10

1.7K 202 19
                                    

Pagi ini Adara ceria sekali, berjalan sambil bersenandung wajahnya tak henti-henti menampilkan senyum. Penasaran apa yang membuat gadis itu bahagia? Sederhana saja tadi ia sarapan bersama sang papa lalu berangkat ke sekolah juga diantar oleh papa-nya tak lupa sebelum tadi Adara turun dari mobil papa-nya itu memberikan kecupan dikeningnya. 

Uh! Adara bahagia sekali pokoknya. 

Belum lagi sewaktu ia bangun tadi pertamakali ia mengecek ponsel Adara mendapat sapaan dari sang pujaan hati. Siapa lagi kalau bukan Abiansyah ditambah 5 hari lagi ia akan gajihan! lengkap sudah kebahagiaan Adara. 

Adara mudah sekali memaafkan papa-nya, walaupun papa-nya itu seringkali berbohong padanya Adara tetap tidak bisa membenci laki-laki yang menjadi cinta pertamanya itu. 

Seringkali Adara bilang jika nantyi papa-nya pulang ia tidak akan mau peduli lagi Adara akan masa bodoh dengan sang papa, namun Adara tidak bisa melakukan itu Adara sayang papa-nya, Adara luluh dengan senyuman manis papa-nya perlakuan manis sang papa yang selalu sukses membuat hati-nya menghangat Adara suka itu. 

Adara selalu rindu jika papa-nya tidak pulang dengan alasan sedang dinas padahal pulang ke rumah istrinya, Adara tahu itu tapi tetap Adara tidak bisa benci papa-nya. 

Tidak ada waktu untuk Adara marah kepada papa, laki-laki yang membuatnya ada di dunia itu jarang pulang dan sekalinya pulang hanya sebentar setelah itu pergi lagi jadi Adara memanfaatkan waktunya sebaik mugkin jika papa-nya tengan ada bersamanya. 

Adara terus tersenyum membuat seseorang yang sedari tadi memperhatikan tingkahnya itu merasa heran, ini pertamakalinya ia melihat Adara tersenyum seperti itu, bukan senyum menyebalkan yang selalu perempun itu tunjukan padanya selama ini. 

Jadi bisa kalian tebak orang itu siapa?

"Dih, lo kenapa senyum-senyum sendiri? Gila lo?" Terkesiap, Adara menoleh kesampingnya ada Sehun disana menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Adara merutuk dalam hati, kenapa juga laki-laki ini ada disini,menggangu kebahagiaannya saja. 

Walaupun sebal Adara tetap mempertahankan senyumannya, senyuman yang sukses membuat Sehun tak bisa berkata-kata. 

"IH, Sehum tumben nyapa Dara duluan? Kangen ya sama Dara?" tanyanya. 

Perempuan itu memasang senyuman menyebalkannya lagi membuat Sehun ingin menenggelamkan Adara seketika. 

"Ck, geer lo! siapa juga yang kangen sama lo, NAJIS!" ucap Sehun malas. 

Adara terkikik geli mendengar jawaban ketus dari lawan bicaranya itu "Ih, Sehun lucu deh gengsi banget sih tinggal ngaku aja kalo Sehu n itu kangen sama Dara" kata Adara tanap menghilangkan senyuman yang sangat Sehun benci itu. 

Sebenaranya tidak ada yang salah dengan senyuman Adara hanya saja menurut Sehun senyuman perempuan itu mirip seperti senyum perempuan penggoda dan Sehun benci itu.

Andai saja Adara ini punya sifat sedikit saja lebih kalem seperti Kania pasti Sehun tidak akan membencinya. 

Sehun berdecak malas, terkadang Sehun bingung terbuat dari apa hati Adara itu, Adara tidak pernah ataupun sakit hati dengan ucapannya, sekasar apapun perkataan Sehun pada Adara perempuan itu tetap tersenyum seperti tidak ada yang terjadi sama sekali. 

Contoh kecilnya beberapa hari yang lalu Sehun menamparnya, apakah Adara marah?Sedih? Tidak! justru malah sebaliknya dan yang lebih gilanya lagi Adara membalasnya dengan mencium kedua pipinya.

Mengingat hal itu seketika membat darah Sehun berdesir karenanya. 

"Ih-ih pipi Sehun kok merah-merah gitu kenapa? Salting ya jalan berdua sama Dara?" tanya Adara sambil cengengesan.

"Bacot! berisik!" kata Sehun kesal. 

Lagi-lagi Adara terkikik. 

Ngomong-ngomong mereka sekarang jalan beriringan dilapangan keduanya menjadi pusat perhatian disana. 

Adara melirik kesana-kemari mencari seseorang yang sedari tadi ia tunggu namun orang tersebut tak kunjung menampilkan batang hidungnya Adara mulai malas berdekatan dengan Sehun jika tidak ada orang itu. 

Kania, iya Kania yang tengah Adara tunggu saat ini. 

"Ra, soal kemarin gue minta maaf" ucap Sehun tiba-tiba. 

Lantas Adara menoleh, melihat ke arah laki-laki itu. 

"Minta maaf kenapa? Emangnya Sehun ada salah ya sama Dara?" tanyanya polos. 

"Engh anu.. itu--" Sehun menggaruk tengkuknya membasahi bibirnya kebiasaan Sehun jika sedang gugup pasti melakukan itu. 

"Soal yang gue nampar lo itu, gue bener-bener minta maaf. Gue gak bermaksud main fisik gue reflkes" lanjut Sehun. 

Adara membentuk mulutnya menjadi hurup O dalam hati ia Adara ber oh ria. Jadi karena itu toh, Adara tersenyum kecut. 

"Haha, ih gak pa-pa Sehun Dara gak pa-pa kok beneran deh Sehun gk usah ngerasa bersalah gitu Adara gak pa-pa kok, gak sakit juga. Adara anggap itu kode kalo Sehun mau dicium sama Dara hihi" jawabnya santai seakan tamparan tempo hari itu bukan apa-apa.

Padahal Adara kesal setengah mati, bisa saja sebenarnya Adara membalasnya dengan hal serupa atau bahkan lebih Adara ini jago bela diri jangan salah, ia menguasai beberapa jurus taekwondo.

Namun karena Adara tidak mau menghancurkan rencana Adara tahan, ia tidak melakuan hal tersebut.

Adara tetap mempertahankan image cewek penggoda didepan Sehun.

"Lo gak marah Ra sama gue?" Sehun bertanya, cukup terkejut dengan respon Adara yang santai seperti itu.

Bahkan Sehun sendiri setelah melakukan itu langsung merasa bersalah pada Adara.

"Ih, Adara tuh gak bisa marah sama Sehun tahu, Dara kan cinta banget sama Sehun" Adara ingin muntah seketika saat kata-kata itu keluar dari bibirnya.

"Adara itu gak bisa benci sama Sehun, stock benci Dara tuh udah abis diambil sama Kania dam mama-nya, nah kalo ke Sehun Dara cuma bisa kasih cinta doang hehe" ujarnya sambil nyengir, memamerkan deretan gigi putihnya.

Tanpa sadar bibir Senin membentuk menekuk, membentuk setengah lingkaran. Laki-laki itu membalas cengiran Adara dengan senyuman.








TBC.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang