81

965 147 30
                                    

"Om, aku hamil".

"Lo--serius? Sama siapa gila?!".

"Kamu gak lagi becanda kan?".

"Aku serius om, aku hamil, maaf" ucapnya dengan rasa bersalah serta penyesalan yang begitu besar.

















"ALANA!".

Suara Sandara menggema di ruangan itu.

"BILANG SAMA TANTE! ITU BOHONG KAN? KAMU BERCANDA KAN? JAWAB!" tanyanya emosi.

Bagaimana Sandara tidak emosi, pulang-pulang keponakannya itu mengatakan jika dirinya hamil, bahkan Alana masih mengenakan seragam putih abu-abunya.

"Alana serius tante, maaf".

Kemudian Alana menunduk, tidak berani menatap orang yang ada di sana, Alana malu karena di sana ada Adara, Abian, Yunho dan juga Sandara.

"Siapa Alana?" tanya Yunho dengan tenang namun jelas wajahnya menyiratkan kekecewaan.

Yunho kecewa karena merasa gagal merawat Alana sampai ia kecolongan.

"Jawab Al! siapa? Siapa ayahnya?!" kalau ini Adara, sambil tiduran Adara bertanya seperti itu kepada Alana.

"Tante bener-bener gak habis pikir sama kamu Alana! harus ngomong apa tante sama Sheina?!".

Sandara nampak frustasi, harus bicara apa dia kepada Sheina--kakak dari Alana, karena Sheina menitipkan Alana padanya, namun sekarang ia telah gagal.

"Ma, tenang dulu, kalo kamu marah-marah gimana Alana bisa jelasin" Yunho menenangkan sang istri yang nampak emosi.

"Gimana aku bisa tenang pa?! Alana hamil! hamil, dia masih sekolah! gimana bisa papa nyuruh aku tenang!".

"Bu, udah, bener apa yang pak Yunho bilang, kita harus tenang, setelah Alana jelasin semuanya baru kita cari jalan keluarnya sama-sama" pun Abian turut andil dalam menenangkan Sandara.

"Mami, tenang dulu ya, kasihan Alana" Adara yang tengah sakit pun ikut ambil bagian untuk menenangkan ibu tirinya itu.

Akhirnya Sandara pun mulai sedikit tenang, tidak seperti beberapa saat lalu yang begitu menggebu-gebu.

"Maafin Alana, om, tante, maafin Alana udah buat kalian kecewa".

Yunho menghembuskan napasnya kasar, jujur sebenarnya ia kecewa, ia marah namun Yunho tidak langsung melampiaskannya pada Alana karena menurutnya percuma saja, tidak akan merubah apapun toh semuanya sudah terjadi.

Yunho mencoba tenang, sebagai kepala keluarga di sana Yunho harus bijaksana dalam mengambil sikap.

"Sekarang kasih tau kami, siapa ayah dari bayi yang kamu kandung Alana" Yunho bertanya dengan tenang.

Alana diam tidak menjawab pertanyaan Yunho, kepalanya masih tertunduk, Alana belum berani menatap orang-orang yang ada di sana terutama Yunho.

"Kamu diperkosa atau--".

"Enggak kak Abi, kami melakukannya suka sama suka, gak ada unsur paksaan sama sekali" Alana menyela Abian yang bahkan belum merampungkan kalimatnya.

Sandara  mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alana nampak semakin frustasi, bagaimana bisa Alana berbuat sampai sejauh itu disaat dirinya masih duduk di bangku sekolah, apa Alana tidak berpikir bagaimana efek kedepannya akan seperti apa.

Sandara benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Alana yang benar-benar nekat.

"Gak mungkin Suho kan Al? Dia punya IU, gue gak--".

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang