Dr. Martina Radikoesoemo — wakil direktur dan orthopedics Guardian Hospital berjalan cepat menuju lift untuk ke basement bersama satu dokter neurologist, satu dokter pulmonologist, dan tiga dokter residen. Humas Guardian Hospital baru saja mendapatkan permintaan dari salah seorang ajudan Kerajaan Perancis untuk mempersiapkan kedatangan VVIP yang sedang dalam perjalanan tol ke rumah sakit ini.
Seorang perempuan — mengalami sesak napas — hanya itu informasi yang mereka dapatkan dari ajudan yang menghubungi mereka. Dua menit kemudian setelah mereka berada di lift, Martina melirik pria paruh baya tersebut yang membalik badan kepadanya. "Yang Mulia mengalami lebam di punggung karena memecahkan kaca dan jari kakinya terkilir."
"Informasi perempuan yang bersamanya?"
"Dibatalkan." Arthur serius dengan ucapannya sebelum pintu lift membuka. "Pasien yang akan Anda tangani hanya Dominic Faillieres."
Martina mengangguk walau ia juga penasaran dengan kevalidan informasi pertama yang disampaikan kepadanya. Enam dokter bersama Arthur menunggu selama lima menit di depan lift, dari kejauhan tampak Acura TLX berwarna putih berbelok dari pintu masuk kearah mereka. Salah satu dokter residen dengan sigap menyiapkan kursi roda didepan mereka.
Ban mobil itu berdecit tepat di depan mereka. Basement Guardian cukup terang dengan lampu-lampunya tetapi Martina melihat samar-samar keberadaan seseorang yang berada di kursi penumpang. Emile Arthur memberi perintah untuk mengarahkan kursi roda ke kursi pengemudi dan saat itulah ia tidak memedulikan keberadaan orang itu. Dominic Faillieres adalah prioritas mereka, pikir Martina saat seorang pria yang penuh keringat keluar dari sana.
"Anda bisa membawanya terlebih dahulu, dokter."
Mengabaikan rasa penasarannya, Martina kemudian menginstruksikan dokter residen untuk mendorong kursi roda masuk ke dalam lift. Beberapa prosedur terkait penanganan kemungkinan cedera tulang belakang sudah didiskusikan sepuluh menit yang lalu bersama dokter spesialis lainnya.
Arthur menunggu hingga angka di lift menunjukkan lantai nomor lima — lantai dimana Dominic akan melakukan pemeriksaan. Ia menyiapkan beberapa pengawal di lantai itu jadi untuk beberapa jam kedepannya Arthur akan menjalankan rencana sesuai perintah.
Acura TLX milik tuannya masih menyala. Arthur memutari mobil untuk duduk di kursi penumpang. Disaat ia masuk itulah seorang wanita yang diam di kursi penumpang memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya. Arthur menghela napas panjang, ia tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka tetapi apa yang ia lakukan hanya menuruti kata-kata Dominic. Segeranya ia mengambil alih kemudi, memarkirkan mobil dan mematikan mesinnya dengan cepat.
"Gabrina," Arthur memanggil nama wanita yang diingatnya. "Anda mengenal saya — begitupun sebaliknya. Saya akan membawa Anda ke dokter pulmonologist— mohon terima prosedur apapun yang akan dilakukannya. Apa Anda mengerti dengan kata-kata saya?" Arthur menunggu hingga ia bisa melihat anggukan pelan Gabrina Clo.
Dengan sigap Arthur keluar dari mobil. Ia menarik salah satu kursi roda yang ditinggalkan residen tadi. Wajah Gabrina terlihat lembab karena air mata dan Arthur menatapnya dengan kasihan. Belum ada sepuluh menit yang lalu ketika Dominic Faillieres menelponnya untuk mengubah rencananya.
"Ada berapa dokter yang menungguku, Arthur?" Suara Dominic yang tegas adalah hal pertama yang didengarnya.
"Enam — bersama saya—"
"Batalkan perawatan untuk Gabrina Clo. Katakan hanya aku yang akan mereka observasi. Dengarkan, aku jatuh dan memecahkan kaca akrilik di bandara tadi. Punggungku lebam begitu juga dengan jari kakiku yang terkilir. Please tell them, Arthur."

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Lullaby
Chick-LitEndless Lullaby | Mint Series #1 © 2020 Grenatalie. Seluruh hak cipta.