"Aku bisa datang tapi hanya dua hari termasuk perjalanannya nanti," jawab Renata saat Evie kembali membahas ajakan untuk menghabiskan malam Natal bersama keluarganya di Orono. "Profesor yang bertanggung jawab atas timku akan memulai proyeknya lebih awal, Evie. We have high hopes for this."
"Merayakan Natal harus satu minggu," balas Evie dengan santai walaupun jemarinya bergerak lincah di atas sketch book untuk memberi highlight di beberapa bagian yang ia inginkan. Keduanya sedang berada di kelas drawing dan Profesor mereka kali ini meminta dua hal sekaligus, yaitu menggambar dan menempel. Evie kembali bertanya, "Apa yang bisa kita lakukan selama dua hari? Hanya makan malam dan membuka kado?"
"Bagi aku itu lumayan." Renata menyingkirkan pekerjaanya untuk menunggu perekat layer terakhir kering terlebih dahulu. Tersisa tiga puluh menit sebelum kelas berakhir dan ia sudah selesai dengan pekerjaannya. "Sama seperti yang aku lakukan di panti, Evie. Bahkan kami hanya merayakannya satu hari."
"Dan kamu sudah tidak disana - upgrade that."
"This is your family dinner, tidak seharusnya aku lama-lama berada di antara kalian."
"Kenapa? Ibuku tidak menggigit orang," kata Evie dan Renata tidak membalas kata-katanya, pembicaraan mereka berakhir saat Renata memilih untuk memeriksa hasil akhir pekerjaannya.
Empat puluh menit kemudian ketika kelas mereka selesai dan keduanya keluar dari laboratorium desain, Evie melanjutkan pembicaraan mereka saat ia menyadari Renata yang diam saja, "You're not confident anymore, are you? Ya Tuhan, keluargaku adalah manusia bukannya dewa."
"Your family class and mine are different." Renata mengucapkannya dengan tenang, "Aku melihat tabunganku dan hanya cukup untuk memesan hotel selama satu malam."
"Bukannya aku sudah bilang kalau kamu akan menginap di rumahku?" Evie menggeleng tidak mengerti, "I hate it when you avoid me."
"Evie, kamu sudah membayar tiket pesawatnya."
"I'll pay for everything that you need." Evie menyelesaikan goresan terakhirnya, "Renata, kamu adalah teman aku."
"Kamu terlalu baik ketika kamu membayar semuanya. Tapi aku akan menginap di hotel saja, Evie. Dan kamu - kita maksudnya, bisa pergi kemana saja dalam dua hari. Keluarga kamu akan berkumpul kan?"
"As what I said before, kami hanya bersama selama dua jam. Dan? Apa aku harus bekerja menjadi Santa karena mempunyai waktu luang yang sangat - banyak?"
Renata ingin menyetujui ide konyol Evie saat serombongan orang berjalan berlawanan arah dengan mereka. Ia melihat rombongan itu dan Renata mengenal salah satu orang diantaranya, Paul Bianchi; dan ia berbisik ke Evie, "Dolce Gabbana, Evie. Masih sama seperti dua bulan lalu ketika mereka datang untuk memberi kuliah umum - they come again."
Renata bertanya dengan nada rendah, "I'm not sure they're going to talk a second time about the exclusive opportunities the Parson students can have. Maybe now they're going to hire students here. Who will get that?"
Evie tidak ingin melewatkan rombongan itu dan ia melihat mereka hingga melewati koridor dan berbelok, "Tidak tahu - siapapun yang direkrut, aku juga ingin."
"Kamu harus menonjol kalau begitu," balas Renata sambil tertawa kecil. Ia pernah diberi kartu nama oleh Paul Bianchi, HR Director Dolce Gabbana; saat dua bulan pertamanya di Parsons. Kartu nama yang hanya ia lihat sekilas sebelum akhirnya ia simpan di laci belajarnya. Paul terlihat berbicara santai dengan Samantha Mueller, alumni terkenal dari Parsons yang sekarang sedang naik daun setelah terobosan yang ia buat - yaitu kain yang terbuat dari serat rumput laut dan kapas organik, dan bekerja di Dolce & Gabbana USA Inc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Lullaby
ChickLitEndless Lullaby | Mint Series #1 © 2020 Grenatalie. Seluruh hak cipta.