#66# - Sixty Six

828 121 2
                                    

28/99 She likes coffee

29/99 She loves to knit. Coffee and knitting – I want to see that.

30/99 I think when I realized she was disappear, I knew it was unreciprocated feelings.

____

Ketika Gabrina mengerjapkan matanya dan mengumpulkan kesadaran, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit mobil.

Kemudian, pergerakan yang ia rasakan pada kursi membuatnya mengasumsikan bahwa mobil yang mereka naiki masih berjalan. Gabrina menoleh ke jendela dan mendapati langit cerah ­– dengan semburat kuning dan kilasan pohon-pohon. Dari tempatnya melihat ia menyimpulkan jarak antar rumah semakin renggang dan pemandangan lebih didominasi oleh pepohonan.

Supir mereka masih fokus untuk menyetir – Gabrina tidak mendengarkan suaranya sama sekali sejak ia diantar ke apartmennya sampai sekarang, Ia menoleh ke samping pada akhirnya, dan mendapati Dominic sedang menggunakan Ipad sebelum pria itu menatapnya balik.

"Aku – tertidur?" tanya Gabrina dengan suara pelan karena tenggorokannya terasa kering. Matanya kemudian mencari botol minum yang ia ingat mereka beli saat berangkat tadi.

"Cukup lama."

Gabrina melihat ponselnya dan menyadari bahwa hari sudah sore. "Berapa lama lagi?"

"Setengah jam–" Dominic menghentikan kata-katanya sambil menghitung cepat berapa lama Gabrina tertidur. "Kamu tidur sejak kita berangkat jadi aku tidak membangunkan kamu."

"Aku kurang tidur akhir-akhir ini."

"Lalu kenapa–" ia berusaha berhati-hati untuk menanyakannya. "Kenapa kamu sekarang nyaman di mobil ini dibandingkan kemarin?"

"Karena aku panik, Nickie."

"Apa karena Acura?"

"Tidak – bukan itu maksudku." Gabrina menggeleng pelan dan ia berusaha sedikit meluruskan kakinya di mobil itu, "It's always like that. Aku tidak pernah tidur lama karena aku selalu panik saat aku terbangun. Saat itu Dominic, aku lupa dengan apa yang aku lakukan sebelumnya jadi aku panik dan mengingat hal itu lagi."

"Tadi?"

"Aneh juga karena aku tidur lebih dua jam," Gabrina tertawa kecil dan ia merasa nyaman dengan suasana santai diantara mereka. "Tapi aku mengingat kamu disampingku. Aku mengingat bahwa kamu Dominic si Pangeran menyebalkan, yang memberikan kemeja-kemeja mahalnya kepada aku hanya untuk diperbaiki – aku berusaha mengingat itu semua. "

Dominic Faillieres kemudian tersenyum jahil, "Kamu harus selalu tidur disampingku."

"Konyol."

"Glad to see you feel comfortable by my side." Dominic tersenyum – ia tidak menghitung berapa kali ia tersenyum setelah berkali-kali mengingatkan dirinya sendiri bahwa wanita yang ia sukai duduk disampingnya. "Karena Gabrina, kalau kemarin Acura membuat kamu tidak nyaman maka aku harus menggantinya dengan yang lain."

"Yeah, rich people with their money,"  balas Gabrina dengan tidak minat. Ia menyilangkan kakinya dan menumpukan tangan di pintu mobil, melihat Dominic yang sekali lagi berkutat dengan Ipad ditangannya. Pria itu masih memakai pakaian yang sama di Pacific, rambut cokelatnya terlihat sedikit acak-acakan, Gabrina mengerang dalam hati karena menurutnya penampilan sederhana Dominic bisa membuat semua wanita menjerit – kecualikan dirinya – Dominic Faillieres terlihat berkarisma dan itu membuat jantung Gabrina kembali menggila hanya dengan menatapnya.

Ia berusaha mengalihkan perhatian, "Kalian berapa bersaudara?"

"Tiga," Dominic menjawab tanpa mengalihkan pandangannya. "Charleen adalah bungsu dan aku nomor dua. Tunggu, kamu tidak tahu kami padahal kamu bekerja dengan Charleen?"

Endless LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang