih kepastian sih.

"Udah ya mas rian istirahat dulu,aku capek" sahut naura sambil mengelap keringatnya.
"Payah,baru bentar doang. Yaudah sini duduk,aku beli minum dulu" ujar rian.
"Aku nitip,air mineral aja" naura mengeluarkan beberapa lembar dollar dari kantongnya.
"Gausah pegang aja" rian menolak pemberian dari naura.
"Mas rian aku gak suka ya,aku nitip bukan minta beliin" ujar naura.
"Aku mau beliin naura" ujar rian.
"Nih ambil,aku nitip" ujarnya.
"Tapi aku..."
"Mas rian" naura menekan nada bicaranya.
"Yaudah iya" rian mengambil uang dari naura lalu berjalan ke minimarket yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

Bukan rian takut dengan naura,namun ia tak mau melihat naura ngambek dengan hal sepele. Ya walaupun naura bukan tipikal cewe ngambekan. Rian memilih menurut saja dengan naura daripada harus berdebat. Rian tidak suka berdebat kalau masalahnya tidak penting.

My boyfriend is athleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang