Akhir pekan kali ini Adara tidak berkeliling ke rumah tetangga seperti biasanya ia sekarang tengah kencan dengan Abian, laki-laki itu memaksa Adara untuk jalan-jalan di hari minggu.
Abian membawa Adara jalan-jalan ke taman yang berada di pusat kota, Adara sudah tidak marah lagi perkara dijemput pakai mobil waktu itu.
Karena memang Adara tidak bisa marah pada Abian lama-lama.
"Sekali doang ya aku mau diajak keluar jalan-jalan hari minggu, nanti-nanti mah gak mau lagi. Demi kak Abi loh ini aku mau lewatin pundi-pundi rupiah aku minggu ini" kata Adara sambil menyedot chat time yang Abian belikan tadi di jalan.
Mendengar itu Abian terkekeh geli seraya mengusap rambut Adara sekilas, "Nanti kak Abi yang ganti pundi-pundi rupiah kamu minggu ini, kemarin dapet berapa? lima ratus ribu? Kakak ganti satu juta nanti pas pulang, udah jangan ngomel mulu".
Adara mencebikan bibirnya kesal dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Mereka duduk di bangku taman dengan Abian yang tumpang kaki dan Adara yang duduk sambil bersandar pada bahu laki-laki itu.
Adara nyaman sekali.
"Jalan-jalan yuk kak, bosen cuma duduk-duduk doang" ajakanya, lalu Adara berdiri dari tempat duduk-nya Abian pun sama.
"Bawa ikat rambut gak Ra?" tanya Abian pada kekasihnya itu.
"Bawa kak, kenapa emang?".
"Rambutnya iket nanti gerah, sini ikat rambutnya biar kakak yang iketin".
Adara menurut lalu mengambil ikat rambut didalam tas selempangnya dan memberikannya pada Abian.
"Duduk dulu kamu nya, biar kakak gampang ikatnya".
Adara lagi-lagi menurut, ia kembali duduk dibangku taman membiarkan Abian mengikat rambutnya.
"Mau jalan-jalan kemana?" tanya Abian lagi.
"Kemana aja, yang penting gak cuma duduk-duduk doang, keliling taman ini juga gak pa-pa" jawabnya".
Adara bukan tipe orang yang ribet, kemana saja Adara mau asal bersama Abian.
"Yaudah yuk, kita keliling aja" ujar Abian, lalu menggandeng tangan Adara membawanya menelusuri taman ini.
Disepanjang perjalanan menulsuri taman itu mereka bercerita banyak hal, saling melempar candaan, membahasa sesuatu yang tidak penting. Tapi Adara bahagia, sedari tadi bibirnya tak henti-hentinya menyunggingkan senyum, Adara bahagia sekali hari ini.
Abian yang melihat senyuman Adara tak kunjung luntur membuat hatinya bahagia, Abian senang bisa membahagiakan pacaranya itu.
Disaat Adara tengah bercanda dengan Abian tiba-tiba saja matanya tak sengaja menangkap sebuah pemandangan yang indah namun begitu menyakitkan.
Disana, didepan sana, letaknya tidak jauh dari tempat Adara berpijak ia melihat sang papa yang tengah bahagia bersama keluarga kecilnya.
Langkah Adara pun praktis terhenti, senyuman yang sedari tadi tersinggung pun mendadak lenyap.
Otomatis langkah Abian ikut terhenti.
"Ra kenapa?" tanya Abian bingung, karena tiba-tiba saja langkah pacarnya itu terhenti.
"Ra--".
Adara diam, pandangannya lurus ke depan, Abian mengikuti arah pandang perempuan itu dan ya, Abian pun melihatnya.
Disana, ada Siwon, Yoona, Kania dan juga Sehun, mereka tengah tertawa, saling bercanda dibawah pohon yang rindang dengan beralaskan tikar.
Ya, mereka papa Adara tengah piknik bersama keluarga kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"