73/99 She should notice that I'm on the next level from other men.
74/99 She has a lot of bad ideas, like thinking that we are a free trial run.
75/99 She needs to stop avoiding me, sometimes I don't like her consistency.
____
Malam ini ketika Abraham mendengar gelak tawa yang menggema dari ruang tengah membuatnya cukup senang. Untuk pertama kali Gabrina membawa seorang pria datang ke rumahnya untuk makan malam bersama dan melihat tanaman yang akan berbunga mekar malam ini. "So tell me, Gabrina, seperti apa rasanya syuting?"
"You know, banyak re-take pertanyaan karena menurut mereka akan lebih baik jika aku bisa emosional saat berbicara beberapa hal." Gabrina duduk berhadapan dengan kakeknya. Jemarinya memainkan ujung blus, ia telah mengganti dress untuk rekaman dengan pakaian baru. "Berbicara banyak didepan kamera ternyata rasanya beda ya, Kakek."
"Kamu sangat berapi-api barusan jadi aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik." Abraham mendengarkan Gabrina dengan seksama sebelum ia bertanya kepada yang lainnya, "Aku cukup terkejut dengan executive produser didepanku — bagaimana menurut kamu, Dominic?"
"Kami memiliki empat hari kedepan untuk menyelesaikan syuting ini jadi aku rasa dihari pertamanya ini ia cukup baik." Dominic menjawab lugas.
"Don't pressure me, Dom."
"I'm not." Ia tersenyum, sedikit memiringkan kepalanya kearah Gabrina. "You doing great."
Abraham meletakkan gelas minumannya sendiri ke atas meja, "Gabbie, apakah kamu ingat kalau bunga yang akan kita lihat malam ini akan sepenuhnya mekar di jam setengah sembilan nanti? Please take a rest in your room, sementara kakek akan mengajak Dominic untuk berkeliling."
Gabrina menggelengkan kepala. "Kakek, aku tidak secapek itu."
Namun Abraham yang menyayangi cucunya tahu bahwa wanita itu harus mengistirahatkan badannya terlebih dahulu untuk beberapa saat. "Jangan berdebat denganku, Gabbie. Kita akan bertemu lagi satu setengah jam lagi."
"Kakekmu benar, kamu tidak tidur sama sekali bahkan dalam perjalanannya tadi."
"Kalian berdua tidak boleh kompak untuk hal seperti ini." Gabrina tersenyum tipis dan menarik napas panjang, "Fine."
Kemudian seorang asisten rumah tangga yang menunggu Gabrina mengantar wanita itu ke kamarnya. Abraham menunggu Gabrina keluar dari ruang tengah baru ia berdeham, "Kamu adalah orang yang bersamanya di pantai beberapa bulan lalu."
"Ya, Sir. Gabrina ingin melihat proses syuting Astrid Giyanta agar ia bisa melakukan observasi. Aku tahu ia sering berbicara di depan kamera untuk pekerjaannya tetapi ia tidak merasa cukup untuk dokumenter pertamanya."
Ia mengamati Dominic terang-terangan, berusaha menilai penampilan pria itu yang memiliki tinggi badan lebih dibanding dirinya. "Terima kasih menjaganya disana." Abraham mulai melangkahkan kakinya keluar melalui jalur yang berbeda, "Dari luar mungkin cucuku terlihat dingin dan kejam, tapi ia sangat rapuh. Fakta kamu sedang disini tidak menutupi kemungkinan kamu tahu benang rumit yang terjadi dikeluarga ini."
"Kurasa kamu mengetahui banyak hal tentangnya." Keduanya berbelok menyusuri koridor, dnding-dinding dipenuhi dengan lukisan besar yang beberapa diantaranya Dominic kenali. Abraham memposisikan tangannya dibelakang punggung, "I heard that you have a partner to be your fiancée."
"Itu benar, Sir. I guess Gabrina yang memberitahu Anda? Kami tidak melanjutkan hubungan itu semenjak beberapa waktu yang lalu."
"Dominic, tolong jangan katakan bahwa kamu melakukannya karena Gabrina." Ucapan Abraham terdengar menggelegar di koridor tersebut dan membuatnya terhenyak sebelum ia berusaha terlihat tenang. Pintu kayu dengan ukiran rumit membuka dan ia melihat deretan rak-rak berisi anggur yang memenuhi ruangan tersebut. "Aku ingin bersikap mendukung untuknya tetapi itu sedikit sulit dengan segala hubungan kamu sebelumnya. No offense, tetapi ini adalah pertama kali ia membawa temannya kehadapanku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Lullaby
ChickLitEndless Lullaby | Mint Series #1 © 2020 Grenatalie. Seluruh hak cipta.