Part 14

4.2K 310 16
                                    

Sore ini,mengingat ajakan rian yang akan mengajaknya ke suatu tempat. Naura langsung bergegas mandi dan bersiap-siap.

Setelah selesai,naura bergegas untuk menemui rian yang sudah menunggunya di lobby hotel.

Baru saja naura ingin membuka pintu kamarnya,lalu seseorang membuka pintu dan masuk dengan tiba-tiba dan membuat pintu itu mengenai kening naura.

"Awwww" teriak naura.

Ternyata yang membuka pintu itu adalah jorji.

"Astaga,maaf maaf yaampun naura gak sengaja aku" sahut jorji sambil mengelus elus kening naura.

Naura masih memegangi keningnya yang memerah.

"Aduh gimana nih,aku panggil kak ela aja ya?" Tanya nya.
"Eh gak usah kak,gapapa kok. Cuma sakit" sahut naura.
"Aku gak sengaja sumpah beneran deh" ujarnya lagi.
"Ga apa apa kak,yaudah ya aku ditungguin dibawah nih" sahut naura.
"Mau kemana?" Tanya jorji.
"Keluar sama mas rian" sahutnya.
"Jangan malem malem pulangnya nau" ujar jorji.
"Siap bos" sahut naura lalu meninggalkan jorji.

Naura menuruni lantai demi lantai menggunakan lift. Tak lupa naura memakai mantel nya agar tak kedinginan.

Naura melihat ke arah rian yang sedang memainkan ponselnya,sepertinya sedang bermain game.

"Hai" ujar naura.

Rian lalu menoleh ke arah naura dan mematikan ponselnya.

"Tumben cepet" katanya.
"Emang biasanya lama?" Tanya naura.
Rian mengangguk.
"Kenapa udahan main game nya?" Tanya naura.
"Kan kamu udah dateng" ujarnya.
"Kalah dong" sahut naura.
Rian mengangguk "yang penting dihati kamu aku menang"

Pipi naura seakan sedang direbus,merah sekali.

"Kok merah pipinya?" Tanya rian.
"Enggak,disini panas banget" ujar naura berbohong.
"Bilang aja malu aku gituin tadi" usil rian.
"Ih apaansi mas rian,udah nih kita jadinya kemana?" Tanya naura mengalihkan pembicaraan.
"Eiffel tower" katanya.
"Seriusan?"
"Iya,kamu ga suka?" Tanya rian.
"Sukaaa banget mass" ujarnya.

Mereka hanya perlu waktu 10menit untuk sampai di menara eiffel. Dengan berjalan kaki karena menurut mereka itu tidak jauh dari hotelnya.

"Waaah bagus banget,aku pertama kalinya kesini" ujar naura yang masih terpesona dengan menara itu.
"Aku udah tiga kali" ujar rian.
"Sama siapa aja?" Tanya nya.
"Anak anak lah,cuma baru ini aja aku gak ikut tanding" ujar rian melemah.
"Berarti belom apa?" Tanya naura.
"Belom rezeki" sahut rian.
"Nah,yaudaah" ujar naura.
"Rezekinya kesini bareng kamu" ujar rian dan diberi senyuman oleh naura.

Rian baru sadar ternyata kening naura memerah

"Jidat kamu kenapa?" Tanya rian.
"Eh? Gapapa kok" ujar naura.
"Kenapa gak?" Tanya nya lagi. Kini rian terlihat serius.
"Kepentok pintu" ujarnya.
"Kok bisa?" Tanya rian.
"Pas aku mau buka pintu,pintunya udah kebuka duluan sama ka jorji,yaudah gini deh jadinya" sahut naura sambil menunjuk keningnya.

Rian mengelus kening naura lembut,membuat naura makin nyaman dengan rian.

"Masih sakit?" Tanya nya
"Udah enggak,udah diobatin" sahut naura.
"Sama kak ela?" Tanya nya lagi.
"Sama kamu" ujar naura sambil tersenyum.

Kalau difikir fikir,seiring berjalannya waktu Rian dan Naura makin lengket dan makin romantis. Rian mulai bisa memberikan pernyataan yang membuat naura tersipu malu. Begitupun naura.

"Nau berdiri disini deh,aku mau fotoin" sahut rian.
"Sendirian?" Tanya nya.
Rian mengangguk.
"Sendiri dulu,kalau udah sah baru berdua" ujar rian dan naura memukul lengan rian pelan "ih apasi mas rian"

My boyfriend is athleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang