Part 10

4.7K 338 4
                                    

Kini mereka sudah berada dalam maskapai penerbangan dengan tujuan paris,france. Naura duduk disebelah ihsan,karena mereka telat memesan tiket jadi harus berpisah jauh dengan para atlet. Para atlet ngumpul didepan,sedangkan naura dan ihsan berada dipaling belakang.

Naura melihat ihsan yang daritadi lemas,wajahnya pucat,dan bibirnya kering.

"A,aa gapapa?" Tanya naura.
"Gapapa nau,aa cuma pusing aja ini" jawabnya.

Naura mengecek dahi ihsan,namun ternyata ihsan sangat panas. Naura sangat khawatir dengan abangnya ini.

"A,kita pulang aja deh ya? Badan aa panas banget,aku takut" sahut naura.
"Jangan,udah aa temenin kamu aja. Nanti klo udah sampe juga aa minum obat dan istirahat paling juga sembuh,santai aja nau" ujarnya.
"Tapi kan..."
"Udah ga pake tapi tapian,aa disini ada buat kamu nau" ujarnya lagi.
Naura mengangguk,namun ia tetap khawatir terhadap abangnya ini.

Walaupun tak sedarah,naura dan ihsan sudah seperti adik-kakak yang satu darah. Memang benar,ihsan memiliki adik yang lebih dari 1. Naura bukan satu-satunya adik dari ihsan. Namun,rasa sayang ihsan ke naura sudah sama seperi sayang kepada adik kandungnya sendiri.

Ihsan memejamkan matanya,naura tahu abangnya ini merasakan pusing dan tak enak badan. Namun naura tahu,abangnya ini sok kuat untuk naura,demi naura.

Mereka sudah sampai di bandara prancis,naura menggenggam tangan ihsan kuat-kuat. Naura benar-benar khawatir terhadap abangnya.

"Gak usah dipegangin nau,aa kuat" sahut ihsan.
"Udah deh diem aja" sahut naura.

Rian memperhatikan naura yang sedari tadi menggenggam tangan ihsan,ada sesuatu yang tak beres.

Rian menghampiri naura,lalu mengambil koper ditangan naura untuk ia bawakan.

"Eh gausah mas rian,aku bisa sendiri kok" ujarnya.

Bukannya menanggapi,rian malah bertanya "ihsan kenapa?"

"Sakit" ujar naura.
Rian menelfon dokter ela untuk menangani ihsan.

"Halo assalamualaikum ka"
"Waalaikumsalam,kenapa jom?"
"Ka ela dimana?"
"Abis dari toilet,kenapa?"
"Ihsan sakit nih"
"Ihsan? Dimana dia?"
"Disini"
"Ya dimana jombangg"
"Deket pengambilan koper"
"Ok saya kesana"

Rian memutuskan panggilannya dengan dokter ela.

"Aku udah telfon dokter ela" ujarnya. Naura hanya mengangguk.

"San,kenapa san?" Tiba-tiba dokter ela sudah berada didepan mereka bertiga.
"Gak tau nih ka,pusing banget" ujar ihsan.
"Sini san duduk dulu,udah sarapan belum tadi?" Ihsan mengangguk.
"Yaudah kalo gitu minum ini dulu nih,terus ikut saya. Jangan jauh-jauh dari saya biar saya bisa kontrol kamu."
"Terus naura sama rian,tinggal aja ihsannya gapapa,ihsan sama saya" ujar dokter ela lagi.

Naura menggeleng "aku tungguin aja"
"Gak usah naura,ini udah tugas saya kok" ujar dokter ela.
Naura mengangguk,lalu meninggalkan ihsan untuk memasuki barang bawaannya kedalam bis bersama rian.

Pemandangan didalam bis hanya ada orang tidur,sepertinya mereka kelelahan.

"Nau,ihsan mana?" Tanya ka gloria.
"Sakit kak,lagi sama kak ela tadi" jawab naura.
Gloria mengangguk seakan mengerti.

Naura mencari tempat duduk yang kosong,dan cuma ada disebelah rian donggggggg.

Naura celingukan masih mencari keajaiban agar tidak bareng rian,karena naura gak enak sama para atlet yang lain.

My boyfriend is athleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang