#69# - Sixty Nine

842 110 1
                                    

37/99 She's one of the reasons I moved from New York.

38/99 She works in Pacific – I have to thank my lil sister.

39/99 She changed her name.

____

"Tidak, Arthur – aku tidak tahu," Saraswati Wijaya berusaha bersabar menghadapi Arthur. "Bukankah kamu bisa menunggu mereka kembali?"

"Jantungku tidak cukup kuat setelah mereka berkali-kali pergi dari pengawasanku kemarin," Arthur menggerutu karena hari pertama mereka berdua kembali – berdua, biar ia tekankan lagi – Arthur yakin bahwa jantungnya akan melompat dengan dramatis saat mendapati Dominic dan Gabrina turun dari SUV BMW setelah makan siang diluar, setidaknya itu pembelaan mereka dan Arthur memilih untuk tidak mendebat. Kali kedua dihari yang sama, Dominic mengajak wanita itu memutari garis pantai hingga mereka bosan – tidak, mereka tidak bosan melainkan Arthur menelepon Dominic berkali-kali meminta pria itu untuk kembali ke villa.

"Ya sudah, Arthur. Kamu bisa menunggu mereka atau membantu aku," tangan kanan Sara mengenggam sebuah kotak kayu kecil sementara tangan yang lainnya memegang walkie talkie. Syuting hari ini memiliki tiga kali take adegan, yang mana jadwal mereka untuk Astrid Giyanta akan selesai dua hari lagi. "Mengangkat kursi, memasang gorden, atau kamu disampingku membawakan script."

"Prioritasku tentu saja Dominic–"

"Kalau begitu jangan ganggu pekerjaanku." Sara hampir saja berteriak kepada orang didepannya. Ia kemudian memijat pelipisnya sendiri sambil menyumpahi Dominic – didalam hati tentu saja – sebagai executive producer pria itu tidak perlu berada di lokasi syuting tetapi sebagai pemilik production house, Sara tentu tahu bahwa Dominic bebas melakukan apa yang ia mau, salah satunya pergi ke lokasi syuting.

"They are adults, kenapa kamu tidak biarkan saja?" Sara menatap wajah pria yang lebih tua darinya. "Biarkan saja Dominic melakukan pendekatan kepada wanita yang ia sukai – everyone here also knows that big boss is in love." Ia tidak mengada-ada. Disamping mereka harus bekerja sesuai tugas masing-masing, Gabrina Clo yang datang bersama Dominic Faillieres di pantai ini menjadi perbincangan banyak orang. Sara yang menjadi orang pertama yang dihubungi Dominic kemudian menjelaskannya berkali-kali kepada mereka – para kru yang bertanya kepadanya – bahwa Gabrina Clo tengah melihat proses syuting untuk membuatnya beradaptasi, alasan yang Sara buat sendiri dan wanita itu setuju dengan mudah ketika ia menyampaikannya di malam pertama mereka berada di ruang yang sama. "I have to go, Arthur. People wait me."

Sementara itu dua orang dewasa yang sedang mereka perdebatkan tengah berada disebuah perahu Setengah jam yang lalu Dominic kembali mengajak Gabrina untuk pergi ke suatu tempat yang menjadi markas sekelompok nelayan yang pulang melaut – Astrid Giyanta memberitahu Dominic tentang tempat-tempat yang cukup unik untuk mereka kunjungi, Dominic mengingatkan dirinya sendiri untuk berterima kasih kepada ilmuwan itu.

Tidak sulit untuk bercakap-cakap dengan mereka – Gabrina memahami bahasa daerah walau ia cukup lama tidak menggunakannya, kini baik ia dan Dominic duduk di bangku kayu yang ada didalam kapal membantu membersihkan jaring – walau tidak sepenuhnya membantu karena mereka tidak tahu apa saja yang harus dibersihkan – bersama seorang pria tua yang menyambut mereka dengan ramah.

"Be careful, G." Dominic berpesan kepada wanita disampingnya.

"I know." Gabrina menjawab singkat. Tangannya terkadang ikut mengambil sesuatu yang menyangkut di jaring, atau terkadang ia akan kembali melipat tangannya. "Kenapa kamu melakukan seperti ini?" Gabrina bertanya kepada Dominic yang masih fokus.

"Kapan lagi?" Dominic balik bertanya. "Apa menurut kamu Arthur akan membiarkanku seperti ini? Duduk tenang bersama seorang pria asing tanpa khawatir berlebihan?"

Endless LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang