Part 104

2.3K 292 21
                                    

Rian tersenyum bahagia melihat Naura bisa melanjutkan pertandingannya ke babak selanjutnya.

Bagaimana ia bisa tahu Naura lolos?

Rian saat ini berada di gor Univ Terbuka bersama dengan Rinov. Ia tahu bahwa sparing ini akan diadakan di Univ Terbuka.

"Gue samper Naura dulu deh"

Tangan Rian dicekal oleh Rinov, "jangan, lo kan lagi ada masalah. Biarin Naura tenang dulu"

"Tapi..."

"Jom,sadar atau enggak keberadaan lo disini kalo ketauan Naura tuh berabe. Kenapa? Karna bisa aja bikin Naura badmood dan itu berpengaruh sama pertandingannya" Ujar Rinov.

"Mendingan,kita nonton dia diem diem aja tanpa terlihat sama dia. Kita semangatin dari sini aja" Tambahnya.

Rian mengangguk ngerti apa yang dimaksud oleh Rinov. Memang ada benarnya juga.

Soal bagaimana hubungannya kini dengan Nadiya? Itu masih abu-abu. Nadiya masih saja menghubungi Rian bahkan mengajaknya jalan jalan.

Kali ini Rian tidak mau salah ambil keputusan dan kehilangan Naura. Ia lebih baik menolak ajakan Nadiya dibanding ia harus kehilangan Naura. Karena hatinya kini sepenuhnya untuk Naura bukan Nadiya.

"Jom,balik yuk. Gue cape dimintain foto terus. Lagi juga apa ga aneh? Mereka nanyain terus kenapa kita disini, ntar yang ada hubungan lo sama Naura beneran kebongkar loh" Sahut Rinov.

Rian mengangguk lalu mengikuti ajakan Rinov untuk keluar dari zona tidak aman ini.

"Gue emang terlalu imut ya jom?" Tanya Rinov saat berjalan menuju parkiran mobil.

"Hah?"

"Gue imut gak sih Jom?"

"Apa sih"

"Yeh orang ditanya, gue imut nggak?" Ulang Rinov.

Rian menggeleng.

"Kok cewek cewek pada demen sama gue sih,katanya gue imut banget. Kalo ketemu pasti bilang iiihh rinovv imut bangett sihh kan jadi gemesshhh" Ujarnya sambil memperagakan suara cewek.

"Gue heran ya, lo juga dibilang glowing tapi tetep stay cool gitu. Gue kok gabisa ya? Bawaannya mau ketawa trus bilang makasih sayang, gitu ke penggemar" Sahutnya lagi.

Rian tak menggubris omongan Rinov, pandangannya tetap fokus satu tujuan.

"Ah kan males nih gue kalo nemenin lo, berasa jadi orang asing tau gak" Sahut Rinov.

"Apa sih nov"

"Apa sih apa sih, ajak gue ngobrol kek. Gaenak tau dicuekin"

"Perasaan gue yang partneran sama Fajar, kok yang ketularan alay elo ya?" Tanya Rian.

Rinov menepuk lengan Rian, "ah sialan lo mah Jom"

Mereka sampai di mobil milik Rian, Rian langsung menancapkan gas keluar dari Universitas ini.

"Jom, lo gamau ajak gue makan dulu apa?"

Rian menggeleng, "di kantin aja"

"Jom, gue bosen makan makanan kantin"

"Gausah lebay"

Rinov memanyunkan bibirnya, "ah lo mah ga asik, pulang aja sono lo ke Bantul"

"Kok ngusir? Gue turunin dijalan lo ya" Ancem Rian.

"Lagian,gue laper nih"

"Dikantin aja Nov"

"Gamau, please lah. Pecel lele Mang Udin juga gapapa" Sahut Rinov.

My boyfriend is athleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang