106

819 109 13
                                    

Pagi harinya, semua berkumpul di meja makan untuk sarapan.

Semua anggota keluarga sudah ada di sana duduk sesuai posisinya masing-masing, seperti biasa Yunho duduk dipaling ujung.

Tapi ada yang berbeda dengan pagi ini, Yunho perhatikan kenapa hampir semua orang berkeramas? Kecuali Sandara, Adera Yunho sendiri.

Sisanya Adara, Abian, Sehun, Alana, Kania dan Luhan berkeramas, rambut mereka basah.

"Kalian kompak banget keramas, janjian apa gimana?" karena penasaran Yunho pun bertanya.

Mereka yang merasa keramas pun lantas saling pandang, kemudian tersenyum canggung.

"Dara kan baru selesai datang bulan pa, makanya keramas" jawab Adara, memang dia baru selesai datang bulan beberapa hari yang lalu tapi papanya tidak tahu.

"Terus Kania sama Alana?" tanya Yunho kepada mereka berdua, tidak mungkin Alana dan Kania datang bulan sedangkan mereka sedang hamil.

"Anu om--itu aku sama Sehun--".

"Oh he'em om paham".

Yunho paham, tidak masalah karena Alana dan Sehun sudah menikah.

Sontak ucapan Yunho membuat wajah Alana dan Sehun sama-sama memerah, jadi ketahuan kalau semalam mereka habis iya-iya.

"Semalam Luhan main ps sama bang Dera plus bang Abi, yang kalah mukanya dipakein foundation, semalam kita bertiga mainnya bar-bar itu foundation ke rambut-rambut segala, bedanya bang Dera semalam langsung keramas kalo Luhan sama bang Abi langsung tidur" terang Luhan menjelaskan.

Tidak sepenuhnya berbohong, memang semalam Abian dan Luhan bermalam di kamar Adera bahkan sampai tertidur di sana.

"Oh iya pa, semalem Dera main ps bareng Luhan sama Abi kebetulan ada makeup nya adek di kamar yaudah pake aja" Adera menambahkan.

"Oh gitu, yaudah.." Yunho bernapas lega setelah mendengar penjelasan dari Adera dan Luhan.

Yang keramas kerena semalam habis iya-iya cuma Sehun dan Alana, Yunho lega karena mereka sudah menikah.

Adara dan yang lain pun bernapas lega, Yunho mudah sekali di bohongi.

"Dara berangkat sama Abian atau sama papa?" Yunho lagi-lagi bertanya.

"Sama papa aja ah, aku gak mau lagi naik motor itu" jawab Adara dan Yunho mengangguk.

Abian sudah menduga hal itu terjadi, dan sekarang benar, untung semalam ibunya sudah transfer jadi rencananya pulang kuliah akan langsung membeli motor baru.

"Oh yaudah, tapi papa ke percetakan dulu ya, mau cek novel punya Wendy udah sampai mana perkembangannya".

Wendy, sahabatanya Adara adalah seorang penulis dan karya-karya Wendy disukai banyak orang namun Wendy tidak percaya diri untuk menerbitkan karyanya, tapi berkat dorongan dari Adara akhirnya Wendy mau, itupun karena perusahaan penerbitnya milik Yunho.

"Yang ikut PO banyak udah banyak banget pa, gift nya tetap sesuai sama yang diawal kan?".

"Ya iyalah, masa papa rubah-rubah, enggak itu kan bakal ngaruh ke sales".

"Ya awas aja kalo tiba-tiba berubah, gift nya di kurangin alesan mesin rusak".

"Ya kali dek perusahan papa bukan perusahan kecil, aneh banget kalo mesin rusak jadi alesan".

"Bisa aja tau kak, kalo papa gak mau penjualan novel Wendy banyak bisa disabotase diubah-ubah biar orang yang mau ikut PO ragu terus nge cancel deh".

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang