"Saya mau obat atau apalah yang bisa gugurin kandungan mbak".
Orang yang disamping perempuan itu terkejut. Melihat perempuan disampingnya, ia memperhatikan. Sepertinya orang itu seumuran dengan pacarnya.
"Kalau mas, ada yang bisa saya bantu?" giliran dirinya yang ditanya oleh seorang apoteker.
"Emm, saya mau vitamin penambah nafsu makan, buat orang dewasa" jawabnya.
"Baik, mas dan mbaknya tunggu sebentar ya. Saya ambilkan dulu pesanannya".
Abian, orang itu adalah Abian. Laki-laki itu pergi ke apotek, membeli vitamin untuk Adara.
Adara Abian tinggalkan sebentar di kost'nya, perempuan itu sedang tidur Abian meminta Kai untuk menjaga Adara sebentar, kebetulan adiknya itu main ke kost'nya.
Berbeda dengan perempuan yang disampingnya, orang itu membeli obat untuk menggugurkan kandungan? Padahal jika dilihat-lihat sepertinya dia seumuran dengan Adara.
Anak jaman sekarang ketika proses membuatnya saja bersemangat, giliran jadi malah di gugurkan.
Ah, tapi itu bukan urusan Abian, biar saja. Toh Abian juga tidak mengenal perempuan itu.
"Mbak ini obatnya keras, tolong hati-hati ya mengkonsumsinya, dan ini pesanannya" ujar si apoteker dengan ramah seraya memberikan pesanan mereka.
"Berapa mbak semuanya?" tanya Abian.
"Itu vitaminnya, lima puluh ribu aja mas--".
"Maksud saya sama pesanan cewek ini, berapa semuanya?".
"Eh?" si apoteker tersebut kaget, pun begitu sama hal-nya dengan perempuan itu.
"Saya bisa bayar sendiri!" ucap perempuan itu tak terima, ia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Abian.
Tak Abian hiraukan, laki-laki itu langsung mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dan meletkannya diatas etalase kemudian Abian langsung pergi keluar dari sana.
Mengabaikan teriakan si apoteker yang memanggil namanya karena uang Abian lebih, sangat lebih malah.
Tanpa mengatakan apapun si perempuan itu langsung mengejar Abian.
"Kak tunggu!!!".
Langkah Abian terhenti saat dirasa ada yang memanggilnya, ia pun berbalik, ternyata perempuan itu yang mengejarnya.
"Kamu manggil saya?" tanyanya ketika perempuan tersebut berada didepannya.
Yang diangguki oleh sang empun, Abian menaikan sebelah alisnya lantas bertanya "Ada apa?".
"Aku mau ganti uang kakak barusan" katanya.
"Oh, itu. Gak usah" ujar Abian santai.
"Tapi kak--".
"Kamu gak usah ganti uang saya" potong Abian, "Obat itu saya yang bayar kan? Jadi itu milik saya, kamu gak berhak buat minum obat itu" Abian melanjutkan.
"Kak, aku cuma mau ganti uang kakak, kakak jangan ikut campur!" ucap si perempuan itu.
Abian mengedigkan bahunya acuh, "Yaudah, terserah kamu" balasnya.
Mereka masih didepan apotek, Abian membawa perempuan itu untuk duduk di bangku yang ada didepan apotek tersebut.
"Itu, buat kamu?" tanya Abian hati-hati.
Tidak bermaksud untuk ikut campur hanya saja.. Abian gatal ingin bertanya.
"Iya buat aku" jawab orang itu sambil menunduk, tidak berani menatap Abian. Mungkin malu...
![](https://img.wattpad.com/cover/236904631-288-k105460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Fanfiction"Dara bahagia sama keluarga baru Dara, Dara gak butuh papa lagi"