#60# - Sixty

911 118 5
                                    

10/99 She saved my ear.

11/99 Time when she finally gave me the number I thought it was my lucky day.

12/99 Is there another girl besides my sister who disregard my calls? Well, she did.

____

Tidak. Pikiran Dominic mengulangi kata yang bernada tegas dari wanita yang menelponnya. Ya Tuhan, apa-apaan aku? Seharusnya aku sadar kalau benar-benar free trial run ya, Dominic?

Rahangnya mengeras tetapi wanita itu tidak memberinya kesempatan untuk berbicara, Dominic, maaf kalau aku mengganggu waktu istirahat kamu. Lupakan aku yang menelpon kamu lima menit yang lalu.

Dominic memandangi kakinya yang memakai sepatu — tiga hari berlalu semenjak hari dimana ia dan Gabrina pulang dari rumah sakit, dan tiga hari berlalu semenjak Gabrina Clo menelpon ponselnya untuk pertama kali. Untuk sebuah pertanyaan yang ia tidak pahami.

Dominic yang sedang memegang gelas champagne tidak sadar menggenggam gelas itu begitu kuat saat melihat Gabrina dengan gaun navy berlengan panjang dan memiliki motif bunga — wanita itu sungguh cantik dimatanya dengan gaun bermotif bunga transparan yang terlihat kontras dengan kulitnya. Prisha Yudiantara mengadakan makan malam untuk semua kru produksi film dokumenter dan ia mengundang semuanya — Dominic tidak tahu apakah Gabrina datang atau tidak — bagaimana ia tahu kalau semua pesan yang dikirimkan kepadanya tidak dibalas sama sekali?

Sementara itu Gabrina yang datang sendirian kemudian berniat mencari tuan rumah — Prisha, saat seseorang dari arah kanan memanggil namanya.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Julia Raviv bertanya-tanya mengapa Gabrina disini saat ia secara tidak sengaja melihat wanita itu masuk.

Gabrina yang terkejut menyembunyikan keenggganannya untuk tidak menanggapi Julia. "Malam, Tante. Prisha mengundang seluruh kru dan pemain dokumenter untuk acara ini."

"Tunggu—" Julia mengerutkan kening. "Seluruh kru? Apa kamu sekarang menjadi penata busananya?"

"Aku — pemain dokumenternya, Tante." Dan jawabannya membuat Julia membeku.

"Kamu? Bermain film yang sama dengan Prisha?" kata-kata Julia yang sedikit nyaring membuat beberapa orang menoleh kearah mereka.

"Apa ada yang salah?" Bukan Gabrina yang bersuara tetapi seorang laki-laki paruh baya yang tampak tegas menghampiri mereka. Marcus Raviv berdiri di samping istrinya sendiri sebelum ia menyadari wanita muda yang menjadi lawan bicara Julia.

"Gabrina Clo bermain di film yang sama denga Prisha — bagaimana bisa?" Julia tidak menyadari perubahan wajah Marcus, karena ia menunggu wanita didepannya berbicara. Kejutan macam apa ini? pikir Julia tidak mengerti.

"Hmm, karena aku dipilih oleh mereka, Tan."

Julia tersenyum kecil meremehkan, "Well, benar-benar tidak terduga ya, Marcus."

Marcus menanggapinya dengan suara rendah. "Itu berarti dia setara hebatnya dengan Prisha, Sayang."

Julia mengangkat salah satu tangannya. "Marcus, cukup."

Atmosfir berubah menjadi tidak menyenangkan ketika Julia menghentikan suaminya sendiri dan Gabrina merasakan perutnya yang mulas karena tatapan intimidasi Julia. Wanita itu membisikkan sesuatu ke telinga suaminya, dan Gabrina berusaha memperlihatkan sikapnya yang tidak peduli saat Marcus menjauhi mereka.

Julia mendekat dan berbicara dengan suara rendah agar orang disekeliling mereka tidak mendengar apa yang akan ia katakan. "Gabrina, kamu tahu apa artinya kalau saya dan suami saya berada disini?"

Endless LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang