#77# - Seventy Seven

945 105 6
                                    

61/99 She didn't let me treat her well compared to her having to return the favor.

62/99 Kindly note – she likes Americano.

63/99 Remember – she didn't hesitate to break my finger.

____

"Lima menit seharusnya tidak lama lagi," Kedua kalinya ia mencoba membuka percakapan diantara mereka semenjak ia dan Gabrina melewati gerbang penumpang dan menunggu kereta tujuan mereka sampai.

"Hm, iya." Jawaban pendek yang dilontarkan oleh Gabrina membuat Dominic merubah arah tubuhnya hingga menghadap wanita itu. "Kenapa kamu diam saja?"

Mata Gabrina mengerjap cepat karena terkejut sebelum ia terbata, "A-aku? Menurut kamu apa a-aku terlihat diam?" Gabrina merasa ia tidak membutuhkan jawaban Dominic untuk menjawab pertanyaannya. "Do I look different? No. Did I look like I wanted to talk after you kissed me? No." Pipi Gabrina kemudian perlahan memerah saat ingatannya kembali dimana satu jam yang lalu Dominic menciumnya dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya – setidaknya ia bersyukur karena tidak banyak orang yang melihat mereka – secara otomatis sesuatu menggelitik perutnya saat ia kembali mengingat bagaimana cara pria itu menangkup wajahnya dan saat punggungnya merasakan sentuhan tangan Dominic –

"Gabrina kereta kita datang sepertinya," Suara rendah Dominic memecahkan lamunan Gabrina yang kemudian mengakibatkan pipinya tetap memerah.

"Hm, itu kereta kita."

Saat kereta itu mulai memelan Dominic mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Gabrina dan berkata, "Apakah aku boleh menggandeng tanganmu–"

Gabrina menoleh dengan bingung saat Dominic melanjutkan kata-katanya, "Well, aku tidak pernah naik MRT."

Pipi Gabrina yang masih memerah berusaha ia sembunyikan dengan tidak menatanya, "Aku yakin kamu tidak akan tersesat hanya karena tabung kecil yang berjalan." Pintu kereta membuka dan beberapa orang keluar dari kereta tersebut. Gabrina yang sudah mengganti heels dengan sebuah sepatu kemudian melangkah mantap dan berjalan memasuki kereta dan berdiri di tengah untuk mencari pegangan di atas kepala – tidak ada kursi kosong dan ia terlalu malas untuk mencarinya di gerbong lain.

Sebuah tangan dengan mudah menarik tasnya yang tergantung di satu bahu. Dominic tidak malu untuk membawa tas Gabrina dan hanya berkata pendek saat wanita itu melotot kepadanya, "Aku saja."

Orang-orang yang masih berjalan untuk mencari kursi kosong terkadang membuat Gabrina sedikit menggeser bahunya untuk memberikan jalan, melihat itu Dominic kemudian meraih lengan Gabrina untuk lebih dekat dengannya. "Hanya sampai kereta ini mulai berangkat, Gabrina."

Dua menit kemudian – yang terasa lama oleh Gabrina karena ia seperti bisa menghitung debaran keras dari jantungnya sendiri – Gabrina meraih hand strap diatasnya untuk mencegah kekonyolan yang mungkin saja terjadi jika ia tidak bisa menghentikan gerak tubuhnya sendiri.

Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka, Gabrina yang berusaha mengalihkan perhatiannya terlihat sedang melamun – walau pada kenyataanya tidak. Ia tidak melamun sama sekali tetapi dikepalanya kembali berputar ke acara yang mereka tinggalan dimana ia secara impulsif berdiri telebih dahulu – dan menarik tangan pria itu untuk melangkah keluar menuju pintu yang menjadi topik utama dan disaat itulah, di balkon itu Dominic Faillieres menciumnya.

Dan ia membalasnya.

____

Satu jam yang lalu,

"Kamu akan melihat banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan." Adalah kalimat pertama yang diucapkan Gabrina kepada Dominic seusai pria itu melepaskan pagutan bibir mereka. Pandangan matanya turun kearah dimana bibir pria itu berada. Hembusan nafas mereka saling beradu dan menyapu wajah satu sama lain dengan lembut, Gabrina terdiam saat merasakan déjà vu – cara Dominic menatapnya terasa familiar dan mengingatkannya kembali saat di villa.

Endless LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang