Part 47

2.7K 260 6
                                    

Mereka sudah sampai di rumah naura pada pukul 21.00.

Naura masih dalam keadaan trauma,benar benar trauma. Saat turun dari mobil naura langsung memeluk ihsan dengan erat.

Ihsan masih mengerti bahwa naura masih dalam keadaan shock. Ihsan membalas pelukan dari naura.

Rian yang melihat itu pun mengerti,apalagi ihsan kakaknya. Ihsan yang lebih mengerti tentang naura dibanding dirinya. Walaupun bukan kakak kandung,tapi ihsan sangat mengerti adiknya.

"Gapapa naura,semua udah baik baik aja" ujar ihsan.

Naura masih terdiam dipelukan ihsan.

"Aa bisa aja ngehajar orang itu,tapi kan kita punya hukum. Gak boleh main hakim sendiri. Kita serahin semua ke jalur hukum" sahutnya lagi.

Naura mengangguk dan melepas pelukannya lalu menatap rian.

Rian pun menatap naura,terlihat dari sorot mata naura jika sebenarnya naura rapuh.

Naura berjalan mendekati rian dan memeluknya juga. Rian pun membalas pelukan dari naura.

"Its ok,dont worry naura. I'll be there for you" ujar rian sambil mengelus kepala naura.

"Makasih" ujar naura.

Hanya 1 kata yang bisa ia ucapkan kepada rian.

Rian mengangguk, "udah tugas aku sebagai pacar mu buat jagain kamu. Termasuk ihsan juga. Tanpa ihsan aku gak bisa nyelametin kamu" ujarnya.

Naura mendongak ke arah rian, "aku takut ketemu keano lagi"

Rian menggeleng, "kamu gak akan ketemu dia lagi. Gimana kalo besok besok pulang kuliahnya aku jemput?" Sahut rian.

Naura dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya, "enggaak,mas rian fokus latihan. Turnamen didepan mata mas,sekarang udah tanggal 1. Kamu harus berangkat bentar lagi. Jangn sia siain waktu kamu" ujar naura.

Ya,memang naura takut untuk bertemu lagi dengan keano,walaupun rian sudah menyatakan bahwa dirinya tak akan lagi bertemu keano tapi ia tetap khawatir.

Memang ingin rasanya dijemput sang pacar selepas kuliah,tapi naura harus ingat. Pacar nya ini adalah atlet,pahlawan bagi negaranya. Bukan seorang mahasiswa sepertinya yang bisa kapan saja dan dimana saja bersama naura.

Rian pun mengakui naura gadis hebat,gimana tidak? Ia rela seharian tak ada kabar dari rian. Bagaimana pun juga naura harus mengerti kondisi atlet.

"Yaudah yuk jom balik,udah malem" sahut ihsan.

Rian mengangguk, "naura,aku pamit. Kayaknya belakangan ini kita gak ketemu lagi. Aku harus fokus,maaf" ujar rian.

"Iya mas rian yaampun,aku ngerti kokk. Semangat yaa" ujar naura.

Rian tersenyum, "kamu masih libur kan kuliahnya?"

Naura mengangguk mantap , "iya masih,tadi cuma ngasih makalah aja" sahutnya.

"Jangan kemana mana,dirumah aja. Kalo kemana mana bilang sama aku" sahut rian.

"Kalo aku bilang kamu,kamu mau nganterin?aku gak mau loh" sahut naura.

"Geer,biar aku tau kamu kemana dan sama siapa" ujarnya.

"Udah ya naura,aku pamit. Salam buat tante sama om" ujar rian.

"Nau,mamah papa udah tidur pasti. Aa nitip ini ya" ujar ihsan,ia memberikan sejumlah uang.

"Apaan nih?" Tanya naura bingung.

"Buat mamah sama papah. Alhamdulillah aa ada rezeki walaupun gak banyak" sahutnya.

Naura menolak, "nggaak apaansih,udah itu buat aa aja. Kita juga gak lagi krisis kok" sahut naura.

My boyfriend is athleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang