From : ashdominic@columbia.edu
To : renata.renata@gmail.com
Subject : (none)
Hi Renata. Domi sent you this message because he wants to talk to you a lot. Can I have your number?
____
"My Lord?" panggil Arthur untuk kedua kalinya saat ia sedang berada di perpustakaan penthouse Dominic. Lima menit berlalu sejak ia menjelaskan beberapa hal kepada Dominic tetapi sang Pangeran seperti tidak pada tempatnya. Ia menghentikan penjelasannya dan bertanya terlebih dahulu kepada Dominic yang hanya memandang jauh laptopnya yang sedang membuka laman email.
"Ya?" Dominic mendengar panggilan Arthur yang kedua dan ia mengalihkan pandangan dari laptop. "Maaf, bisa ulangi?" pintanya.
Arthur tentu tidak keberatan untuk mengulanginya, "Tiga hari lagi Lady Allesia Lafont akan datang ke New York untuk mengikuti conference selama dua hari berturut-turut sebagai perwakilan mahasiwa Universitas Toronto. Her Majesty asks for her time in here - as well as yours - to see each other."
"Kaku sekali, Arthur." Dominic berkata seperti itu dan Arthur tidak menduga itu adalah jawaban dari Sang Pangeran, "Her Majesty dan Charleen tidak ada bedanya. Should I take her advice? Tidak bertemu selama sepuluh tahun bukan berarti aku melupakannya sebagai temanku, bukan? Apa sopan bagiku mengajaknya bertemu di kampus saja? I'm quite busy with my study, right?"
"Bertemu di kafe sepertinya awal yang baik, My Lord."
Kafe? Dominic menahan kekesalannya saat ia melirik lagi ke laptop. Dan emailnya. Sudah dua hari berlalu sejak mereka bertukar alamat email di depan gedung Parsons dan Renata belum membalas email darinya. Itulah yang membuatnya merasakan hal yang tidak nyaman entah apa alasannya. Apa bahasanya terlalu kaku hingga ia tidak nyaman? pikir Domini saat membaca ulang tiga kalimat pesan yang ia kirimkan.
Ia bertanya, "Minum kopi maksudnya?"
Arthur menghela napas panjang. Hubungan Dominic dan ibunya tidak terlalu baik setelah beberapa tahun yang lalu dan itu menjadi salah satu alasan Dominic Failleres enggan menghabiskan waktu di Prancis. "Bukannya itu lebih baik daripada Anda hanya bertemu dia secara formal di kampus?"
"Saya terlihat kejam bukan kalau saya tidak menyukai ide perjodohan ini?"
"I'm sorry, My Lord. I don't think you can say it for her after not seeing her for ten years. But first, meet Lady Allesia as your little friend because she came all the way to New York."
____
To : ashdominic@columbia.edu
From : renata.renata@gmail.com
Subject : re(none)
Sorry I just saw ur email. And we're not that close to exchanging phone numbers, Domi.
____
From : ashdominic@columbia.edu
To : renata.renata@gmail.com
Subject: re(none)
We've been close since you gave me the hat. I want to return it.
____
Orang gila, gumam Renata saat ia membaca balasan terakhir dari Dominic. Ia sedang berada di kamarnya bersama Evie untuk belajar bersama final week. Tapi ketika ia membuka laman email second account-nya lima menit yang lalu, Renata tidak dapat menahan untuk tidak mengerutkan kening saat pertama kali membaca pesan darinya yang singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Lullaby
ChickLitEndless Lullaby | Mint Series #1 © 2020 Grenatalie. Seluruh hak cipta.