4

2.1K 205 23
                                    

"Apa Ra? Tumben lo nyariin gue?" itu adalah Chanyeol yang bertanya, merasa heran kenapa tiba-tiba Adara mencarinya.

"Gue mau nanya Chan, lo bilang kakak lo punya cafe kan?" Adara balik bertanya, langsung to the point dengan maksud dan tujuannya mencari Chanyeol.

Adara sampai rela mendatangi Chanyeol dikantin dan membawa laki-laki itu keluar dari sana menjauh dari teman-temannya.

Padahal disana juga ada Sehun namun untuk sementara ini Sehun tidak menarik di mata Adara, urusannya kali ini jauh lebih penting daripada mendekati Sehun.

Toh Adara juga tidak betulan suka kepada Sehun.

"Ah itu, iya dia baru buka cafe sebulan lalu, kenapa emangnya?".

"Gini, lo tahu kan kalo gue punya hutang banyak banget sama Suho gue butuh kerjaan lo bisa gak bantuin gue biar kerja di tempat kakak lo, gue butuh banget kerjaan buat nyicil utang gue sama Suho nih" pinta Adara memelas.

Chanyeol terkejut baru kali ini Adara memelas minta bantuan, biasanya Adara tidak akan seperti ini, bukan Adara sekali meminta bantuan kepada orang lain apalagi sampai meminjam uang kepada temannya sendiri.

Chanyeol tahu jika Adara punya hutang kepada Suho sebanyak lima juta untuk melunasi Spp yang nunggak selama tiga bulan sekaligus membayar spp bulan ini.

Sepertinya Adara memang benar-benar sedang kesusahan, walaupun Adara bukan orang susah sebenarnya.

"Yaudah, pulang sekolah nanti lo ikut gue ke cafe kakak gue, siapa tahu dia butuhin karyawan baru" ujar Chanyeol.

Adara langsung berbinar "Serius Chan? Makasih banget!" kata Adara yang benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Chanyeol tersenyum kecut, teman ya?

"Chan makasih ya, gue bener-bener hutang budi sama lo" ujar Adara lagi.

Chanyeol terkekeh "Iya sama-sama, santai aja elah kaya ke siapa aja kita kan temen" balasnya.

Adara tersenyum bahagia, ia benar-benar bahagia. Sangat,akhirnya dia akan segera punya pekerjaan untuk ia bisa bertahan hidup.

"Sekali lagi thanks ya Chan! kalo gitu gue balik ke kelas dulu, sorry tadi udah ganggu waktu lo sama temen-temen lo".

"Gak ikut ke kantin? Ada Sehun disana, tumben gak nempel sama dia" Chanyeol meledek, pasalnya ia tahu Adara memang selalu menempel pada Sehun.

Adara tertawa seraya mengangkat bahunya acuh "Gak ah males gak ada si anjing juga disana" balas Adara.

Kening Chanyeol berkerut "Maksudnya? Gue gak ngerti dah Ra".

Adara terkekeh lalu menepuk bahu laki-laki itu "Bukan apa-apa, udah ah sana lo balik ke temen lo gue mau ke kelas laper!" ucap Adara sebelum akhirnya pergi dari sana meninggalkan Chanyeol.

Chanyeol melihat punggung Adara yang semakin menjauh, diam-diam laki-laki itu tersenyum.

Kalau Adara jadi tempat kakak-nya ia jadi bisa lebih dekat dengan gadis itu bukan?




🍬🍬🍬




"Papa, malam ini nginep lagi di sini? Kania mau tidur sama papa lagi".

Saat ini Siwon dan keluarga kecilnya tengah menikmati makan malam dikediaman mereka, sudah tiga hari Siwon tidak pulang karena Kania sempat sakit dan ingin di rawat olehnya.

Membuat Siwon dengan terpaksa harus menginap disana, meninggalkan Adara dirumah sendirian.

"Besok pagi-pagi papa kesini, papa harus pulang Adara sendirian dirumah" Siwon mengusap rambut Kania lembut memberi pengertian kepada putrinya itu.

"Pulang kemana sih pa?! Ini kan rumah papa juga aku anak papa! harusnya papa tinggal disini! bukan bolak-balik kerumah itu!" Kania berkata marah, hanya karena Adara papa-nya itu sampai rela bolak-balik kesana kemari.

Ini semua gara-gara Adara! kenapa Kania tidak pernah bisa menjadi satu-satunya untuk sang papa.

Yoona hanya diam menyimak, ia menikmati makan malamnya dengan tenang, Yoona sudah lelah dengan sikap suaminya yang selalu mengutamakan Adara dan menomorduakan Kania. Padahal Kania juga anaknya.

"Sayang papa mohon kamu ngertiin posisi papa ya--".

"Kenapa gak dia aja sih yang tinggal disini sama kita pa?! Kalo kaya gitu kan papa gak harus capek-capek!" Kania memprotes, kenapa juga Adara tidak ingin tinggal bersama mereka padahal mama-nya itu mama Adara juga.

Bukannya Siwon tidak ingin mengajak Adara tinggal bersama, Siwon ingin sekali keluarga kecilnya ini utuh, akur hidup berdampingan namun Adara selalu menolak dengan alasan.

"Itu keluarga papa bukan keluarga Dara, jadi papa aja yang tinggal sama mereka Dara sendirian juga gak pa-pa".

Siwon tidak punya siapa-siapa lagi selain mereka bertiga, ia di usir oleh orangtuanya karena telah memperlakukan keluarga besarnya dengan berselingkuh lalu orangtua dari almarhum istri pertamanya Taeyeon juga membencinya.

Siwon diusir, tidak dianggap anak oleh mereka, dan ia pergi tanpa membawa apa-apa.

Waktu itu Adara diberi pilihan untuk tetap tinggal bersama kakek dan neneknya di mansion mewah itu atau ikut bersama papa-nya dan Adara memilih ikut dengan sang papa.

"Papa lebih sayang sama Dara daripada Nia ya?" Kania bertanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sayang bukan gitu, papa sayang kalian berdua--".

"Kalo papa sayang sama Kania, papa nginep disini lagi malam ini!" ucap Kania tegas.

Siwon membuang napasnya kasar, lalu ia merongoh kantong celananya mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada putrinya yang mungkin sekarang tengah menunggunya dirumah.

Setelah mengetikan beberapa kata lalu mengirimnya kepada Adara.

"Papa nginep disini lagi" ujar Siwon pada akhirnya.

Membuat Yoona dan Kania sama-sama mengulas senyum, pun Siwon juga sama keluarga bahagia itu sama-sama saling melempar senyum.

🍬🍬🍬

Papa : Sayang, malam ini papa lembur jadi gak bisa pulang, jangan nungguin ya. Love You❤

Adara berdecih saat membaca pesan dari papa-nya itu.

"Pembohong besar!" ucapnya, Adara menahan sesak yang menjalar ke hatinya.

Padahal malam ini Adara sudah memasak untuk makan malam, tadinya ia ingin makan malam bersama sang papa karena sudah lama Adara tidak makan bersama papa-nya.

Tadi papa-nya bilang akan pulang malam ini, namun lagi-lagi papanya itu bohong.

Adara tahu papa-nya itu bukan lembur melainkan pulang ke rumah istri dan anak kesayangannya.

Dengan perasaan sesak Adara menyantap makan malamnya sendirian lagi, ia menelan bulat-bulat nasi di yang ada di mulutnya.

Tanpa sadar air matanya kembali menetes, Adara rindu kehidupannya dulu, Adara rindu papa-nya Adara rindu mama-nya dan juga keluarga besarnya.

Andai saja dulu Adara memilih tinggal bersama nenek dan kakeknya pasti sekarang Adara akan hidup bahagia, namun waktu itu Adara belum mengerti apa-apa, ia hanya mengikuti permintaan terakhir sang mama untuk ikut bersama papa-nya.

Adara tidak paham apa maskud ucapan mama-nya yang mengatakan bahwa ia harus merebut papa-nya kembali, namun sekarang Adara paham.

Dan Adara menyesal ikut bersama papa-nya.









TBC.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang