Kedua orang tua naura datang ke ruangan naura membawa baju milik naura.
"Alhamdulillah ya allah,naura. Kamu gak boleh nyembunyiin apa apalagi dari kita. Mamah hampir gila ditinggalin sama kamu naura" ujar mamahnya yang memeluk naura.
"Gak cuma mamah yang hampir gila,nih sebelah ihsan juga hampir gila" sahut ihsan meledek rian.
"Dih engga tante,ihsan boong. Rian cuma khawatir banget sama naura. Rian gak mau kehilangan orang yang rian sayang buat kedua kalinya" sahut rian.
"Boong mah,tadi ada yang nangis nangis liat naura gak bangun bangun" sahut ihsan.
"Heh udah udah,ihsan ini demennya ngeledek aja. Wajar lah rian kaya gitu. Berarti dia beneran sayang sama naura" ujar om arsen.
"Iya papa maaf" sahut ihsan.Naura terkekeh kecil mendengar celotehan mereka berdua. Setidaknya,kali ini ia tak memberikan fake smile terhadap orang dihadapannya kini.
"Naura jangan senyum" sahut rian tiba tiba.
Naura mengernyit heran.
"Aku gak bisa liat kamu senyum lagi kalo buat nutupin ini semua" ujar rian.
Naura tertawa. Suara tertawa milik naura lah yang menjadi semangat bagi rian.
"Kamu ini ngomong apa sih mas rian,nggak kok. Ini tulus beneran" sahut naura sambil tersenyum lagi.
"Mah,pah,kok gerah ya?" Sahut ihsan sambil mengibas ngibaskan tangannya.
"Kamu ini san,iri aja sama adeknya. Makanya cari pacar" sahut om arsen.
"Papa gatau? Dia tuh sebenernya pu....." mulut naura langsung dibekap oleh ihsan dengan cepat.
"Enggak pa,naura abis minum obat jadi setengah gila" sahut ihsan.
"Ih aa,liat aja nanti aku kasi tau ke papa sama mama" ujar naura.
"Kamu aja gatau siapa dia,gimana mau ngasi tau?" Sahut ihsan.
"Tenang naura,aku tau semuanya. Nanti kita bongkar terus sebarin ke lambe badminton" sahur rian dan mengajak naura untuk tos.
"Siap deh mas rian" ujar naura.Ihsan mengelus dadanya "sabar san,emang kalo adek jadiannya sama temen sendiri tuh bikin nyesek. Dipojokin terus" sahut nya.
"Kan emang dipojok..." ujar naura dan rian tertahan dengan omongan ihsan.
"UDAH KEK GUE LAGI GAK DIPOJOKAN SEKARANG" sahut ihsan kesal.
Mamah dan papahnya tertawa dengan kelakuan mereka bertiga. Ihsan selalu menjadi bahan bullyan dari adeknya.
"Mamah sama papa keluar dulu ya? Mau ngurus surat surat buat naura" sahut tante adel.
"Iya mah,ihsan disini kok sama rian jagain naura" sahut ihsan.Mereka kini tinggal bertiga di ruangan inap milik naura. Ruangan yang naura tempati ini memang vvip. Jadi sangat luas.
Rian menyuapkan makanan untuk naura,hanya bubur dan sayur sop. Ia hanya diperbolekan makan itu untuk saat ini.
"Nau,tau gak,tadi ada yang abis diomelin sama koh ar loh" ujar ihsan.
"Siapa?" Tanya naura.
"Gak tau tuh,pokoknya ada tuh orang pas latihan gak serius banget. Masa ngelakuin kesalahan sendiri mulu" ujar ihsan.
"San" sahut rian,maksudnya agar ihsan berhenti berbicara."Siapa sih? Kevin ya?" Tanya naura.
"Gausah didengerin nau,abangmu gila" sahut rian sambil menyuapkan sesendok bubur ke naura.
"Orangnya sih ya gitu deh,auto jadi manusia lebay kalo penyemangatnya lagi atit" sahut ihsan lagi.Naura kini paham siapa yang dimaksud oleh abangnya ini.
"Oh aku tau,pasti mas rian ya" sahut naura.
"Makan dulu,ngomongnya nanti" ujar rian.
"Iya mas rian,jangan galak galak dong. Tar aku tidur lagi nih" sahut naura.Rian membulatkan matanya.
"Enggak kok bercanda." Sahut naura.
Setelah naura selesai makan,rian menggerus obat untuk naura. Rian sudah paham jika naura tidak bisa meminum obat tablet ataupun kapsul.
"Nih minum obatnya,biar cepet sembuh" ujarnya.
Naura hanya menuruti rian,ia tak mau rian sedih lagi karena dirinya.
"Mas rian nginep?" Tanya naura.
"Enggak,besok masih harus latihan" sahutnya."Gue emang disini tuh cocok bat jadi kambing conge ya? Gue mending jadi kambing conge nya si jojo sama ginting deh" ujar ihsan.
"Yaudah sana pulang" sahut naura.Ihsan geram,mengapa adiknya sendiri malah membela rian dibanding dirinya.
"Liat aja lo nau,gak aa kasih tau tentang si itu" ujar ihsan.
"Gapapa,kan mas rian udah tau. Jadi aku bisa nanya dia" ujar naura.
"Naura,aa nyesel kesini" ujarnya dan langsung beranjak dari duduknya.Naura menahan tangan milik ihsan.
"Aku bercanda,baper banget deh" sahut naura.
Ihsan masih tak mau menoleh ke arah naura.
"Naura mau peluk aa" ujarnya.
Ihsan masih tak bergeming
"Aa gamau nih? Nanti kalo naura tidur kangen loh sama naura" ujarnya lagi.
Ihsan langsung membalikan tubuhnya dan memeluk naura dengan erat.
"Nau,jangan tinggalin kita lagi. Aa mohon" ujar ihsan.
"Enggak a,bentar lagi naura sembuh kok" sahut nya.Ihsan melepas pelukannya dan menatap rian.
"Mau juga jom dipeluk naura?" Tanya ihsan.
Rian menggeleng "liat naura udah sadar aja gue udah bahagia" sahutnya.Setelah 15 menit,naura sudah tertidur pulas. Ini adalah efek dari obat yang diberikan oleh dokter.
Mamah dan papahnya naura pun sudah datang dari keperluan sebelumnya.
"Nginep san? Yan?" Tanya om arsen.
"Enggak om" jawab rian.
"Nginep aja,udah jam 11 ini" sahut om arsen.
"Nggak pah,besok pagi pagi kita ada tes fisik lari. Mungkin sore nanti ihsan kesini lagi sama rian" ujar ihsan.
"Yaudah kalo gitu,rian pamit ya om,tante" ujar rian.
"Iya yan,hati hati" ujar mamah dan papanya naura.Rian mengusap kening naura pelan "naura,aku pulang dulu ya. Besok aku bawa pasukan. Kamu siap siap aja" sahut rian.
Ihsan dan rian bersalaman dengan orang tua naura sebagai pamitan.
"Mah,pa,ihsan pamit ya. Kalo ada apa apa kabarin ihsan atau rian juga gapapa" sahut ihsan.
"Iya san,hati hati dijalan. Jangan ngebut. Kabarin kalo udah sampe" ujar tante adel.
"Siap" ujar mereka berdua.
Sebelum rian meninggalkan ruangan naura,ia masih memperhatikan naura lagi. Ia takut,tidurnya ini sama dengan kemarin. Rian masih menatap naura dengan penuh kekhawatiran.
"Gausah khawatir,udah ayo" sahut ihsan.
Mereka sudah berada dimobil milik rian. Kali ini memang rian terlihat lebih semangat dari sebelumnya. Ia sudah merasa lebih tenang dibanding sebelumya.
Kekhawatiran rian sangat besar terhadap naura. Ia sangat takut kehilangan naura. Wanita yang hanya dengan sekejap dapat membuat dirinya jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend is athlete
Fanfiction"Naura,maafin aku ya" "Maaf buat apa mas rian?" "Segala-galanya" "Aku udah maafin mas rian." "Segampang itu?" "Aku orangnya pemaaf mas" "Aku gak pernah ada loh saat kamu butuh aku" "Tugas kamu gak cuma jagain aku mas,kamu punya tugas yang lebih pen...