Gabrina merasakan bayang-bayang seorang pria mendekati meja mereka, "Selamat malam, Iliona."
Iliona menoleh dan menjawab dengan ramah, "Malam juga, Benedict." Ia melihat tidak ada siapapun yang menemani pria itu, "Apa kabar, apa kamu datang sendirian di pestaku, Benedict?"
Benedict yang memakai tuxedo berwarna hitam kemudian tersenyum, "I'm fine, Iliona. Benar kalau aku datang sendirian dan karena itu aku ingin meminjam Gabrina, boleh?"
"Tentu saja." Iliona kemudian berdiri, "Aku juga harus kembali ke kursiku, bukan begitu Gabrina atau semua orang akan mencari dimana tuan rumah acara ini."
"Biar saya temani Anda-"
"Ah, don't mind me," kata Iliona dengan tenang dan ia melihat ke satu arah dimana seseorang berjalan kepadanya. "Lucas sedang berjalan kesini dan Benedict mungkin lebih membutuhkan kamu. Terima kasih telah mendengarkanku dengan baik, Gabrina."
"Iliona," Gabrina memanggil nama wanita itu secara langsung karena memang permintaan dari Iliona sendiri. "Terima kasih."
"Anytime."
Gabrina kemudian melihat bagaimana Iliona mengaitkan tangannya kepada lengan Lucas dan berjalan kembali ke kursi mereka, ia menunggu pasangan itu menjauh beberapa meter dari tempatnya berdiri sebelum menoleh kepada Benedict dengan raut tanda tanya. "Mengobrol banyak?" tanya Benedict kepada Gabrina.
"Oh, gue baru memberitahu Iliona kalau ada satu orang menyebalkan yang memanggil nama gue."
"Oh ya, semenyebalkan apa orang itu, Ren?" tanya Benedict dengan nada yang sengaja dibuat-buat.
"Cukup membuat lo ingin melempar orang itu dari lantai tiga puluh tanpa alat pengaman apapun."
"I see, lo cukup menyeramkan juga ternyata."
Benedict menaruh tangan Gabrina mengait di lengannya, "Supaya lo tidak melempar orangnya, cukup gandeng gue saja."
Secara refleks Gabrina memutar kedua bola matanya. Ia membiarkan tangannya berada di lengan Benedict dan bertanya, "Lo mau bawa gue kemana?"
"Ini lagu kesukaan Fanny," Gabrina baru menyadari keduanya semakin dekat dengan lantai dansa. Benedict bertanya, "Lo mau berdansa dengan gue?"
"Untuk apa?"
Dengan mudah Benedict meletakkan kedua tangannya di sisi kepala Gabrina dan memutarnya kearah yang ingin ia tunjukkan. Hanya berjarak sepuluh meter dari mereka, Julia Raviv terlihat berbincang-bincangdengan teman-temannya. "Karena ada Julia juga di acara ini jadi setidaknya harus ada orang yang memberitahu kepadanya kalau gue sedang berdansa dengan lo."
"Apa elo datang karena akan menunjukkan sesuatu kepadanya?"
"Kebetulan. Lagipula mana mungkin gue tahu siapa saja yang diundang Iliona?" Benedict mengedikkan kedua bahu, "Gue bahkan nggak tahu lo datang kesini."
Dengan kesal Gabrina menggeleng agar tangan Benedict lepas. Rambutnya yang sebahu malam ini tertata rapi dan ia tidak ingin Benedict merusaknya. "Dan gue datang karena Tante Kandiya-"
"Banyak orang melihat kita sekarang, Gabrina." Benedict kemudian mundur selangkah dan menyembunyikan sebelah tangannya di pinggang belakang. "Termasuk juga Jemond Canale yang sekarang sedang berbicara dengan Iliona. Apa Iliona tahu kalau lo berhubungan dengan gue? Well, cepat atau lambat juga dia akan tahu."
"Hei – hei, tunggu – elo sendiri tidak bisa dansa, Benedict." Gabrina dengan sedikit panik berusaha pergi tetapi Benedict menahannya untuk tetap di tempat mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Lullaby
ChickLitEndless Lullaby | Mint Series #1 © 2020 Grenatalie. Seluruh hak cipta.