Suasana di mansion keluarga Hartawan mendadak heboh sesaat setelah Adara memberitahukan bahwa kini dirinya tengah hamil.
Setelah Adara memberitahukan kabar tersebut, Yunho langsung membopong tubuh Adara, membawanya keluar dari ruang kerja dan Yunho langsung membawa putrinya itu ke ruang keluarga.
Membuat seluruh anggota keluarga di sana mau tidak mau keluar dari kamar masing-masing tidak terkecuali Abian yang baru selesai mengobrol dengan ibu dan bapak lewat telfon.
"Ini ada apa sih? Kenapa papa teriak malem-malem?" tanya Adera kesal karena kegiatannya dengan sang istri terganggu.
"Ini, Dara juga kenapa di gendong papa? Dara sakit lagi?" kalau ini Luhan.
Sehun dan Alana yang tengah menidurkan putri mereka yang sempat terbangun karena kegiatan kedua orangtuanya pun sampai keluar dari kamar, untung baby Alya terkejut mendengr teriakan Yunho.
Sedangkan Abian yang sudah tahu hanya bisa menggelengkan kepalanya, reaksi papa mertuanya itu memang selalu berlebihan kalau sudah menyangkut soal Adara.
Semua anggota keluarga Hartawan lantas berkumpul, duduk di ruang keluarga keculai Kania dan Luhan karena mereka tidak tinggal disana lagi.
"Ada apa, pa?" tanya Sandara kepada sang suami.
Sandara sedikit heran melihat suaminya itu bahagia sekali malam ini.
"Papa sebentar lagi mau punya cucu" jawan Yunho atas pertanyaan istrinya sekaligus memberitahu kabar bahagia tersebut kepada anggota keluarga.
"Lah kan papa udah punya cucu, Luhan, Alana, terus Dera, Keisha lagi hamil" Adera menimpali.
Walaupun anak Alana dan Luhan bukan cucu biologis Yunho namun tetap saja itu adalah cucunya.
"Maksud papa dari Adara, Adara hamil" seru Yunho, laki-laki itu bahagia sekali.
"Papa sebentar lagi punya cucu dari Adara" Yunho mengulang kalimatnya.
"Maksudnya Dara--Dara hamil?" Sandara terkejut.
Dia langsung mendekati Adara yang sedang duduk bersandar pada Abian. Menyetuh perut rata Adara, Sandra menatap anak tirinya itu, Adara tersenyum, "Iya mami, Dara hamil" cengirnya.
Adara mengusapi perutnya yang masih rata itu, "Aku hamil, kata dokter usia kandungannya udah empat minggu" gadis ah bukan wanita itu memberitahu.
"Tadi pagi kamu bilang cuma maag itu bohong berarti? Kamu bohongin mami?" tanya Sandara.
Adara meringis, "Maaf mi, Dara sengaja gak kasih tau mami dulu soalnya Dara mau kasih tahu berita ini pertama ke papa dulu, maaf ya mi, Dara gak bermaksud bohongin mami" katanya merasa bersalah.
Sandara terkekeh lalu memeluk putrinya itu, "Gak pa-pa sayang, mami ngerti, yang penting sekarang kita semua tahu kalau kamu lagi hamil".
"Selamat ya, sayang, mami seneng mau dapet cucu dari kamu" ucap Sandara tulus.
Walaupun Adara bukan anak kandungnya tapi Sandara sangat menyayangi Adara, Sandara sudah menganggp Adara seperti putri kandungnya sendiri.
"Selamat ya, Ra" Alana mengucapkan selamat atas kehamilan Adara.
"Iya Al, makasih".
Semua yang ada di sana mengucapkan selamat atas kehamilan, mereka senang Adara mengandung itu artinya anggota keluarga hartawan akan bertambah lagi.
"Semoga kelak anak kamu ambil sifat Abi ya, dek. Jangan kamu, ngadepin satu modelan kamunaja pusing apalagi kalau nambah" celetuk Adera bercanda.
"Emang modelan aku gimana!" sewot Adara.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"