17 (+)

2.6K 180 28
                                    

"Asik nginep lagi!"  Adara berucap sesaat setelah masuk ke kost'an Abian.

Perempuan itu langsung masuk ke dalam kamar, diikuti oleh Abian dari belakang.

Adara menyimpan tas berisi pakaiannya di tempat tidur.

Sebelum berangkat kesana Adara terlebih dahulu pulang ke rumahnya, membawa seragam sekolah, dan beberapa pakaian yang lain untuk ia simpan di lemari Abian.

"Akhinya aku bisa tidur disini lagi" kata Adara lagi, perempuan itu sudah rebahan di tempat tidur Abian dengan kaki yang menjuntai ke bawah.

Abian membiarkan Adara berbuat sesukanya, setelah meletakan kunci motor nya di meja belajar Abian melepaskan jaket kemudian menggantungnya.

"Jangan ngintip!" peringat Abian pada Adara ketika mendapati kekasihnya itu tengah melihat ke arahnya.

Adara terkekeh "Gak ada siapa-siapa kok kak, cuma kita jadi tenang aja hehe" jawabnya enteng sekali.

Abian berdecak lalu berkata "Ya justru itu! kamu bahaya soalnya".

Adara tertawa seketika "Dara gak gigit kak, gak tau kalo di ranjang".

"Tuh kan mulutnya".

"Lagian kita kan nanti mau nikah kak, gak ada salahnya kan Dara lihat semuanya, atau kita mau nyicil dari sekarang? Biar nanti malam pertama gak canggung, gimana?" tanya Adara sembari menaikturunkan alisnya.

"Ndasmu!" Abian bergidik ngeri, rencananya untuk ganti baju di sana sepertinya bukan pilihan yang tepat, jadi Abian ambil saja kaos serta celana rumahannya ia lebih baik menggantinya di tempat lain.

Daripada terjadi hal yang iya-iya, bahaya.

"Kak Abi mau kemana?" Adara bertanya ketika melihat pacarnya itu hendak keluar kamar.

"Kakak mau ganti baju, kamu tunggu disini".

"Oh tidak semudah itu Ferguso" Adara langsung menahannya.

Menarik lengan Abian membuat laki-laki itu hampir jatuh menimpa tubuh Adara jika saja Abian tidak mehannya dengan tangannya.

"Ra! kakak mau ganti baju" katanya.

Abian gelisah, saat ini ia berada diatas tubuh Adara.

"Ngapain ganti baju? Nanti juga kita sama-sama polos" jawabnya tanpa melepaskan tangan Abian.

"Ra..." sial, mendadak suara Abian berubah jadi serak.

Abian gemeteran, wajahnya pun sudah memerah.

Adara tersenyum menatap pacarnya itu, melingkarkan lengannya di leher laki-laki itu.

"Hukuman buat kakak karena udah ninggalin aku selama dua minggu" ucapnya lalu menarik Abian mendekat dan menyatukan bibir keduanya.

Mata Abian membola, ia berusaha melepaskan namun entah kenapa malam ini tenaga Adara jauh lebih kuat.

Mungkin karena Abian kelelahan akibat perjalanan jauh?

Adara memejamkan matanya, lidahnya berusaha menerobos masuk ke dalam mulut Abian namun laki-laki itu merapatkan bibirnya sehingga Adara kesusahan untuk masuk.

Adara kesal lama-lama, ia gigit bibir Abian membuat sang empun memekik, ia gunakan kesempatan itu untuk masuk, menjelajahi apa saja yang ada didalam sana.

Dalam hati Adara berjingkrak, ia senang akhirnya setelah sekian lama ia bisa merasakan bibir Abian.

Abian sedikit menggeram karena ciuman Adara, temponya berantakan ciuman Adara sangat amatir, wajar saja ith pertama kali untuknya.

Setelah kehabisan napas Adara melepaskan tautannya, matanya yang semula terpejam perlahan ia membukanya.

Dan yang pertama kali Adara lihat Adara wajah Abian, kekasihnya itu terlihat berkali-kali lipat lebih tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini.

"Cie wajahnya merah, malu ya?" tanya Adara sambil menyentuh bibit Abian.

Gila!

Maki Abian dalam hati, kenapa malah terbalik seperti ini? Seharusnya Abian yang memulai bukan Adara.

Abian merasa ia seperti akan diperkosa oleh Adara.

Adara bergeser ke atas membuat tubuhnya sepenuh berada di tempat tidur.

Kondisi Abian yang saat ini bertelanjang dada membuat Adara semakin berani.

Adara mentouch-touch perut kotak-kotak Abian, Adara baru tahu jika pacarnya itu mempunyai tubuh yang sangat indah.

Abian memejamkan matanya, menahan desahan yang hendak keluar akibat perbuatan Adara.

Abian menahan sesuatu yang bergejolak dalam tubuhnya mati-matian, ia masih sadar ia tidak boleh melakukannya, Adara masih sekolah Abian tidak mau merusak Adara dan menghancurkan masa depan kekasihnya itu.

Tangan Adara turun ke bawah, menelusuri tubuh Abian sampai ia sengaja menyenggol sesuatu yang berdiri tegak dibawah sana.

"Ups!".

Adara mendongak menatap wajah kekasihnya itu, Abian memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya.

Dengan kurang ajar Adara mengelus sesuatu yang tengah berdiri tegak itu dari luar celana yang dikenakan Abian.

"Ra!" Abian kembali menggeram.

Abian tahu ini salah, namun kenapa ia malah menikmatinya?

Salahkan Adara karena perempuan itu yang membangkitkan hormon laki-lakinya.

"Masih mau ditahan kak?" bisiknya sensual ditelinga laki-laki itu, lalu Adara sedikit menggigit telinga kekasihnya.

Persetan! Abian tidak tahan lagi, ia sudah berusaha untuk menahannya namun Adara sendiri yang memancing apalagi Abian ini laki-laki normal.

"Kamu yang maksa kakak ngelakuin ini, kakak harap kamu gak nyesel besok pagi" Abian berbisik lalu menghisap leher Adara seperti vampire.

"Ahh! kak Abi.." Desahan Adara keluar saat Abian menghisap lehernya berbarengan dengan laki-laki itu yang meremas buah dadanya dari luar kaos yang Adara kenakan.

"Emhh, kak Abi..." Adara dibuat belingsatan oleh Abian, kini Adara meremas rambut laki-laki itu untuk melampiaskan kenikmatan yang diberikan Abian.

drrtt..

drrtt...

Ponsel Adara bergetar, perempuan itu menoleh kesamping, kebetulan tadi Adara memang melempar ponselnya ke tempat tidur.

Nama papa-nya tertera disana, mengambil ponselnya lalu menggeser ikon berwarna hijau ke samping, Adara menngakat telpon papanya.

Adara menahan desahannya mati-matian supaya papa-nya tidak mendengar.

Abian yang sibuk membuat tanda-tanda di leher Adara tidak menghiraukan itu.

"Ra, jangan nunggu papa ya? Papa gak pulang, papa lembur--!".

Pip.

Belum selesai papa-nya itu bicara Adara lebih dulu mematikan sambungan telponnya lalu melemparkan kembali ponsel mahalnya itu entah kemana.

Adara tahu papa-nya itu bohong, Adara tahu papa-nya itu pulang ke rumah istrinya untuk minta jatah karena ini malam jum'at, sudah jadi kebiasaan.

Adara jadi penasaran senikmat apasih bercinta itu? Kenapa orang-orang begitu tergila-gila aktifitas ranjang tersebut? Tidak ada salahnya kan Adara mencoba?

"Jangan salahin Dara kalo Dara bikin kak Abi ketagihan" Adara berbisik tepat di telinga laki-laki itu.

"Pa maafin Dara, papa yang buat Dara jadi kaya gini".









TBC.



Note: Pemeran utama disini Adara, pemeran utama laki-laki disini Siwon bukan Sehun.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang