103

828 133 24
                                    

"Ra, kok makanannya gak dimakan?".

Adalah Yunho yang bertanya, sedari tadi Yunho perhatikan Adara tidak memakan makanannya, putrinya itu hanya mengaduk-aduk makannya tidak jelas. 

"I-iya ini Dara makan kok pa" katanya sambil menyuapkan nasi goreng buatan mami Sandara ke dalam mulutnya. 

"Nasi gorengnya gak enak ya sayang? Mami buatin lagi, ya?" tanya Sandara tidak enak.

Tadi, Adara minta dibuatkan nasi goreng seafood oleh mami tirinya itu sebagai santapan menu makan malam, tapi setelah dibuatkan Adara malah tidak memakannya.

Sandara jadi merasa bersalah kepada anak tirinya itu.

"EH-- enggak kok mi, nasi gorengnya enak kok" jawab Adara sambil tersenyum dan menyuap lagi. 

Adara tidak berbohong, nasi goreng buatan mami Sandara memang enak, hanya saja Adara sedang tidak selera untuk memakannya,pikirannya terus berkelana pada kejadian tadi sore di kostan Abian. 

Mungkin setelah ini hubungannya dengan Abian akan renggang atau bahkan mungkin berakhir Kalau Abian memutuskannya Adara tidak akan protes ia akan menerima dengan lapang dada, karena semau itu terjadi karena perbuatan Adara sendiri membuat Abian malu di depan teman-temannya.

"Dara kenyang, makan nya udahan" ucap Adara, lalu setelahnya Adara pergi. 

"Ra, kamu baru makan sedikit sayang" Sandara mencoba menahan Adara namun tidak dihiraukan. 

"Ra, kamu bisa sakit, makan nya abisin" kalau ini Sehun, dia khawatir mengenai keadaan Adara. 

Sehun hendak menyusul Adara namun suara Yunho mengitruski agar dirinya tetap diam di sana. 

"Udah Hun, biarin aja nanti". 

"Tapi om, Dara bisa sakit tadi pagi dia cuma sarapan roti di sekolah juga Dara gak makan apa-apa" terang Sehun pada Yunho.

"Iya, om tau nanti om yang bawain makanan Dara ke kamarnya kamu makan aja" jelas Yunho. 

Sehun pun menurut, dia kembali duduk dengan tenang dan melanjutkan makan malamnya. 

Alana yang duduk di samping Sehun lantas menoleh sebentar ke arah suaminya itu, raut kekhawatiran tercetak jelad di wajah sang suami. 

"Dera, sebenarnya adek kamu kenapa?" Yunho bertanya pada putranya. 

Sontak semua orang yang ada di sana semuanya langsung mengalihkan fokusnya pada Adera. 

Adera simpan sendok serta garpunya di piring, kemudian dia menatap papanya sebentar dan menghembuskan napas kasar.

"Jadi gini pa, tadi itu adek berantem sama Shiren dan juga Karin gimana ya--adeknya juga sih yang mancing-mancing" terang Adera mulai menjelaskan.

"Adara gak mungkin mancing-mancing kalo gak ada sebabnya, saya tau Adara gimana bang, Dara emang suka ribut sama orang gak pernah mau kalah tapi dia gak akan kaya gitu kalo gak ada sebabnya, Dara gak pernah mulai perkara kalaupun iya pasti ada sebab yang mendasari kenapa Adara berbuat kaya gitu" ungkap Sehun.

Perhatian pun beralih pada Adara, termasuk Kania yang masih berada di Mansion itu, tidak jadi diusir oleh Yunho dengan catatan Kania harus bersikap baik pada Adara.

Sekarang Kania sudah akur dengan Adara dan Kania juga sudah mau menerima Luhan dan bersedia menikah dengan lelaki itu.

"Aku paling sering ribut sama Adara om, dan seperti yang Sehun bilang kalo Dara gak mungkin ribut atau mancing keributan tanpa sebab" Kania menambahkan.

"Iya pa, Luhan juga sering kok dulu ribut sama Dara tapi sepanjang keributan Luhan sama Dara terjadi itu karena Luhan yang mulai" Luhan pun ikut bersuara.

"Cara Adara bersikap ke oranglain ya gimana cara oranglain bersikap ke Dara, kalo kita baik ke Dara dia bakal lebih baik ke kita kalo kita jahat Dara akan lebih jahat sama kita" Sehun menambahkan lagi.

Setelah mendengar kesaksian tentang Adara dari orang-orang terdekat bahkan Kania yang notabenya adalah musuh Adara paling utama juga ikut membelanya Yunho jadi berpikir, Adara memang bersalah mungkin pada Karin dan Shiren tapi ada sebab yang mendasari kenapa putrinya itu berbuat hal demikian.

"Cerita yang sebenarnya gimana Dera? Awalnya gimana?" Yunho bertanya lagi pada putranya.

"Cerita awalnya Dera gak tau persis kaya gimana karena waktu Karin sama Dara terlibat keributa juga Dera sama anak-anak yang lain termasuk Abian baru datang, mungkin Dara kesel Karin ada di kostan Abian?" Adera juga tidak tahu persis.

"Gara-gara itu doang bang? Masa bang Abi gak ngejelasin kenapa cewek yang namanya Karin itu ada di kostannya" Sehun bertanya.

"Ya, Abian Jelasin Dara juga paham terus tadi Karin sempet buatin kita cemilan terus Abian mau bantuin nah disitu adek marah lagi terus ngancem-ngancem putus. Sampe Dera yang turun biar adek gak marah lagi tapi ya namanya cewek kalo udah cemburu kan gitu" Adera menjelaskan. 

Adera sampai bingung sendiri bagaimana cara menjelaskan pada papanya karena memang berbelit-belit. 

"Si Karin-Karin itu caper gak sama kak Abi atau ada tingkah dia yang bikin Dara kesel gitu?" tanya Alana. 

"Iya Karin juga sama, caper mulu sama Abi". 

"Terus respon Abi nya gimana?" kalau ini Sandara yang bertanya. 

"Abi ya gak tanggepin entah dia gak tau kalo si Karin lagi caper atau sebenarnya Abi tau tapi dia mau ngehindar gak enak karena di depan anak-anak". 

"Ya kalo gitu Dara gak salah sepenuhnya salah dong kak" ujar Kania. 

Sehun pun mengangguk setuju dengan ucapan mantan kekasihnya itu. 

"Ya pantes aja Dara marah sampe nangis aku juga kalo ada diposisi Dara pasti kaya gitu kok" Alana juga membenarkan ucapan Kania. 

Adera menggaruk kepalanya, daritadi dia cerita gak sampai pada initinya kenapa Adara menangis, Adera bingung  gimana cara jelasinnya. 

"Pokoknya puncaknya itu pas pulang tadi pa, sempert debat dulu sebelum Dara telpon papa minta jemput, Dera nanya ke adek pulang mau dijemput pak  Ali atau pesen taksi online aja tapi adek maunya pulang sama Abi, padahal Abi udah duluan janji nganterin Karin kan mereka berangkat sama-sama gitu, maksud Dera biar gak ribet adek pulang sama Dera aja kan kita serumah" jelasnya panjang lebar.

"Iya, terus?" Yunho meminta Adera meneruskan ceritanya.

"Adek tetep gak mau pulang sama Dera dia maunya pulang sama Abi terus Shiren dia ngomelin adek".

"Siapa yang berani ngomelin Dara?!" Yunho mulai terpancing karena Yunho saja tidak pernah berani memarahi Adara sekalipun putrinya itu melakukan kesalahan.

"Bukan ngomelin benci pa, tapi---".

"Ya intinya adek kamu nangis karena mereka berdua kan?! Terus yang namanya Shiren juga lancang marahin Adara depan oranglain! bikin dia malu! terus adanya kamu sama Abian di sana itu apa fungsinya? Penonton?!".

"Pa sabar dulu--".

"Siapa nama lengkap Karin sama Shiren?" potong Yunho.

"Pa--".

"Jawab Adera!".

"Shiren Ayudia sama Karin Nurmala" mau tidak mau Adera beritahu nama lengkap kedua temannya itu.

Yunho mengangguk, bersidekap dada, "Karin Nurmala mahasiswa yang dapat keringanan uang SPP dan Shiren Ayudia yang dapat keringanan uang UKT" cetus Yunho.

"Papa mau ngapain?" tanya Adera curiga.

"Terserah Dara maunya papa ngapain" jawab Yunho santai.

Setelah mengatakan itu Yunho beranjak dari tempat duduknya sambil membawa makanan Adara yang hanya dimakan sedikit.

"Kalian terusin aja makan nya, papa mau ke kamar Dara dulu".

Kemudian Yunho pun pergi dari sana meninggalkan anggota keluarga yang diam dengan pikirannya masing-masing.









TBC.


ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang