#75# - Seventy Five

980 108 1
                                    

55/99 Collarbones are good. Shoulders are good. Legs are good. I guess the main idea is everything that she wears makes her look good.

56/99 She needs to know that she isn't a snoozer.

57/99 I hope she pays attention to my hint – I still believe that she is the same person with the woman that I met in New York.

____

Dominic keluar dari kursi pengemudi Acura putihnya dan membiarkan mesin mobil itu menyala karena Arthur masih berada di kursi penumpang dan ia tidak menunggu ajudannya untuk segera masuk ke gedung Pacific yang malam ini tetap terlihat ramai. Dominic Faillieres masih mengenakan pakaian yang sama sejak pagi – kemeja hitam dengan celana warna senada, orang-orang berlalu-lalang dihadapannya saat dari kejauhan ia menemukan sosok Charleen yang mencolok tetapi tidak ada Allesia disisinya sehingga Dominic berusaha menjelajah seisi ruangan itu dengan harapan yang sama seperti ia berangkat satu jam yang lalu – menemukan Allesia secepatnya.

"Alle." Dominic berusaha memanggil wanita berambut pirang yang tampak asing di ruangan itu dan ia merasa separuh beban di pundaknya terangkat saat mata mereka bertemu – hanya perlu pergi dari tempat ini secepatnya.

"Oh, Hi Dominic."

"Oh?" Dominic berpikir tidak seharusnya Allesia dengan santai menyapa dirinya sementara ia semakin panik dengan waktu yang terus berjalan. "You shouldn't be here," kata Dominic dengan geram.

Untuk beberapa detik Allesia menatapnya bingung dan Dominic berniat untuk meraih tangan Allesia agar mereka segera pergi tetapi seorang wanita lebih dulu menghalangi pergerakannya. "Alle bersama aku, Dominic, apa yang kamu lakukan disini?"

Dominic mendengar bagaimana Gabrina bertanya kepadanya namun ia menangkap raut dingin sekaligus penasaran dari wanita itu. "Kamu, Gabrina – aku dan kamu – kita akan memiliki waktu sendiri untuk berbicara sementara saat ini aku memiliki urusan dengannya."

"I don't know what's going on here?" Allesia memegang gelas minumannya dan bertanya dengan bingung, ia mengangkat tangan dengan ragu sambil bergantian menoleh kepada dua orang yang mengapitnya.

"Segera ikut dengan aku Alle atau Charleen akan salah paham kalau saudaranya datang ke tempat ini tanpa sepengetahuannya."

"Ia tanggung jawabku selama berada di Pacific–"

Dominic tidak bisa menahan suaranya sendiri untuk tidak meninggi, "Bisakah kamu menuruti kata-kataku untuk tidak ikut campur?"

Gabrina yang memiliki pesan dari Charleen untuk ikut menemani Allesia kemudian menahan pria itu, "You're ridiculuous, apa kamu memang berniat untuk membuat keributan?"

"Kamu akan mengusir seorang Pangeran?"

"Jangan anggap aku tidak bisa melakukannya."

"Siapa?"

Allesia pikir ketiganya akan serempak menoleh setelah mendengar suara yang familiar itu tetapi nyatanya hanya ia yang menoleh sementara dua orang yang mengapitnya masih saling memandang untuk alasan yang tidak ia tahu. Dominic memutuskan kontak mata antaranya dari Gabrina untuk bertanya, "Charleen, give me a best reason why Alle in here."

"Kami sedang reuni dan apa yang kamu lakukan di gedungku?"

Dominic berdesis, "Reuni? Apakah menurutmu alasan reuni bisa kupercaya karena Alle memberitahu aku bahwa Jeanne membuatnya datang kesini–"

Charleen Faillieres mengoreksi karena ia tahu ia bisa berpikir lebih jernih dibandingkan kakaknya. "Her Highness."

"I'd rather you didn't come here carelessly." Charleen memotong kalimat kakaknya sambil menyentuh lengan Dominic agar pria itu menyadari eksistensinya serta kedudukannya di gedung ini. "Gabrina akan membawa kalian ke ruangannya dan aku akan menyusul nanti."

Endless LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang