Part 110

2.3K 256 28
                                    

"Kamu yakin Nau bakal di Swiss?" Tanya Adel.

Kini Naura sedang berada di ruang santai keluarganya, tidak ada Ihsan karena ia sedang pulang ke kampungnya menemui orang tuanya disana.

Naura mengangguk mantap, "iya mah, lumayan kan ada beasiswa. Sayang kalo gak diambil"

Tidak tidak, bukan itu maksud tujuan Naura ke Swiss, melainkan menghindarkan pikirannya dari Rian dan juga Nadiya disini.

"Jauh loh Nau, kalo kamu kenapa kenapa gimana? Gak ada yang mamah kenal buat bisa jagain kamu" Sahut Adel.

"Emang Naura anak kecil apa mah mesti dijagain mulu" Ujarnya sambil mengunyah makaroni dihadapannya.

"Ya tapi kan jauh Nau, belum lagi kalo sakit disana, siapa yang ngurusin?"

Naura meneguk air minumnya sebelum menjawab pertanyaan mamahnya, "udah mah, gak usah khawatir. Naura bakal baik baik aja kok, lagi juga cuma sebulan"

"Mamah sendirian dong dirumah?"

"Kan nanti juga ada anak laki kesayangan mamah yang mondar mandir kesini"

"Yah kakakmu kan ga disini tiap hari"

"Ya seenggaknya rumah gak sepi sepi banget mah"

Adel berjalan menuju dapur, "gimana hubungan kamu sama Rian? Udah baikan?"

"Yaampun mah, baru aja Naura lupa sama dia udah diingetin lagi" Ujarnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Kenapa sih kok lupa lupaan?"

Adel kembali lagi menuju ruang santai nya membawa buah kesukaan Naura yang sudah dipotong potong.

"Panjang mah ceritanya"

"Putus ?"

Naura mengangguk.

"Ya allah Naura, gimana ceritanya sih?"

Naura tidak bisa menyembunyikan apapun dari mamahnya, ia selalu bercerita tentang masalah nya dengan siapapun itu.

"Yaallah Nak, kamu ini. Ngorbanin perasaan sendiri demi orang lain" Ujar Adel.

"Gapapa mah, yang penting dia seneng"

"Rian nya gimana? Seneng juga sama si cewek itu?"

Naura menggeleng, "dulu pernah, tapi sekarang nggak"

"Kamu gak bisa Nau kaya gitu, kasian Rian juga harus maksain dirinya sama orang lain yang gak dia sayang" Ujar Adel.

"Yaudahlah mah, semua udah ada jalannya masing masing. Kalo emang jodoh kan aku sama dia balik lagi gimanapun caranya" Ujar Naura sambil mengunyah potongan apel.

"Ihsan tau?"

Naura mengangguk.

"Gak nyesel mamah ngelahirin kamu Nau"

"Kenapa emang?"

"Hatinya lembut, sama kaya arti nama kamu Khaleesia Naura Alfian. Wanita yang berhati lembut dan rendah hati. Gak salah mamah sama papah ngasih nama itu ke kamu"

Naura tersenyum, "alhamdulillah Mah"

"Jadi kamu berangkat kapan? Rian tau soal keberangkatan mu ini ?"

"Lusa, enggak Mas Rian gak tau"

"Kalo dia nyariin gimana?"

"Nggak lah mah, kan dia lagi sibuk bahagiain Nadiya" Ujar Naura.

Adel memeluk Naura dengan erat, "hebat kamu Nak, yang sabar ya"

Naura pun membalas pelukan dari mamahnya, "iya mah, aku kan kuat kaya mamah"

My boyfriend is athleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang