30

1.5K 166 48
                                    

Setelah beberapa saat tangis Adara mulai reda, memang masih terisak namun tidak seperti tadi Adara sedikit lebih tenang. 

Masih dipelukan Sehun juga laki-laki itu masih setia mengusapi punggung Adara dengan lembut. 

"Ra..." panggil Sehun.

"Hmmm?" Adara menjawab hanya dengan gumaman, perempuan itu masih nyaman dipelukan Sehun. 

"Aku belum terlambat kan?" tanyanya. 

Adara mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti, melepaskan pelukannya Adara menciptakan spasi  lalu menatap laki-laki itu. 

"Terlambat apa Hun?" tanyany tidak mengerti. 

Kedua tangan Sehun terulur untuk membelai pipi Adara dengan lembut jari-jariny menyentuh bibir mungil Adara lalu tanpa permisi Sehun menyatukan bibir keduanya. 

Mata Adara membola, terkejut, ia hendak berontak namun kedua tangan Sehun memegang tengkuknya. 

Sehun meraup bibir Adara dengan serakah, memangutnya dengan tempo yang berantakan, Adara bisa tebak jika ini pertama kali Sehun berciuman , terbukti dari ritme yang diciptakan laki-laki itu jauh dari kata ahli. 

Adara pasif, ia tidak berontak lagi maupun membalas, Adara membiarkan Sehun menjelajahi isi mulutnya lebih jauh, pikirannya mendadak blank Adara tidak bisa berbuat apa-apa. 

Sehun memejamkan matanya saat lidahnya berhasil menerobosa masuk kedalam sana, menikmati bibir Adara yang begitu manis, mungkin sebentar lagi bibir Adara akan menjadi candu untuknya. 

Sehun tidak bisa berciuman ia tidak pernah melakukan hal itu, jadi maklumi saja jika ciumannya sangat-sangat berantakan. 

Setelah beberapa saat melepaskan tautan bibir mereka karena ia sudah kehabisan napas, wajah serta telinganya memerah berbeda dengan Adara yang nampak biasa saja raut wajahnya pun datar. 

"Ra..." panggil Sehun lirih. 

"Hmmm?" lagi-lagi Adara hanya membalasnya dengan gumaman. 

"Janji sama aku jangan sedih lagi, aku bakal lindungin kamu mulai sekarang" ujar Sehun seraya menempelkan kening keduanya. 

"Jadi pacar aku, kamu mau? Benar-benar pacar, aku gak akan nyakitin kamu lagi, kamu mau kan?" pinta Sehun melirih.

Semakin dibuat bingung Adara, otaknya tidak bisa menerima apa yang Sehun ucapkan, maka Adara jawab "Aku gak tau" balasnya "Kamu ada Kania, aku gak mau rebut kamu dari Kania". 

Padahal sebenarnya ini yang Adara inginkan, namun setelah semua keinginannya tercapai Adara bisa merebut Sehun dari anak perebut papa-nya itu, melalui Sehun Adara bisa membalaskan rasa sakit hatinya. Tapi setelah semuanya benar-benar tercapai kenapa Adara malah tidak bahagia? Adara merasakan kekosongan dalam hatinya. 

"Besok aku selesaikan hubungan aku sama Kania, kamu mau nunggu kan?" tanya Sehun penuh harap. 

Adara menggeleng,  bibirnya berkata "Aku gak tau". 

"Aku tau kamu perlu waktu, gak mudah buat kamu nerima aku setelah apa yang aku lakuin ke kamu, aku ngerti. Aku bisa nunggu, selama apapun itu aku bakal tetep nunggu" ujar Sehun masih menempelkan kening keduanya. 

Adara tidak tahu harus menjawab apa, ia pun akhirnya memilh diam tidak membuka mulutnya. 

Diamnya Adara membuat Sehun terkekeh geli, ia mencubit hidung mungil Adara pelan.

Cup.

Sekali lagi, Sehun mencium bibir Adara dan melumatnya sekilas barulah setelah itu Sehun menjauhkan wajahnya dari Adara.

Lagi, Sehun memeluk Adara, membawa tubuh mungil itu kedalam dekapannya. 

Dan Adara algi-lagi hanya diam, membiarkan Sehun berbuat sesukanya. 

Adara sudah sangat lelah, Adara ingin segera menyusul mama-nya. Adara rindu mama-nya.

Tidak terasa  hari sudah sore yang tadinya hanya berniat mampir sebentar kenyataan malah sebaliknya. 

Sehun betah dirumha Adara atau lebih tepatnya Sehun betah disana karena ada Adara. 

Pukul lima sore, itu artinya hamir lima jam Sehun berada dirumah Adara, menemani perempuan itu. Sehunpun masih memakai seragam putih abu-abunya begitupun dengan Adara. 

"Ra, aku pulang dulu ya. Besok aku jemput kita berangkat bareng" katanya. Lalu Sehun melepaskan Adara yang ada dipelukannya. 

Adara hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun. 

Adara lebih banyak diam. Ia hanya bicara seperlunya saja. Entahlah semenjak kejadian di taman kemarin Adara menjadi seperti orang linglung. 

Sehun terkekeh geli meliha ekspresi Adara. 

"Yaudah, kalo ada apa-apa hubungin aku" katanya. 

Sesaat Sehun meringis, mereka kan tidak punya nomor masing-masing. 

"Ra, aku boleh minta nomor kamu?" tanyanya hati-hati.

"Hp kamunya mana".

Sehun menyerahkan ponselnya pada Adara lalu Adara mengetikan perpanduan sebuah angak yang sudah sangat ia hafal di luar kepala, yaitu nomor ponselnya sendiri. 

Setelah mensave nomor tersebut Adara kembali memberikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.

"Yaudah kalo gitu aku pulang ya, kamu hati-hati dirumah sendiri" pesan Sehun.

Lagi, Adara hanya mengangguk lagi.

Sehun kembali memakai jaketnya dan menggendong tas-nya.

Cup.

"Aku pulang ya, sayang".

Sehun mencium bibir Adara terlebih dahulu sebelum pergi pulang.


Setelah memastikan Sehun sudah benar-benar pergi Adara menutup pintu rumahnya, menyalakan lampu-lampu, menutup gorden karena sebentar lagi hari akan berganti malam.

Aktivitasnya terhenti saaf mendengar ponselnya berdering.

Kak Abi❤ is calling....

Deg.

Adara langsung ambruk ke lantai saat tahu siapa yang menelponnya.

Menyentuh bibirnya yang sempat dijajah Sehun dan air matanya kembali luruh.

Adara matikan telpon Abian, ia melempar ponselnya ke sofa.

"Kak Abi, maafin Dara hiks...hiks..."




TBC.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang