88/99 She was a victim. There were many hard choices at that time that make she lose something in herself.
89/99 She want to be loved even the trauma makes her to push people away.
90/99 She kissed me first.
____
Chantilly, Prancis.
"Hi, Papa." Hervé menoleh kearah pintu, mendapati putranya Dominic sedang berdiri disana seorang diri. Hari kelima semenjak ia dirawat total karena kondisinya, Hervé Faillieres tidak banyak melakukan kegiatan selain menunggu dokter melakukan visit atau memanggil ajudannya untuk memberi kabar terkini mengenai pekerjaan yang ia tinggalkan – karena Ratu dan Putra Mahkota kini menggantikan beberapa agendanya sejak empat hari yang lalu.
Mata mereka saling bertemu, dua tahun terakhir ia tidak bertemu dengan Dominic namun tidak banyak yang berubah dari sosok putranya. "Bagaimana keadaan Papa?"
"LIhat apa yang Papa temukan." Hervé menggeser tubuhnya, menunjukkan Trainstar 747-8 RTF yang sudah lama tidak ia sentuh. "Ca fait longtemps que j'ai fait ça." (1)
Dominic menghampiri sementara ia mengambilnya dari atas meja nakas. Dengan menggebu Hervé membayangkan beberapa hal yang menurutnya menyenangkan. "Kita bisa menerbangkannya di taman timur." Chantilly, tempat mereka tinggal untuk saat ini tidak sedang dibuka untuk publik sehingga hanya keluarga mereka yang berada disana beserta asisten-asisten pengurus istana.
"Papa tidak boleh banyak bergerak–" Dominic bersikeras untuk mencegah ayahnya sendiri.
"Jantung Papa tidak apa- apa. Totally fine." Hervé memotongnya, "Ayo, bantu aku."
Dominic terdiam, menimbang apakah ia harus menuruti permintaan ayahnya. Hervé bersiap untuk menyerahkan pengendali pesawat namun ia lebih dulu menyadari Dominic yang tidak kunjung menjawabnya, "Aku bukan pasien penyakitan. Anggap saja ini istirahatku tetapi apa artinya kalau aku tidak bisa kemana-mana? Pesawat ini menunggu kita, Nak."
Chantilly, istana yang mereka tempati untuk pemulihan Hervé. Château de Chantilly berjarak tiga puluh mil dari Paris – menjadi tempat peristirahatan musim semi bagi anggota kerajaan setelah restorisasi terakhir lima tahun yang lalu. Disaat sang Ratu dan Putra Mahkota berada di Versailles, Raja dan kedua anaknya berada di Chantilly hingga satu minggu kedepan.
"Papa berusaha mengingat dan membayangkan kehadiran kamu ditempat ini."
Dominic menahan untuk tidak memutar bola matanya sendiri, "Jangan banyak bicara, Papa."
"Non, Papa harus banyak bicara." Hervé tertawa, melangkahkan kakinya ringan. "Kenapa kamu tidak membicarakan wanita yang sering kamu temui dengan Papa?"
"Tentu saja Papa tahu sekaligur penasaran." Hervé mengedikkan sekali bahunya. "Sekarang Papa lebih suka ide mendengarnya sendiri darimu."
Pada sisa perjalanan mereka – bahkan Hervé menunda untuk menerbangkan remote control dan memilih untuk duduk di kursi taman terdekat selama Dominic bercerita mengenai Gabrina hingga membuat Hervé mengetahui alasan rencana pertunangan Dominic dan Allesia batal.
"Aku akan melamarnya, Papa." Dominic menatap sekilas rambut ayahnya yang mulai beruban pada beberapa titik. Hervé bertanya kepadanya mengenai apa yang akan ia lakukan selanjutnya. "Aku ingin membawanya kemari dan mengenalkan kepadanya tentang kalian. Maaf karena aku mengatakan hal seperti ini disaat Papa masih sakit–"
"Non, untuk apa kamu minta maaf, Nak? Bukankah bagus ketika kamu membuka diri kepadaku karena akhirnya aku bisa menjadi seorang Papa bagimu?" Hervé tersenyum tipis. "Papa senang kamu memiliki seseorang yang ingin kamu lindungi, ingin kamu cintai seumur hidup dalam hidup kamu–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Lullaby
ChickLitEndless Lullaby | Mint Series #1 © 2020 Grenatalie. Seluruh hak cipta.