Hari ini adalah hari sabtu,dimana para atlet bebas dari latihan sampai hari minggu.
Rian sudah berjanji untuk menemani naura ke makam alvaro. Sejujurnya rian cemburu dengan alvaro,ia mendapatkan kasih sayang yang sangat tulus dari naura. Bahkan sampai alvaro sudah tak ada lagi di dunia ini,naura masih menyimpan kasih sayang nya untuknya.
Saat ini rian sedang menuju rumah naura,perasaan nya campur aduk. Namun ia tidak boleh egois. Kebahagiaan naura adalah yang paling utama.
Hanya butuh 45 menit rian sudah sampai dirumah naura. Rian melihat naura yang sudah menunggu nya di ruang tamu. Sepertinya naura terlihat sangat excited untuk ke makam mantan kekasihnya.
Naura yang melihat rian langsung tersenyum dan masuk ke mobil milik rian.
"Kita ga naik motor aja biar cepet?" Tanya naura.
"Gausah,panas" sahut rian.
"Biar cepet mas rian" ujar naura.
"Kenapa harus cepet cepet?" Tanya rian.
"Karna aku kangen sama alvaro"Rian terdiam mendengar jawaban dari naura. Kenapa naura harus mengatakan hal itu kepada rian sang saat ini sudah menjadi kekasihnya?
"Mas rian?" Naura membuyarkan lamunan rian.
"Eh? Iya. Kita naik mobil aja" sahut rian.
"Yaudah kalo gitu" ucap naura pasrah.Diperjalanan sama sekali tidak ada percakapan. Rian melihat naura yang sangat senang untuk bertemu alvaro,sedangkan rian? Ia harus mengorbankan perasaannya demi melihat naura bahagia.
Tak butuh waktu lama,mereka kini sudah sampai di makam milik alvaro.
Naura menangis sejadi jadinya,ia merindukan sosok alvaro. Bahkan disaat ia sudah mendapatkan penggantinya.
"Varo,naura kangen"
"Naura kira naura bisa,ternyata naura belom bisa relain varo pergi dari naura"
"Kenapa sih alvaro? Kenapa waktu itu bukan aku aja"Naura menangis.
Rian hanya berdiri disampingnya,ia benar benar rapuh melihat naura nya menangis.
"Naura,stop it. I cant" sahut rian.
"Mas rian,kalo emang mas rian gak bisa liat aku kaya gini,kenapa gak mas rian tolak aja ajakan aku? Kenapa mas rian malah nganterin aku? Kenapa mas rian?" Sahut naura.
"Siapa yang bakal rela liat ceweknya jalan sendirian? Sementara aku diam di asrama cuma nungguin kabar kamu" sahutnya.
"Tapi mas rian bilang gabisa liat aku kaya gini. Mas rian harusnya ngertiin aku" sahut naura.Rian terdiam,apa ia salah mengkhawatirkan naura? Apa ia salah tak bisa melihat naura dengan segala penyesalannya terhadap kematian alvaro? Apa ia salah?
"Mas rian boleh pergi dari sini kalo emang gak bisa liat aku kaya gini. Aku tau mas rian,kamu itu cemburu" sahut naura.
Rian terbelalak mendengar perkataan naura. Ia benar benar kaget bahwa naura akan berkata seperti itu.
"Udah cukup kamu bikin aku hampir gila selama nungguin kamu koma. Sekarang kamu nyuruh aku pergi? Dengan semua yang udah aku lakuin ke kamu? Dengan semua pengorbanan aku ke kamu?" Sahutnya.
Mata rian memerah,wajahnya pun memerah. Naura tahu rian emosi kali ini.
Rian menarik naura untuk kembali ke dalam mobilnya,ia benar benar tidak menyangka bahwa naura akan seperti ini.
"Apaan sih mas rian! Lepasin aku! Aku mau pulang sendiri" sahut naura.
Dengan cepat rian mengunci pintu mobilnya dan naura tidak bisa kemana mana.
"Aku gak nyangka ya,ternyata mas rian kaya gini" sahut naura.
"Aku kira kamu ngerti keadaan aku. Aku kira kamu udah paham dengan semuanya. Tapi aku salah,kamu egois" sahut nya lagi.Rian menahan dirinya untuk tidak terpancing emosi,ia tidak boleh emosi dengan naura.
"Naura,sekarang aku tanya sama kamu, selama ini kamu anggap aku apa?" Tanya rian dengan nada suaranya yang melemah.
Naura tak menjawab ia menunduk.
"Kamu anggap aku apa naura?" Tanya rian sekali lagi.
Naura tidak menjawabnya lagi.
"Seberapa cinta kamu sama alvaro?" Tanya rian lagi.
Naura menoleh ke arah rian. "Kamu gak akan tau" sahutnya.
Rian menghela nafasnya. "Aku tanya lagi sama kamu sekarang. Kamu anggap aku apa?"
Lagi lagi naura tak menjawab.
"Atau jangan jangan selama ini kamu anggap aku ini alvaro,iya?" Sahut rian dengan penekanan.
Naura menggeleng.
"Kamu ini sebenarnya nerima aku karena diri aku sendiri atau karena kemiripan aku sama alvaro?" Tanya rian lagi.
Naura menggeleng. Ia memang sayang dengan rian,dan disatu sisi memang rian mirip dengan alvaro.
"Disini yang seharusnya ngertiin itu kamu naura. Aku berjuang mati matian demi kamu,tapi kamu sama sekali gak pernah noleh ke aku. Di pikiran kamu masih ada alvaro dan alvaro. Coba kamu yang ada di posisi aku,kamu gak bakal sanggup naura liat orang yang disayang masih dengan rasa penyesalan sama mantannya" sahut rian.
"Sama orang yang udah gak ada aja kamu cemburu mas rian? Kamu keterlaluan" sahut naura.
"Aku gak cemburu naura. Disini yang keterlaluan itu aku atau kamu? Kamu disini yang udah bohongin aku naura. Kamu itu nerima aku bukan karena kamu sayang sama aku. Tapi karna kemiripan aku dengan alvaro" sahut rian melemah.
"Mas rian,aku aja gak pernah bahas mantan kamu. Tapi kenapa kamu kaya gini?" Sahut naura yang sudah meneteskan air matanya.
"Bukan kamu yang gak mau ngebahas,kamu yang gak mau nanya ke aku. Kamu lebih milih nanyain hal itu ke ibu aku dibanding aku" sahut rian.
"Mas rian,kamu emang bener bener gak bisa ngertiin aku. Alvaro itu mati karena aku,dan dia mati dimana aku ulang tahun. Manusia mana yang gak dilanda penyesalannya?" Sahut naura.
"Alvaro itu meninggal karena memang udah takdirnya meninggal di hari ulang tahun kamu. Kamu ini percaya tuhan gak sih naura? Buat apa kamu sholat tiap hari kalo kamu masih nyalahin diri kamu atas kematian seseorang?" Ujar rian.
Rian benar benar tak tahu bagaimana hubungannya kedepannya. Rian benar benar sedang kacau.
Naura menangis,benar benar menangis.
"Maafin aku mas rian" ujar naura.
Rian memeluk naura dengan erat. Bagaimana pun juga,rian harus menyadarkan naura jika kenyataannya alvaro sudah meninggal. Dan itu terjadi bukan karena dirinya.
Naura menangis dipelukan rian,sungguh pelukan rian itu bagaikan candu baginya. Ia selalu merasa nyaman dengan pelukan dari rian.
Naura mendegar detak jantung rian yang lebih cepat dari biasanya. Naura sangat tahu jika rian sebenarnya emosi.
"Mas rian,aku minta maaf" ujarnya lagi.
Rian mengangguk. "Aku udah maafin kamu naura. Aku cuma mau kamu jujur sama aku" sahutnya.
Naura melepas pelukannya. "Aku emang sayang sama mas rian,dan kebetulan mas rian emang mirip sama alvaro dari segi sifat" ujar naura.
"Nanti kamu pikir pikir lagi ya,kamu ini sayang sama aku karena aku atau karena sifat ku yang mirip alvaro. Gak usah dijawab sekarang" sahut rian.
Naura mengangguk.
"Jangan nangis,aku gak bisa liat kamu kaya gini terus naura" sahut rian.
"Aku sayang mas rian. Ini beneran tulus dari hati aku" ujar naura.Rian menatap naura. "Yakin? Bukan karena kemiripan sifat?" Tanya nya.
Naura mengangguk mantap. "Aku yakin mas rian"
Rian tersenyum ke arah naura. Kali ini ia sudah tahu jawabannya. Naura benar benar menyayangi nya.
Mereka meninggalkan area pemakaman alvaro dan berjalan mengelilingi kota.
Setidaknya, mengelilingi kota bersama orang yang disayang tidak akan membuatnya bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend is athlete
Fanfiction"Naura,maafin aku ya" "Maaf buat apa mas rian?" "Segala-galanya" "Aku udah maafin mas rian." "Segampang itu?" "Aku orangnya pemaaf mas" "Aku gak pernah ada loh saat kamu butuh aku" "Tugas kamu gak cuma jagain aku mas,kamu punya tugas yang lebih pen...